Bagi sebagian orang,iPhone X (ten) merupakan ponsel mahal dan mewah karena butuh belasan juta rupiah untuk memilikinya. Bahkan tak lama setelah peluncuran, di pasar gelap, beberapa orang berani menjual iPhone X dengan harga lebih fantastis.

Faktanya, sejumlah stok iPhone X di sejumlah negara mulai menurun --bahkan habis kendati harganya relatif mahal. Lantas apa jadinya jika iPhone X dihargai ratusan juta rupiah, akan tetap laku atau tidak?

GSMarena, Senin (20/11/2017) melansir iPhone X termahal di dunia. Perusahaan aksesori asal Rusia, Caviar, memberinya nama iPhone X Imperial Crown dan diberi lapisan emas serta lebih dari 300 batu mulia terukir di sasis ponsel ini.

Sedangkan di panel belakang, ponsel ini memiliki sekitar 344 berlian beraneka ukuran dan 14 batu rubi besar, serta sebuah plakat elang berkepala dua dari emas yang menambah kesan mewah ponsel tersebut.

Spesifikasi teknis dan perangkat lunak ponsel tak berbeda dengan iPhone X konvensional. iPhone X Imperial Crown berukuran 5,8 inci dengan layar Super Retina. Ada pula cip A11 Bionic, konfigurasi kamera ganda, pemindai wajah Face ID, animoji, dan lainnya.

Caviar sudah lama dikenal rajin melapisi gawai ternama dan terbaru dengan logam mulia. Pada masa lalu, mereka merilis Nokia 3310 edisi khusus yang diberi nama Supremo Putin sebagai bentuk penghormatan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

Bicara soal harga, Caviar membungkus iPhone X Imperial Crown dengan harga yang sangat fantastis dibanding harga orisinil.

Gizbot (21/11) menyebutkan varian berkapasitas 64GB dibanderol harga 2,4 juta rubel (Rp546 juta) atau sedikit lebih mahal dari harga mobil Toyota All New Fortuner 2.4 VRZ (h/t Blibli.com).

Tentu saja iPhone X bungkusan Caviar bukan untuk kalangan umum. Dengan desain yang elegan dan mewah serta harga yang sangat mahal itu, Caviar menyasar segmen orang kelas atas atau para kolektor.

Di sisi lain, wacana kehadiran iPhone X di Indonesia semakin santer. Menurut MakeMac (21/11), ponsel terbaru Apple tersebut bakal dijual di Tanah Air pada awal tahun depan, paling cepat pada Januari 2018.

Meski demikian, sumber yang tak disebut namanya tersebut enggan membeberkan tanggal penjualan perdana dan harga iPhone X di Indonesia.

Sebagai perbandingan, di Amerika Serikat (AS), iPhone X kapasitas 64GB dibanderol harga mulai dari 999 dolar AS (Rp13,5 juta). Sedangkan varian berkapasitas 256GB dibanderol harga 1.148 dolar AS (Rp15,5 juta).

Jika bocoran ini benar, iPhone X akan menjadi seri iPhone yang paling cepat hadir di Indonesia terhitung sejak peluncuran resminya di AS.

Tudingan Miring

Di luar urusan harga, Apple sedang berhadapan dengan tudingan miring praktik kerja ilegal. Meski demikian, tudingan ini ditujukan pada pemasok Apple --Foxconn.

Perusahaan asal Tiongkok itu, menurut penyelidikan Financial Times(berbayar), mempekerjakan anak magang selama 11 jam per hari untuk menggenjot produksi iPhone X. Kerja lembur dilakukan karena Apple kesulitan memenuhi target produksi.

Hon Hai Precision Industry, nama resmi Foxconn --pemasok terbesar Apple di Asia, mempekerjakan sekitar 3.000 siswa magang dari Zhengzhou Urban Rail Transit School, Tiongkok. Enam orang di antaranya mengaku bekerja 11 jam per hari di pabrik Foxconn di kota Zhengzhou.

Menurut Quartz, tak diketahui berapa hari mereka menjalani durasi kerja seperti itu. Namun UU tenaga kerja Tiongkok melarang siswa magang untuk bekerja lebih dari 40 jam per minggu.

Sementara para siswa yang berumur 17-19 tahun itu mengaku "dipaksa" menyelesaikan masa magang selama tiga bulan sebagai syarat lulus. "Tugas kami tidak berhubungan dengan bidang studi kami," kata siswi bernama Yang, 18 tahun, yang meminta nama depannya dirahasiakan.

Perwakilan Apple mengatakan laporan investigatif itu tidak akurat dan para siswa sukarela menjalani program magang. Selain itu, katanya, Foxconn hanya mempekerjakan segelintir siswa magang.

Foxconn pun menegaskan pernyataan Apple kepada Financial Times. "Seluruh pekerjaan (yang dilakukan siswa magang) bersifat sukarela dan diganjar dengan pantas. Bila para siswa magang bekerja lembur sama saja melanggar kebijakan kami."