- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kenapa ya isi kepala antarteman bisa sama? Ini dia alasannya


TS
kangjati
Kenapa ya isi kepala antarteman bisa sama? Ini dia alasannya

Agan sista pasti punya sahabat yang sehati, sejiwa, sepikiran kan? 
Ternyata fenomena ini, menarik babang- babang peneliti di Amerika buat dijadiin penelitian.
Nih biar ga penasaran sama hasilnya langsung aja cek artikel di bawah ini. CEKIDOT!

Ternyata fenomena ini, menarik babang- babang peneliti di Amerika buat dijadiin penelitian.
Nih biar ga penasaran sama hasilnya langsung aja cek artikel di bawah ini. CEKIDOT!


Ilustrasi tiga sahabat. Ranta Images /Shutterstock
Quote:
Kata orang, burung sejenis terbang bersama. Demikian halnya teman sepikiran bercengkerama.
Hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal akademis Nature Communicationsmenemukan bahwa mereka mungkin dapat memprediksi persahabatan berdasarkan respons saraf. Sebab, teman cenderung bereaksi terhadap hal-hal dengan cara yang sama.
Penelitian yang dilakukan di laboratorium penelitian di Dartmouth College ini adalah yang pertama mencari hubungan antara aktivitas saraf orang-orang dalam jaringan sosial di dunia nyata, selagi menanggapi rangsangan yang juga nyata.
Dalam upaya memperluas penelitian sebelumnya yang mengeksplorasi bagaimana otak merespons saat Anda melihat seseorang yang Anda kenal dalam keadaan alami, percobaan ini berusaha untuk mengeksplorasi bagaimana fungsi otak dalam proses berteman dengan mengamati respons saraf di otak.
Untuk melakukan eksperimen tersebut, peneliti meminta peserta untuk melihat kumpulan video yang sama. Kemudian, para periset mengamati bagaimana video mempengaruhi otak melalui pemindaian fMRI dan membandingkan pemindaian satu sama lain. fMRI adalah metode non-invasif untuk mengukur kadar oksigenasi darah di otak, mengungkapkan tingkat aktivitasnya.
Sekitar 280 mahasiswa pascasarjana di Dartmouth berpartisipasi dalam penelitian ini. Para peneliti memperkirakan pengetahuan dan hubungan para peserta satu sama lain berdasarkan ikatan sosial yang dilaporkan.
Aktivitas saraf 42 mahasiswa tercatat dalam fMRI saat mereka menonton video dengan topik yang beragam mulai dari politik, sains, komedi dan musik. Setiap peserta menerima instruksi yang sama dan menonton video yang sama dalam urutan yang sama pula.
Setelah menyelesaikan tes, peneliti membandingkan pembacaan fMRI antar kelompok mahasiswa untuk menentukan apakah pasangan mahasiswa yang berteman memiliki aktivitas otak yang lebih mirip daripada mereka yang hanya sekadar kenal atau sama sekali tidak berteman.
Hasilnya menunjukkan sejumlah besar informasi kognitif yang sebelumnya tidak diketahui oleh komunitas ilmiah dan orang awam. Individu yang berteman cenderung memiliki respons saraf serupa terhadap video yang ditampilkan daripada mereka yang bukan teman.
Penulis utama studi Carolyn Parkinson, seorang rekan pascadoktoral formal di Dartmouth dan direktur Lab Computational Social Neuroscience di UCLA menjelaskan, "Respons saraf terhadap rangsangan natural yang dinamis, seperti video, dapat memberi akses mengintip proses pemikiran spontan yang tidak terbatas oleh manusia. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa teman memproses dunia di sekitar mereka dengan cara yang sangat mirip."
Kesamaan dalam aktivitas di dalam otak tersebar luas. Namun, paling jelas terlihat pada area otak yang berhubungan dengan emosi, perhatian, dan penalaran tingkat tinggi.
Temuan ini berlaku sama ketika para periset menyesuaikan eksperimen untuk mengendalikan faktor-faktor seperti usia, latar belakang etnis, dan apakah seseorang kidal atau tidak.
Menariknya, periset juga bisa menggunakan informasi dari pemindaian fMRI untuk memprediksi bukan hanya apakah dua orang berteman, tapi juga seberapa kuat hubungan pertemanan tersebut.
Studi ini bisa dikategorikan perkembangan besar di bidang psikologi sosial. Ini sekaligus memberi pemahaman mendalam tentang betapa pentingnya interaksi dengan orang lain dalam spesies kita.
Penulis studi senior Dr. Thalia Wheatley memperkuat hal ini, dengan memaparkan, "Kita adalah spesies sosial dan menjalani kehidupan terhubung dengan orang lain. Jika kita ingin memahami bagaimana otak manusia bekerja, maka kita perlu memahami bagaimana otak bekerja dalam kombinasi, bagaimana pikiran saling membentuk satu sama lain."
Sementara itu, studi lain yang dipublikasikan di Journal Of Personality and Social Psychology pada 2016 yang juga meneliti hubungan romantis mengungkapkan hasil serupa.
Dalam upaya melihat lebih kritis keberhasilan hubungan antar orang dengan sedikit kesamaan, periset dari Wellesley College dan University of Kansas menemukan bahwa hubungan yang paling berhasil terbentuk oleh individu-individu yang telah memiliki sejumlah kesamaan dasar sebelum bertemu.
Tingkat kesamaan antar dua individu dapat menentukan seberapa cepat sebuah hubungan berkembang.
Kesimpulannya, baik dilihat dari senyawa kimia otak, perilaku, atau keyakinan pribadi, kemungkinan sahabat-sahabat Anda sehati sepikiran dengan Anda.
Hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal akademis Nature Communicationsmenemukan bahwa mereka mungkin dapat memprediksi persahabatan berdasarkan respons saraf. Sebab, teman cenderung bereaksi terhadap hal-hal dengan cara yang sama.
Penelitian yang dilakukan di laboratorium penelitian di Dartmouth College ini adalah yang pertama mencari hubungan antara aktivitas saraf orang-orang dalam jaringan sosial di dunia nyata, selagi menanggapi rangsangan yang juga nyata.
Dalam upaya memperluas penelitian sebelumnya yang mengeksplorasi bagaimana otak merespons saat Anda melihat seseorang yang Anda kenal dalam keadaan alami, percobaan ini berusaha untuk mengeksplorasi bagaimana fungsi otak dalam proses berteman dengan mengamati respons saraf di otak.
Untuk melakukan eksperimen tersebut, peneliti meminta peserta untuk melihat kumpulan video yang sama. Kemudian, para periset mengamati bagaimana video mempengaruhi otak melalui pemindaian fMRI dan membandingkan pemindaian satu sama lain. fMRI adalah metode non-invasif untuk mengukur kadar oksigenasi darah di otak, mengungkapkan tingkat aktivitasnya.
Sekitar 280 mahasiswa pascasarjana di Dartmouth berpartisipasi dalam penelitian ini. Para peneliti memperkirakan pengetahuan dan hubungan para peserta satu sama lain berdasarkan ikatan sosial yang dilaporkan.
Aktivitas saraf 42 mahasiswa tercatat dalam fMRI saat mereka menonton video dengan topik yang beragam mulai dari politik, sains, komedi dan musik. Setiap peserta menerima instruksi yang sama dan menonton video yang sama dalam urutan yang sama pula.
Setelah menyelesaikan tes, peneliti membandingkan pembacaan fMRI antar kelompok mahasiswa untuk menentukan apakah pasangan mahasiswa yang berteman memiliki aktivitas otak yang lebih mirip daripada mereka yang hanya sekadar kenal atau sama sekali tidak berteman.
Hasilnya menunjukkan sejumlah besar informasi kognitif yang sebelumnya tidak diketahui oleh komunitas ilmiah dan orang awam. Individu yang berteman cenderung memiliki respons saraf serupa terhadap video yang ditampilkan daripada mereka yang bukan teman.
Penulis utama studi Carolyn Parkinson, seorang rekan pascadoktoral formal di Dartmouth dan direktur Lab Computational Social Neuroscience di UCLA menjelaskan, "Respons saraf terhadap rangsangan natural yang dinamis, seperti video, dapat memberi akses mengintip proses pemikiran spontan yang tidak terbatas oleh manusia. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa teman memproses dunia di sekitar mereka dengan cara yang sangat mirip."
Kesamaan dalam aktivitas di dalam otak tersebar luas. Namun, paling jelas terlihat pada area otak yang berhubungan dengan emosi, perhatian, dan penalaran tingkat tinggi.
Temuan ini berlaku sama ketika para periset menyesuaikan eksperimen untuk mengendalikan faktor-faktor seperti usia, latar belakang etnis, dan apakah seseorang kidal atau tidak.
Menariknya, periset juga bisa menggunakan informasi dari pemindaian fMRI untuk memprediksi bukan hanya apakah dua orang berteman, tapi juga seberapa kuat hubungan pertemanan tersebut.
Studi ini bisa dikategorikan perkembangan besar di bidang psikologi sosial. Ini sekaligus memberi pemahaman mendalam tentang betapa pentingnya interaksi dengan orang lain dalam spesies kita.
Penulis studi senior Dr. Thalia Wheatley memperkuat hal ini, dengan memaparkan, "Kita adalah spesies sosial dan menjalani kehidupan terhubung dengan orang lain. Jika kita ingin memahami bagaimana otak manusia bekerja, maka kita perlu memahami bagaimana otak bekerja dalam kombinasi, bagaimana pikiran saling membentuk satu sama lain."
Sementara itu, studi lain yang dipublikasikan di Journal Of Personality and Social Psychology pada 2016 yang juga meneliti hubungan romantis mengungkapkan hasil serupa.
Dalam upaya melihat lebih kritis keberhasilan hubungan antar orang dengan sedikit kesamaan, periset dari Wellesley College dan University of Kansas menemukan bahwa hubungan yang paling berhasil terbentuk oleh individu-individu yang telah memiliki sejumlah kesamaan dasar sebelum bertemu.
Tingkat kesamaan antar dua individu dapat menentukan seberapa cepat sebuah hubungan berkembang.
Kesimpulannya, baik dilihat dari senyawa kimia otak, perilaku, atau keyakinan pribadi, kemungkinan sahabat-sahabat Anda sehati sepikiran dengan Anda.
Terlepas dari kandungan kimia atau bagaimana cara otak bekerja,
Ya memang betul ya pepatah bilang mah "Kalau Jodoh Ga Kemana".
Begitu pula dengan sahabat yang selalu sejiwa, sehati dan sepikiran sama kita,
Ya memang betul ya pepatah bilang mah "Kalau Jodoh Ga Kemana".

Begitu pula dengan sahabat yang selalu sejiwa, sehati dan sepikiran sama kita,

Quote:
SEMOGA INFORMASI INI BEFAEDAH BUAT HIDUP AGAN DAN SITAAHHH


Quote:


Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh

Quote:
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan 

Benarkah kentut dapat membakar kalori?
Pemanasan global kuak artefak kuno di Norwegia
Walau bertubuh besar, gajah ternyata takut lebah
Selamat datang gerhana bulan, Selamat tinggal mitos
Penelitian Musik Sebagai Bahasa yang Universal
Tabib bertangan ajaib di kaki pegunungan Arfak
Rahasia Mengapa Nyamuk Sulit Ditepok
Pertama kalinya! Ilmuwan Tiongkok Berhasil Mencloning Monyet
Gunung Puntang, Si Penghasil Kopi Terbaik Dunia
Agan sista harus siap- siap, Catat tanggal penampakan Gerhana bulan akhir bulan ini
Cara Reza Rahardian menjelma jadi benyamin sueb
ini dia para kandidat yang dijagokan menjadi pemenang oscar
Berikut tip mengecek keamanan bangunan pasca-gempa
Arkeolog berhasil merekonstruksi wajah perempuan zaman purba
Ternyata, Jongkok Itu Berfaedah

0
2.1K
Kutip
21
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan