Batik dengan motif kekinian tampaknya bukanlah hal yang baru di Indonesia. Buktinya, hingga kini sudah banyak batik yang dibuat dari adaptasi budaya modern.
Salah satu yang baru saja meramaikan tren batik kekinian ialah Populo. Tak tanggung-tanggung, Populo baru saja kembali berkolaborasi dengan Disney untuk membuat
batik bertema Black Panther, film terbaru
keluaran Marvel yang akan rilis 14 Februari 2018.
Karakter Black Panther yang bersifat tegas, tajam, berjiwa pemimpin, sekaligus protektif jadi inspirasi rumah mode besutan Bai'i Soemarlono ini.
Ciri khas tersebut ditampilkan dalam motif batik gunungan yang identik dengan kekuatan alam dan perlindungan. Corak ini kemudian digoreskan ke atas bahan kulit dan katun drill. Bahan kulit dan katun drill juga dipilih karena bisa menampilkan kesan gagah dan kuat.
Dari jarak jauh, guratan batiknya mungkin tak terlalu tampak jelas, sebab pewarna yang dipakai memang sengaja dibuat mendekati warna kainnya yang didominasi hitam dan abu-abu. Namun, justru di sana lah letak keunikan batik ini.
"Kami membuat batik dengan gaya baru. Motif di sini dibuat tak terlalu tampak. Batik sendiri sudah indah karena buatan tangan," jelas Joseph Lim, sang direktur kreatif seperti dilansir
CNN Indonesia(9/2/2018).
Untuk diketahui, serupa dengan Joseph Lim, Ba'i Soemarlono pun telah lama dikenal sebagai sosok yang
anti-batik cetak (print). Ia hanya menggunakan teknik tulis dan cap, sebab menurutnya, proses pengerjaan batik dengan cara cetak akan mematikan teknik batik asli.
Bermain dengan batik yang sudah menjadi napas dari Populo sejak awal didirikan pada 1995 bukan berarti tanpa tantangan.
Menurut Joseph Lim, sang direktur kreatif, tantangan terbesar proyek ini adalah waktu. Sebab, ia dan tim rumah mode yang pernah menggarap batik bertema Star Wars itu hanya memiliki waktu beberapa hari saja untuk dapat merampungkan desain tersebut.
Ia juga mengaku bahwa karyanya kali ini juga sebagai bentuk usahanya meluaskan pasar batik.
"Saya mengajak para pengrajin untuk membuat terobosan supaya batik bisa merambah segmen pasar lain," kata desainer itu.
Tak heran jika batik Black Panther yang diproduksi di Yogyakarta ini pun akan dijual dengan harga di atas Rp2 juta.
Selain jaket, dilansir
Republika, Populo Batik pun mencoba menyematkan busana berpasangan seperti raja dan ratu kerajaan Wakanda.
Dalam busana ratu, terlihat gaun menjuntai panjang, sedangkan baju raja memiliki potongan panjang pula yang terinspirasi dari gaya berbusana di Wakanda, kota fiktif di Afrika yang menjadi latar cerita film arahan sutradara Ryan Coogler tersebut.
Tak hanya Populo, Disney Indonesia dengan Marvel juga mengajak lima perancang Tanah Air lainnya untuk berkolaborasi mengeluarkan koleksi Black Panther. Mereka adalah Matahari Department Store, JD.id, Monstore, Shop at Velvet, dan Canvas Living.
"Kami selalu mencari cara kreatif dan inovatif untuk menciptakan ikatan emosional dengan para penggemar kami," ujar Mochtar Sarman, Disney Consumer Products Director Disney Indonesia seperti dilansir
Sindonews.
"Bekerja sama dengan desainer-desainer lokal, kami ingin membawa kisah Black Panther dan karakter tercinta kami yang lain agar lebih dekat dengan penggemar melalui koleksi produk berkualitas dan keren sesuai selera dan preferensi masyarakat Indonesia."
Matahari Department Store meluncurkan
sekitar 22 model busana yang didominasi dengan model baju hangat dan kaus yang menampilkan logo dan gambar Black Panther dengan warna-warna monokrom seperti hitam dan abu-abu.
Sedangkan Monstore bermain dengan busana atasan perempuan dan lelaki dengan gaya kasual. Palet warna campuran abu-abu muda dan tua, putih dan perak pun dimainkan.
Lalu ada Shop At Velvet yang juga membuat koleksi batik berupa terusan dan atasan yang terinspirasi dari Nakita, tokoh dalam film yang diperankan oleh Lupita Nyong'o. Bedanya, rumah mode ini berkreasi dengan warna-warna yang lebih berani seperti merah, kuning dan hijau.