Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK
[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK


[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK


[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK


Sebelumnya ane Mohon izin kepada para sesepuh di Forum SFTH, ane mau sharing cerita fiksi yang ane dapet dari wangsit di alam mimpi semalem berhubung kisah hidup ane nggak menarik buat di share jadi ane share cerita fiksi. 
ane mohon maaf juga bila ada kata-kata yang tidak berkenan di hati agan-agan yang baik dan penulisan yang berantakan karena ini pertama kalinya ane menulis wangsit yang ane terima ke dalam sebuah karya tulis.
Spoiler for Sinopsis:



Spoiler for INDEX:


Spoiler for Penampakan:



Mohon Commentnya ya gan, biar ane semangat Update wangsit nya emoticon-Blue Guy Peace
emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace

Ane mau ngucapin terima kasih banyak buat Agan-agan yang baik hati yang udah ngasih Cendol Manis, Semoga Rezeki Agan-agan yang baik hati semakin Berlimpah ......emoticon-thumbsup emoticon-Salaman emoticon-Smilie emoticon-Smilie emoticon-Smilie
[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK
[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK

Akhirnya kisah ini selesai dengan meninggalkan banyak misteri yang belum terkuak, untuk itu nantikan kisah selanjutnya di novel lanjutan cerita ini
Spoiler for Sudah Terbit:


Follow Instagram Martincorp_Official di : Martincorp69

Kunjungi juga Wattpad ane di Link : PACARKU KUNTILANAK
Polling
0 suara
Siapakh Karakter Favorit Agan ?
Diubah oleh Martincorp 09-01-2020 05:25
habibhiev
aji601602662
dukronisirya115
dukronisirya115 dan 260 lainnya memberi reputasi
247
588.8K
2.3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#1079
BAGIAN 50
MEMBANGUN KEHIDUPAN BARU
part 2


Asnawi pergi keluar kamar kost, sementara Merry kembali ke tempat tidurnya. Suasana diluar masih sangat sepi dan langit tampak gelap. Asnawi langsung meluncur menuju kosannya dengan motor Mio bututnya. Sepanjang jalan yang sepi, dia terpikir terus tentang kejadian semalam bersama Merry. Sungguh sangat bahagia hati Asnawi ketika dirinya dilayani Merry dengan penuh kasih sayang dan perhatian. Dia merasa sangat terpuaskan akan hasrat birahinya, mungkin karena Merry yang berprofesi sebagai pemuas nafsu birahi, maka dia sangat ekspert dalam hal memuaskan birahi Asnawi apalagi ditambah dengan semburan rasa cinta dan sayang dari Merry yang makin melipat gandakan kepuasan Asnawi. Kini dia berpikir kalo hatinya sudah terbagi menjadi 5 bagian. Dia tidak habis pikir, kenapa hal itu bisa terjadi begitu saja pada dirinya. Hayati, Cascade, Bi Asih, Syarifah dan Merry, semuanya telah membuat dirinya masuk kedalam kebimbangan yang luar biasa. Seandainya Hayati itu manusia, pasti dirinya akan langsung menikahinya dan menjadikannya permaisuri, kemudian langsung memborong semua cewek lainnya yang mengambil hatinya sekaligus sebagai selir. Memang terdengar sangat jahat, namun setidaknya Cascade dan Bi Asih sudah bersedia untuk dibagi cintanya bersama Hayati, sementara Syarifah masih malu malu untuk mengungkapkannya dan Merry, memang cukup rumit, dia ingin berhubungan sebagai kakak adik namun rasa pacar. Hal itu membuat Asnawi semakin bimbang.

Selintas Asnawi bergidik ketika membayangkan kalau Hayati tahu akan hubungannya sama Merry semalam. Pasti Hayati akan langsung mengeluarkan pedang tusuk perjakanya dan mencincang dirinya sampai habis. Mengingat hal itu, Asnawi mempercepat laju motornya untuk segera sampai ke kosan dan tidak membuat Hayati curiga. Setelah 15 menit di perjalanan, akhirnya Asnawi sampai ke kosan. Dia segera masuk ke kamarnya dengan berlari. Suasana kost sangat sepi dan masih gelap. Asnawi membuka pintu kamar, dan ternyata kamar dalam keadaan kosong. Hayati tidak berada dikamarnya.

“huhhh!!! Untung aja kunti cantikku nggak ada disini...hmmm mungkin dia lagi nginep di kamar Utami...gue mesti cepet cepet mandi besar nih biar dia nggak curiga” kata Asnawi dengan menghela napas panjangnya. Dia merasa lega dengan keadaan itu. Asnawi kemudian segera bergegas kekamar mandi unuk mandi besar.

Setelah selesai mandi, Asnawi kembali masuk ke kamarnya, tiba tiba Hayati muncul dari dinding kamar dan langsung memeluk erat Asnawi.

“mas ku....hiks...mas..hiks”

“aduh...aduh...kenapa sayangku, kamu ujug ujug nangis sama meluk aku?”

“aku kangen mas ku....muaahhh!!” Hayati mendium bibir Asnawi.

“yaelah....baru ditinggal kemaren pagi aja udah kangen heheheh...lagian semalem kamu kemana?”

“ihhh!! Mas jahat!...beneran mas ku..aku kangen banget....semalem aku nginep di kamar Utami mas”

“oohh hehehehe....iya maaf atuh hehe.....aku juga kangen sama kamu kunti cantikku..muaaaah!” Asnawi kembali mencium bibir Hayati.

“hihihihihi....mas genit deh...oh iya ada yang mau aku ceritain nih”

“wah...cerita apa nih...aku juga sama punya cerita buat kamu...yuk duduk di kasur”

Akhirnya mereka duduk berhadapan diatas kasur. Sesi cerita diawali oleh Hayati terlebih dahulu yang menceritakan peristiwa yang terjadi di rumah Ratih. Asnawi tampak kaget dan tidak percaya dengan apa yang diceritakan Hayati. Dia sama sekali tidak menyangka kalau Hayati bisa berubah menjadi monster yang sangat mengerikan. Terlebih lagi, Asnawi pernah melihat wujud mengerikan Hayati ketika bertarung sama Cascade. Asnawi tampak memeluk erat Hayati dan mengelus kepalanya. Dia tampak prihatin dengan apa yang dialami Hayati.

Setelah Hayati tenang dan menghentikan isak tangisnya, giliran Asnawi yang bercerita kepada Hayati tentang hasil penerawangan Cascade terhadap dirinya. Dia menceritakan kalau lokasi jasad Hayati sudah ditemukan. Hayati tampak kaget mendengar kabar itu. Dia seperti trauma ketika mendengar cerita Asnawi tentang detil lokasi tempat dibunuhnya Hayati. Asnawi mangajak Hayati untuk pergi ke Sumadra tempat dibunuhnya Hayati, namun Hayati seperti tidak mau dan masih trauma berat dengan tempat itu. Akhirnya Asnawi menunda rencananya itu dan menunggu Hayati siap.

Setelah bercerita, Hayati kemudian mulai membuka kulkas dan mengambil beberapa potong daging, kemudian kembali duduk diatas kasur dan memakannya. Sementara Asnawi tampak berbaring diatas kasur. Asnawi membelai punggung Hayati yang tengah makan daging.

“mas...apa mas udah nemuin Merry?”

“udah kunti cantikku sayang.....kemarin aku ketemu sama dia...aku langsung minta maaf dan dia pun sama minta maaf sama aku...akhirnya kita saling maaf maafan”

“syukurlah kalo gitu mas..terus mas nawarin mau ngerubah hidup dia?”

“iya dong sayang...aku udah minta Cascade buat nerima Merry sebagai salah satu pegawainya di perusahaan Mommy nya...terus aku juga udah nyuruh Merry hidup sederhana dan mau menjual mobilnya”

“apa dia nyatain cinta ke mas?”

“lho kok kamu nanya gitu?...yah enggak lah Hayati...dia tetep konsisten jadi adek aku”

“oohh hehehehe...aku cuman kepo mas, aku takut mas direbut dariku”

“ya enggak dong sayang....kamu udah terpatri di hatiku”

“ihhhh mas gombal deh hehehe”

Hayati tampak tersipu malu dan kegeeran ketika dipuji Asnawi. Setelah menghabiskan dagingnya,Hayati kemudian membersihkan piring dan kembali ikut berbaring di sebelah Asnawi.

“Hayati...apa nanti siang mau ikut dengan ku...aku mau ketemuan sama Merry...aku mau membangun kehidupan baru buat dia”

“errr......ayo mas aku ikut...mau ketemuan dimana?”

“di kampus”

“waduh...kenapa harus di kampus mas?...gimana kalo temen temen mas pada ngegodain aku lagi kaya dulu..bisa bisa rusuh tuh kampus”

“iya juga yah.....kenapa sih kamu cantik banget? Jadi selalu bikin rusuh orang ”

“ihhhh! Udah takdir kali mas...hihhhihihi”

Asnawi terdiam dan bingung dengan apa yang diceritakan Hayati. Memang benar, pasti akan terjadi kerusuhan apabila Hayati ikut dirinya ke kampus. Hayati mulai menggoda Asnawi. Dia mulai menciumi leher Asnawi dan menempelkan baik ke tubuh Asnawi. Asnawi mulai kegerahan dengan aksi genit Hayati. Dia sangat lelah karena semalaman harus tempur sama Merry. Dia sudah tidak sanggup untuk melayani Hayati sekarang. Tiba tiba smartphone Asnawi yang disimpan diatas meja belajar berbunyi. Asnawi langsung beranjak dari kasur dan pergi menuju meja untuk mengangkat telepon. Ternyata itu telepon dari Syarifah.

“assalamualaikum....!”

“waalaikum salam Aa....”

“eh ceuceu....apa kabar...ada apa nih pagi pagi udah nelepon?”

“alhamdulillah A sehat...ini, aku mau nanya kalo teh Hayati ada A?”

“ada...emang mau apa ke Hayati”

“anu....aku mau teh Hayati ngajarin aku hari ini, privat gitu A...”

“hmmmmmm...okeh....Hayati siap kapanpun juga, mau jam berapa dateng ke tempat kamu?..eh....mau dimana tempat les privat nya”

“eeuuuhhh...jam 11 aja deh a....di tempat Casey aja deh a...biar bagus hehehe”

“aduh jangan disono atuh...dirumah kamu aja deh”

“nggak bisa a......di rumah aku banyak orang, nanti aku nggak konsen belajarnya...kalo dirumah Casey kan sepi...jadi aku bisa konsen..terus ada Bi Asih yang selalu nyediain makanan yang banyak...kan teh Hayati orangnya rewog (Rakus) hehehehehe”

“hmmm...oke deh, nanti sebelum ke kampus aku anterin Hayati dulu ke rumah Casey yah”

“okeh aa.......ditunggu jam 11 yah pacar gelap kesayanganku”

“hehehehe..iya iya..ceu asalamualikum”

“waalaikum salam ....say...”

Asnawi langsung menutup teleponnya. Dia merasa terusik ketika Syarifah memanggilnya sayang. Dia hampir saja membalas menyebut Syarifah ‘sayang’. Hal ini bisa sangat berbahaya karena Hayati berada dikamar dan dia pasti mendengarnya.

“telepon dari siapa mas ku?”

“eehhh ...anu...dari Syarifah....dia ingin kamu ngajar les privat dia hari ini jam 11”

“Oalah...kok ngedadak banget sih....hmmm...jadi deg degan nih, aku mau kerja lagi hehe,,,kerjaan manusia bukan setan”

“kamu siap nggak kerja hari ini”

“siap dong mas ku....hehehe”

“okeh...bentar lagi aku anterin kamu yah ke rumah Cascade...dia mau belajarnya disana”

“siyap mas ku”

Hayati langsung bergegas. Dia membuka lemari dan menyiapkan baju yang akan dipakai untuk pergi ke rumah Cascade. Asnawi ikut memilihkan baju yang matching. Hayati sangat senang, untuk pertama kalinya dia akan bekerja dan dia juga senang karena akan bertemu dangan Syarifah. Hayati dan Syarifah sudah sangat akrab walaupun baru kenal.

Hayati akhirnya selesai berdandan, Asnawi tampak terpukau dengan tampilan cantik Hayati. Ketika jam menunjukkan pukul 10, Asnawi langsung mengajak Hayati pergi dengan motornya. Mereka pun akhirnya pergi. Jalanan cukup padat, namun Asnawi dengan sangat udah menyusuri kemacetan launlintas dengan meliuk liukan motornya di tengah antrian mobil yang tersendat. Akhirnya setelah setengah jam perjalanan, Asnawi dan Hayati sampai di rumah Cascade. Mereka langsung disambut oleh Bi Asih dan langsung disediakan makanan. Bi Asih sudah tahu kalau Hayati suka makanan daging, jadi dia sudah menyiapkan beef steak yang banyak. Tak lama berselang,Syarifah pun datang ke rumah Cascade. Tampak Syarifah menyapa hangat Hayati dengan saling cipika cipiki dan bersalaman dengan Asnawi. Cascade saat itu sedang tidak ada di rumah, dia sedang pergi ke kampus. Setelah Hayati dan Syarifah sudah nyaman dengan ruangan untuk belajar, Asnawi berpamitan kepada mereka untuk pergi ke kampus. Hayati menitipkan salamnya untuk Merry dan minta maaf kepada Merry karena tidak bisa ketemuan. Asnawi pun pergi meninggalkan Hayati di rumah Cascade. Dia pergi ke kampus.

Asnawi telah sampai ke kampus, dia memarkirkan motornya di tempat parkir basement gedung jurusan design. Dia berencana bertemu Merry di perpustakaan jurusan design. Asnawi berjalan menuju gedung 4 lantai itu dan dia langsung menaiki tangga ke lantai 3. Suasana di lantai 3 sangat sepi, karena kegiatan perkuliahan belum dimulai. Dia berjalan menyusuri sebuah lorong yang agak gelap. Disamping kanan dan kiri lorong terdapat banyak pintu menuju ruang kelas. Ruang perpustakaan berada di ujung lorong. Akhirnya Asnawi sampai ke perpustakaan, dia langsung menelusuri rak rak buku yang tinggi dan berjejer rapi. Ketika melewati rak ke 3, dia melihat Merry di antara rak 3 dan 4 yang sedang sibuk memilih buku. Asnawi langsung menghampirinya.

“ehemm...!!..lagi nyari buku apa Dinda?”

“eeehhh...Kanda, ngagetin aja”

“maaf hehehe...udah lama nungguin?”

“enggak Kanda, baru setengah jam lah”

“wah itu mah cukup lama euy”

“lama mah kalo nunggu seharian.......baru itu lama”

“ eh genk kamu pada kemana nih, kok sepi?”

“mereka udah pada pulang Kanda, setengah jam yang lalu...mereka mau ke rumah Casey”

“waduh......ke rumah Cascade?...aku tadi baru nganterin Hayati kesana”

“emang kenapa Hayati dianterin ke rumah Casey?”

“dia mau ngajar les privat sama Syarifah....sepupunya Cascade”

“les privat apa Kanda?”

“kedokteran Dinda.....dia kan mantan dokter KOAS”

“ohh..kenapa nggak diterusin?....sayang banget dong Kanda”

“yaaahhh......dia nggak ada biaya .... sama kaya kamu Dinda, bapaknya Hayati bangkrut dan meninggal.. dia jatuh miskin, ibunya nelantarin dia ....dia kepaksa kerja serabutan..sampe akhirnya ketemu sama aku”

“duh!!..huft..huft...kok sedih banget Kanda...ceitain dong!”

“hayu ............... kita ngobrolnya sambil duduk”

Asnawi dan Merry duduk di bangku yang tersedia di pinggir ruangan. Merry tampak membawa beberapa buku yang cukup tebal. Asnawi mulai bercerita tentang Hayati kepada Merry. Kisah Hayati karangan Asnawi sangat menyedihkan sehingga Merry beberapa kali terisak. Merry menjadi sangat iba kepada Hayati dan dia berjanji kepada Asnawi kalau dirinya tidak akan merebut Asnawi dari Hayati. Asnawi sesekali menghapus air mata yang membasahi pipi Merry. Perbincangan itu menjadi sangat panjang dan mendalam sampai akhirnya dua jam berlalu begitu saja. Asnawi sadar kalau niat dirinya bertemu dengan Merry adalah untuk membangun kembali kehidupan Merry, bukan untuk mengobrol. Untuk itu Asnawi segera mengajak pergi Merry dari perpustakaan. Mereka berjalan menuju tempat parkir mobil dimana mobil Merry terparkir. Asnawi mengajak Merry pergi dengan menumpang mobilnya. Mereka berdua langsung masuk kedalam mobil, Merry yang mengemudikan mobil sementara asanwi duduk di sampingnya.

“Kanda....kita mau pergi kemana?”

“aku mau ngajak kamu buat ngejual mobil ini dan memebangun kembali hidupmu menjadi baik..apa kamu keberatan Dinda?”

“emmm...enggak Kanda, aku setuju sama kamu....yang penting buatku sekarang ...aku bisa keluar dari kegelapan dan kembali hidup normal ... sama menjadi adik yang baik buat Kanda ku sayang”

“oke sekarang kita ke showroom buat jual mobil ini, terus kita lunasin cicilan mobil ini ke leasing, abis itu aku beli motor buat kendaraan kamu sehari hari, terus kalo ada sisa...kamu tabungin yah uangnya”

“oke siap Kandaku sayang”

Merry pun melaju cukup kencang menembus jalanan kota Bandung yang kala itu sedang lancar. Pertama mereka pergi ke showroom untuk menjual mobil, setelah proses tawar menawar yang alot, akhirnya Asnawi berhasil menjual mobil Merry dengan harga yang sesuai yaitu 150 juta. Merry tampak senang dengan hasil penjualannya itu. Kemudian mereka pergi ke kantor leasing untuk melunasi utang cicilan mobil Merry sebesar 50 juta dan mengambil BPKB mobil untuk diserahkan kembali ke pihak showroom.

Asnawi mengajak Merry ke dealer motor untuk membelikan Merry sebuah sepeda motor matic. Dia memilihkan motor Yamaha Nmax untuk dipergunakan Merry sehari hari seharga 25 juta. Merry langsung mengambil motor barunya itu dan mencobanya di lahan parkir dealer. Tampak ekspersi Merry yang was was dan Asnawi menertawakannya. Merry masih memiliki uang sisa sebesar 75 juta dari hasil penjualan mobilnya, Asnawi menyuruh Merry untuk menyimpan uang itu di bank.

Pada sore hari sekitar pukul 4 sore, Merry membonceng Asnawi untuk kembali ke kampus. Dia mangantarkan Asnawi ke motornya yang disimpan di tempat parkir yang berada di basement gedung jurusan design. Mereka berpisah kala itu dengan saling beciuman bibir kembali. Setelah itu Merry langsung tancap gas untuk pulang ke kosannya, sementara Asnawi pergi ke rumah Cascade untuk menjemput Hayati pulang.


................................................


LANCROTKAN MARTINEZ JANGAN KASIH KENDOOORRRRR emoticon-Bettyemoticon-Betty

HOHOHO TIDAK SEMUDAH ITU ALEJANDRO emoticon-Hansip
OkkyVanessaM
rijalbegundal
symoel08
symoel08 dan 29 lainnya memberi reputasi
30
Tutup