MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK







Sebelumnya ane Mohon izin kepada para sesepuh di Forum SFTH, ane mau sharing cerita fiksi yang ane dapet dari wangsit di alam mimpi semalem berhubung kisah hidup ane nggak menarik buat di share jadi ane share cerita fiksi. 
ane mohon maaf juga bila ada kata-kata yang tidak berkenan di hati agan-agan yang baik dan penulisan yang berantakan karena ini pertama kalinya ane menulis wangsit yang ane terima ke dalam sebuah karya tulis.
Spoiler for Sinopsis:



Spoiler for INDEX:


Spoiler for Penampakan:



Mohon Commentnya ya gan, biar ane semangat Update wangsit nya emoticon-Blue Guy Peace
emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace

Ane mau ngucapin terima kasih banyak buat Agan-agan yang baik hati yang udah ngasih Cendol Manis, Semoga Rezeki Agan-agan yang baik hati semakin Berlimpah ......emoticon-thumbsup emoticon-Salaman emoticon-Smilie emoticon-Smilie emoticon-Smilie



Akhirnya kisah ini selesai dengan meninggalkan banyak misteri yang belum terkuak, untuk itu nantikan kisah selanjutnya di novel lanjutan cerita ini
Spoiler for Sudah Terbit:


Follow Instagram Martincorp_Official di : Martincorp69

Kunjungi juga Wattpad ane di Link : PACARKU KUNTILANAK
Polling
0 suara
Siapakh Karakter Favorit Agan ?
Diubah oleh Martincorp 09-01-2020 05:25
habibhiev
aji601602662
dukronisirya115
dukronisirya115 dan 260 lainnya memberi reputasi
247
588.6K
2.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#318
BAGIAN 29
PERANG BUMBU SATE


Setelah kuliah sore selesai, Asnawi kemudian langsung pulang ke kosan. Tidak lupa sebelum sampai ke kosan, dia membeli dulu sate ke Abang sate sebanyak 3 porsi, 2 porsi untuk Hayati dan 1 porsi untuk dirinya. Begitu sampai di kosan, dia melihat Hayati yang sedang melipat baju Asnawi sambil bersenandung.

“Sore Kunti cantikku......”

“Sore Mas NawiKu....eh mas bawa apa tuh?”

“biasa nih.....sate buat kamu..hehe...ngomong-ngomong kamu lagi ngapain?”

“aseeeekkkkk......makasih banget mas Ku, oh iya aku lagi ngeberesin baju kamu mas, abisnya berantakan banget lemari mas”

“kamu rajin banget Hayati....makasih sangat yah sayang....” kata Asnawi sambil mencium kening Hayati. Asnawi kemudian membantu Hayati melipat baju agar cepat selesai dan mereka mulai bisa makan. Sembari melipat baju, Asnawi memberitahu Hayati kalu dirinya akan mengajak Hayati ke acara Dies Natalies kampus pada malam minggu besok.

“Hayati, besok malem aku mau ngajakin kamu ke acara di kampusku....kamu mau kan?”

“mmmm......boleh mas, acara apaan mas?”

“yaahhh...acara Dies Natalies, tapi ini mah acara yang nggak resminya, sekalian besok aku juga mau ngenalin kamu ke mantan aku”

“hah..mantan?? maksdunya mantan mas yang ada di foto dalem dompet mas itu??......duh mas kok aku jadi ngedadak takut yah”

“iya betul sayang......gausah takut kunti cantikku.....dia orangnya baik kok, nggak bakalan gigit apalagi nyakar..hehe”

“ihhhh mas, bukan itu maksudku !!!.....aku minder sama mantan mas...dia cantik banget udah itu Londo lagi....apa dia emang orang Belanda mas?”

“ bukan Belanda sayang, dia orang Cimahi-Amerika dan kamu gausah minder.........wajahmu lebih cantik dari dia kok....yaahhh walaupun kamu nggak pernah mandi sih ....hahahahaha”

“iiihhhh.....mas ku ini,......aku bukannya ngga pernah mandi tapi nggak perlu, kan aku selalu bersih dan wangi” kata Hayati yang tersipu malu sambil mencubit pipi Asnawi. “awww....sakit nih!!” kata Asnawi sambil mengelus pipinya sendiri. “hihihih...abis nya mas tuh ngeggemesin banget” kata Hayati yang kembali melakukan aksi cubit pipi Asnawi.

“ mas...nama mantan mas siapa?” tanya Hayati yang pura-pura tidak tahu.

“namanya Cascade......lengkapnya Cascade William Gardner, dia lahir dan besar di Amerika sampe kira-kira umur 14 tahun sebelum akhirnya pindah ke sini”

“oooohhh gitu mas.....terus kenapa dia pindah ke Indonesia? Kan enakan hidup disana mas?”

“itu karna bapakknya udah meninggal, jadi ibunya Cascade mutusin buat pulang dan berkarier disini”

“maafin aku mas, aku prihatin denger bapakknya Cascade udah meninggal”

“Gapapa kok Hayati....”

Akhirnya sesi melipat baju pun selesai, Hayati mulai mengangkut tumpukan baju yang sudah dilipat ke dalam lemari dan menyusunnya dengan rapi, sementara Asnawi kembali mengeluarkan catatannya tentang persiapan yang akan dilakukan untuk mendandani Hayati.

“Hayati, besok aku mau beli kosmetik.....aku mau ngedandanin kamu, biar makin perfect”

“emang mas bisa dandanin aku??....iiiihh mas ku sayang ini ternyata seorang banci salon yah hihihihihih”

“hmmmmm sembarangan...,emangnya Eike cowok apaan” kata Asnawi yang berlagak seperti banci salon dengan gerakan melambainya.

“hahahahaha..........mas ku lucu banget”

“dulu aku sama Teteh, sering banget maen di rumah Bibi yang kebetulan punya salon, yah jadi aku sama Teteh ikut belajar merias orang, bahkan aku juga sering ngebantuin Bibi untuk merias orang ketika lagi banyak order nikahan.....kan lumayan dapet uang buat jajan hehehe”

Hayati kemudian duduk di sebelah Asnawi dan membaca apa yang ditulis Asnawi di dalam catatanya. Hayati melihat sekitar 10 jenis make up yang akan di beli, terus ada juga daftar mobil yang akan di pakai Asnawi untuk menghadiri acara.

“mas, kok ada daftar mobil segala?......mas mau beli mobil juga”

“enggak dong sayang, masa aku beli mobil......aku mau nyewa aja buat besok doang, kan biar bagus dong, masa pacarku yang super cantik ini dateng ke acara naek motor butut aku....hehehe”

“iihhhhhhhhhhh mas gombal mulu deh....hihihih” kata Hayati yang mendadak salah tingkah.

Setelah selesai dengan catatannya, Asnawi kemudian mengambil bungkusan sate yang ada di meja, Hayati kemudian menyiapkan piring dan mulai membuka bungkusan sate itu dan menyajikannya. Hayati makan sete dengan lahap dan penuh semangat. Dia seakan-akan tidak mengunyah daging itu melainkan langsung menelannya bulat-bulat. Hal itu membuat Asnawi kagum. Asnawi memandangi Hayati yang sedang makan, dia tampak tersenyum melihat cara makan Hayati yang seperti anak kecil dengan bumbu sate yang belepotan di bibir dan pipinya.

“kenapa mas liat-liat aku terus...?”

“engggakk..... kamu lucu kalo lagi makan, kaya orang yang lagi kerasukan setan hehehe”

“hehehe....abis enak banget dagingnya”

Asnawi kemudian memberikan setengah porsi sate miliknya kepada Hayati yang sepertinya masih kelaparan. Hayati sangat senang dengan apa yang dilakukan Asnawi. Makan malam pun berakhir, Asnawi memperhatikan tingkah laku Hayati yang menjilati jari-jarinya yang dipenuhi dengan bumbu sate. Melihat kondisi wajah Hayati yang penuh belepotan dengan bumbu sate, Asnawi pun tertawa terbahak-bahak.

“mas....kenapa ketawa mulu?..........hmmmm”

“kamu lucu banget...hehehe......wajah kamu ada jadi brewokan..hahahaha”

Merasa tersinggung dengan perkataan Asnawi, Hayati kemudian mencolek bumbu sate yang masih tersisa di piring dan mengusapkannya kepada wajah Asnawi yang masih tertawa.

“anjiiir.........apaan nih!!!!”

“yeaayy...mas sekarang jadi brewokan juga...hahahahahaha”

“sial....kubalas kamu yah!!”

Asnawi pun mengambil bumbu sate dan mengusapkannya ke wajah Hayati. Hayati geram dengan aksi balasan Asnawi, dia pun kembali melakukan aksi yang sama. Akhirnya suasana makan malam yang awalnya romantis pun berubah menjadi perang bumbu sate. Asnawi dan Hayati kemudian saling bergumul untuk menyerang wajah masing-masing sampai berguling guling di atas karpet. Hingga akhirnya mereka berhenti berguling pada posisi yang canggung, dimana Hayati terlentang di atas karpet sementara Asnawi berada tepat diatasnya dengan saling berhadapan.

Mereka tiba-tiba terdiam dan saling berpandangan dalam jarak yang sangat dekat. Asnawi memandang Hayati dengan penuh perasaan, hal itu membuat Hayati mendadak menjadi grogi. Tatapannya tampak langsung menusuk relung hati Hayati. Kejadian ini mengingatkan dirinya ketika berada di rumah wewe gombel saat Asnawi menembak dirinya. Hayati menjadi salah tingkah, pikiran dan perasaannya menjadi tidak karuan. Dia menyangka kalau saat ini akan menjadi momen yang tepat untuk ciuman pertamanya dengan Asnawi. Momen yang sudah dia tunggu-tunggu semenjak pertama kali bertemu dengan Asnawi. Hayati berharap agar saat ini tidak ada lagi gangguan dari Utami yang selalu menggagalkan ciuman pertamanya.

“Hayati.......aku sayaaanng banget sama kamu”

“iya mas ku, aku juga sayang banget sama mas”

Tiba-tiba Asnawi mencium bibir Hayati dengan penuh perasaan. Hayati langsung kaget dengan apa yang dilakukan Asnawi terhadapnya. Hayati merasakan suatu gesekan dan isapan yang cukup kencang ketika kedua bibir mereka bersatu. Lidah Asnawi mulai masuk ke dalam mulut Hayati dan mulai menyatu membentuk suatu tarian lidah dengan saling bersentuhan. Darah Asnawi seakan mendidih dan berkumpul di kepala, tubuh Hayati yang berhawa dingin mendadak menjadi terasa hangat akibat radiasi panas yang dipancarkan tubuh Asnawi yang mulai bersentuhan dengan Hayati.

“perasaan apa ini....? sangat indah.......” gumam Hayati dalam hati ketika Asnawi semakin menggila dengan ciumannya. Gairah Hayati perlahan mulai meningkat, dia mulai merasakan suatu kenikmatan tiada tara, dengan tidak sadar kedua tangan tangan Hayati mulai memeluk tubuh Asnawi yang menindihnya. Kuku Hayati yang mendadak memanjang mulai menggerayangi punggung Asnawi. Efek ciuman semakin dahsyat, Hayati mulai meremas remas punggung Asnawi. Tiba-tiba secara tidak sengaja kuku-kuku Hayati menancap dan sedikit mencakar punggung Asnawi.

“AWWW....AWWW.....punggungku.....sakit” teriak Asnawi yang menghentikan aksi ciumannya dan bangkit dari posisi menindih Hayati.

“duh...maafin mas...aku nggak sengaja....maaf” kata Hayati dengan ekspresi bersalahnya.

“ gak apa apa Hayati, aku bisa menahannya...”kata Asnawi.

Asnawi merasakan darahnya keluar dari luka bekas cakaran Hayati dan mulai membasahi baju kemejanya. Dia kemudian membuka bajunya dan bertelanjang dada. Asnawi kembali membungkukan badannya dan mendekati Hayati seperti posisi yag tadi.

“Hayati........” gumam Asnawi ke telinga Hayati.

“iya mas ku.....”

“bolehkah aku..............”

Hahati hanya terdiam mendengar pertanyaan Asnawi, dia bingung dengan apa yang dimaksud Asnawi. Dirinya sudah tidak sanggup lagi untuk berkata-kata. Asnawi kemudian mulai melanjutkan lagi aksinya itu, dia mencumbui Hayati dengan penuh gairah. Tampaknya dinding keimanan Asnawi sudah hancur lebur dan Asnawi telah membiarkan dirinya untuk dikuasai oleh sang monster kyubii. Hayati semakin tidak tahan dengan gejolak percintaan ini, tangannya kembali memeluk erat tubuh Asnawi yang muai terasa basah akibat darah yang mengucur dari lukanya itu. Perlahan Asnawi mulai mencumbui leher dan bagian beakang telinga Hayati yang merupakan titik sensitifnya. Hayati semakin tidak tahan dan mulai mengeluarkan desahan-desahan nikmatnya.

Merasa darahnya mengucur dan membasahi baju Hayati, Asnawi kemudian kembali bangkit. Dia melihat Hayati yang sedang terengah-engah merasakan suatu hasrat luar biasa akibat aksi cumbu Asnawi. Asnawi kemudian membuka baju Hayati yang terlihat berlumuran darah. Hayati tampak pasrah ketika bajunya dibuka oleh Asnawi
.
Dan kemudian Terjadilah..........................................’sensor’................................................................

Malam itu adalah malam yang terindah yang pernah dirasakan Hayati selama menjadi kuntilanak. Dia merasakan suatu perubahan drastis dari Asnawi yang biasanya selalu menjaga pandangannya dan Jaim menjadi Asnawi yang sangat liar.

.......................................................................

MASUUUKKKKK PAMAN GEPETO............................emoticon-Betty
jamalfirmans282
symoel08
sulkhan1981
sulkhan1981 dan 18 lainnya memberi reputasi
19
Tutup