Gerakan hidup sederhana pernah dimaklumatkan dalam surat edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi, ketika usia Kabinet Bekerja masih sebulan, pada November 2014.

Surat edaran itu dibuat dengan merujuk perintah Jokowi dalam sidang kedua kabinet, agar seluruh penyelenggara negara menempuh hidup sederhana.

Maka Fahri pun berkomentar, "Dulu katanya nggak boleh ngundang pejabat lebih dari 400. Ada katanya dulu revolusi mental, bikin pesta kecil-kecilan saja. Kalau sekarang itu kayak lebih, gitu loh." (detikNews, 7/11/2017)

Yuddy, sebagai pembuat edaran, yang kini sudah mantan Menteri PANRB, menganggap Jokowi tak melanggar aturan (Merdeka.com, 7/11/2017).

Menurutnya, SE Menpan RB No. 13 Tahun 2014 memaksudkan pesta yang menggunakan fasilitas umum seperti hotel dan gedung pertemuan.

Kalau pestanya di lingkungan sendiri, kata Yuddy, tidak bermasalah, asalkan, "... memperkenankan masyarakat sekitar untuk hadir juga memberikan kesempatan masyarakat setempat untuk turut merasakan kebahagiaan dari resepsi tersebut."

Pada 2015, saat Yuddy masih menjadi menteri, Wakil Gubernur Kepulauan Riau, Soerya Respationo, membatalkan resepsi pernikahan anaknya di hotel. Lalu Soerya memindahkan perhelatan ke gedung pertemuan di kompleks rumahnya dengan seizin warga. Soerya mengundang lebih dari 10.000 orang.

Jokowi menanggapi komentar untuk hajatan keluarganya, "Ya, relatif-lah yang namanya sederhana itu." (Tempo.co, 7/11/2017)

Alasannya, "Wong kita ini juga punya hajatannya di kampung, ya kan. Gedung juga gedung sendiri. Catering juga sendiri, panitia juga sendiri."