MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK







Sebelumnya ane Mohon izin kepada para sesepuh di Forum SFTH, ane mau sharing cerita fiksi yang ane dapet dari wangsit di alam mimpi semalem berhubung kisah hidup ane nggak menarik buat di share jadi ane share cerita fiksi. 
ane mohon maaf juga bila ada kata-kata yang tidak berkenan di hati agan-agan yang baik dan penulisan yang berantakan karena ini pertama kalinya ane menulis wangsit yang ane terima ke dalam sebuah karya tulis.
Spoiler for Sinopsis:



Spoiler for INDEX:


Spoiler for Penampakan:



Mohon Commentnya ya gan, biar ane semangat Update wangsit nya emoticon-Blue Guy Peace
emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace

Ane mau ngucapin terima kasih banyak buat Agan-agan yang baik hati yang udah ngasih Cendol Manis, Semoga Rezeki Agan-agan yang baik hati semakin Berlimpah ......emoticon-thumbsup emoticon-Salaman emoticon-Smilie emoticon-Smilie emoticon-Smilie



Akhirnya kisah ini selesai dengan meninggalkan banyak misteri yang belum terkuak, untuk itu nantikan kisah selanjutnya di novel lanjutan cerita ini
Spoiler for Sudah Terbit:


Follow Instagram Martincorp_Official di : Martincorp69

Kunjungi juga Wattpad ane di Link : PACARKU KUNTILANAK
Polling
0 suara
Siapakh Karakter Favorit Agan ?
Diubah oleh Martincorp 09-01-2020 05:25
habibhiev
aji601602662
dukronisirya115
dukronisirya115 dan 260 lainnya memberi reputasi
247
588.5K
2.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#236
BAGIAN 25
RAPAT DARURAT

Bendoro tiba di depan Istana Pantai Karang Manalusu melalui portal yang dibuat oleh Bhotak. Istana itu terdapat di sebuah gua yang sangat besar dibawah bukit. Gua itu menghadap langsung ke pantai. Bendoro berjalan mendekati mulut gua itu. Tak lama kemudian dia mulai melihat bangunan istana bergaya Keraton Jawa berdiri kokoh di dalam Gua. Istana ini hanya dapat terlihat oleh para mahluk gaib, sementara manusia tidak akan bisa melihatnya kecuali manusia yang mempunyai kemampuan khusus.

Di depan Gapura Istana terdapat beberapa sosok Genderuwo yang gagah dan menyeramkan. Gederuwo itu memiliki badan tinggi besar dengan ditumbuhi bulu lebat. Mereka mengenakan baju zirah ala zaman abad pertengahan dan mambawa tombak panjang. Bendoro kemudian menyapa mereka dengan memperlihatkan surat undangan rapat itu sebagai tiket masuk kedalam istana. Genderuwo itu pun membuka pintu gerbang istana dan mempersilahkan Bendoro masuk.

Bangunan istana Pantai Karang Manalusu sangat besar dan indah. Begitu Bendoro masuk, dirinya langsung disambut oleh para dayang yang ramah dan mengantarkan Bendoro untuk memasuki ruangan aula besar tempat rapat berlangsung. Para dayang yang ada di istana ini adalah manusia yang sudah menjual jiwa nya ke pada Gusti Kangjen Ratu, mereka harus bekerja dengan Kangjen Gusti Ratu dalam kurun waktu yang berbeda-beda. Bendoro berjalan melewati selasar yang cukup panjang. Pada dinding selasar banyak sekali lukisan-lukisan yang bertemakan panorama laut dan pegunungan. Selain itu, juga terdapat beberapa patung Kangjen Gusti Ratu dan Dewa Batara Agung sebagai Raja tertinggi sebagai penguasa di Kerajaan Pegunungan Tenggara. Kangjen Gusti Ratu adalah anak dari Dewa Batara Agung, dia adalah Puteri Mahkota Kerajaan Pegunungan Tenggara. Dia saat ini menjabat sebagai Perdana Menteri yang mengurusi semua urusan Pemerintahan.

Akhrinya Bendoro sampai di depan pintu ruangan aula besar. Dayang kemudian membuka pintu besar aula dan mempersilakan Bendoro untuk memasukinya. Suasana aula besar cukup ramai, banyak para siluman bangsawan yang sudah hadir disana dan saling mengobrol satu sama lain. Bendoro merasa sangat takjub, karena untuk pertama kalinya dia bisa masuk ke istana bahkan ke ruang aula besarnya. Bendoro merasa bahwa dirinya menjadi yang terkecil diantara peserta rapat yang hadir sebagai tamu undangan, mengingat para siluman memiliki postur tubuh yang tinggi sekitar 2-3 meter. Dayang kemudian mempersilakan Bendoro utuk duduk di sebuah kursi besar yang sudah disiapkan. Kursi itu mengelilingi sebuah meja besar berbentuk oval. Bendoro merasa sangat canggung sekali karena harus berada satu meja dengan para siluman bangsawan. Di sebelah Bendoro tedapat beberapa siluman wanita yang berparas sangat cantik. Bendoro berusaha mengajak mereka bicara guna mencairkan suasana.

“maaf nyonya....perkenalkan saya Bendoro,,,” kata Bendoro yang berusaha memperkenalkan diri.

“iya.....oh perkenalkan juga nama aku Anggariti...aku Siluman Rubah merah” kata Anggariti tersenyum.

“iya nyonya...saya penasaran nih, maksud dari rapat darurat ini apa yah? Saya sama sekali ndak ngerti...”

“sama Jeng.....aku juga ndak ngerti, tapi sih desas-desusnya wewe gombel itu di bunuh oleh seorang Kuntilanak loh....tapi itu juga baru isu.”

Mendengar pembicaraan Anggariti, Bendoro langsung shock dan panas dingin. Dia sekarang tahu bahwa tujuan dirinya diundang adalah untuk mengintrogasi dirinya tentang pembunuhan itu, dia yakin bahwa Kangjen Ratu akan menyangka dirinya yang melakukan pembunuhan itu, karena Cuma dirinyalah yang mempunyai pengalaman membunuh siluman.

Para pelayan kemudian memasuki aula dengan membawa nampan besar yang berisi hidangan berupa daging dan minuman Jus darah. Mereka langsung menyajikan di atas meja. Untuk mengurangi rasa cemasnya, Bendoro langsung meminum jus darah yang baru saja diberi oleh pelayan. Tak lama berselang tiba-tiba sang Announcer berbicara lantang.

“PERHATIAN PARA HADIRIN!!!........YANG MULIA GUSTI KANGJEN RATU KANGJEN GUSTI RATUAKAN MEMASUKI AULA BESAR....HADIRIN DIMOHON BERDIRI!!”

Setelah Announcer berbicara, para peserta rapat langsung beranjak dari tempat duduk masing-masing dan berdiri. Melihat ukuran tubuh para siluman yang tinggi-tinggi, Bendoro merasa dirinya berada di sebuah ruangan yang berisi para raksasa. Pintu utama terbuka dan rombongan Kangjen Gusti Ratu mulai berjalan perlahan memasuki aula, sayup-sayup terdengar suara musik gamelan yang mengiringi langkah mereka. Kangjen Gusti Ratu tampil dengan paras yang super cantik. Dia menggunakan mahkota dari emas dengan hiasan mutiara yang melingkar menghiasi kepalanya yang berambut hitam panjang terurai. Dia memakai baju setelan kebaya warna hijau dengan salur warna emas. Dibelakang Kangjen Gusti Ratu tampak 4 pengawal Ratu berupa Genderuwo berbaju zirah yang berjalan perlahan mengikuti sang Ratu. para dayang dengan sigap langsung menyiapkan kursi kebesaran Ratu dan mempersilakannya untuk segera duduk. Kangjen Gusti Ratu pun akhirnya duduk di kursinya dengan anggun dan elegan, sementara para Gederuwo pengawal tetap berdiri dengan berjejer di belakang kursi kebesaran Sang ratu.

“HADIRIN DIMOHON DUDUK KEMBALI” perintah Announcer yang kemudian diikuti oleh seluruh peserta rapat.

“selamat malam teman-teman salam sejahtera buat kita semuanya.......pertama-tama aku minta maaf karna telah mengundang kalian secara mendadak” kata Kangjen Gusti Ratu dalam pembukaan rapat darurat yang kemudian diikuti oleh anggukan semua peserta rapat.

“maksud dan tujuan aku mengumpulkan kalian sekarang disini adalah untuk membahas tentang peristiwa pembunuhan teman kita...saudara kita semua yaitu Wewe Gombel yang telah terjadi 3 hari yang lalu...... “ tiba-tiba terdengar suara teriakan dan benturan benda keras.

“TIDAAAKKK.............PACARKU..HIKS...HIKS....SIAPA YANG BERANI MEMBUNUHNYA??” Buto Ijo berteriak dengan keras sambil memukul meja. Dia kemudian ditenangkan oleh siluman serigala dan siluman buaya yang duduk di sebelanhya.

“tenang dulu Kawatra..................jangan marah-marah dulu................aku akan menjelaskan kronologi kejadiannya...Tenanglah” kata Kangjen Gusti Ratu menenangkan Kawatra yang mendadak mengamuk dengan penuh kewibawaan.

“Begini kejadiannya...dia dibunuh oleh para kuntilanak yang merupakan anak buahya...tapi hal itu terjadi karena Wewe Gombel kalah terlebih dahulu dari sebuah pertempuran Duel melawan seorang Kuntilanak yang cukup sakti”

Mendengar kata ‘Kuntilanak’ yang terucap dari mulut Bgusti Kangjen Ratu, para siluman langsung melempar pandangannya ke arah Bendoro dan menjadikannya pusat perhatian. Tatapan mereka tampak penuh kecurigaan dan kebencian, terutama Kawatra si Buto Ijo yang memandang Bendoro dengan penuh dendam. Kebetulan posisi duduk Kawatra berhadapan dengan Bendoro. Bendoro terlihat sangat cemas dengan keselamatan dirinya, dia tidak berani melihat wajah para siluman yang memandangya dan hanya menunduk saja. “FIX aku bakal mati dikeroyok para Siluman...” Gumam Bendoro dalam Hati.

“Teman-teman.......Kuntilanak yang kumaksud bukanlah sosok yang hadir disini...tapi Kuntilanak yang lain.....sebelumnya aku belum memperkenalkan Kuntilanak yang hadir disini..maaf...namanya adalah Bendoro.....dia adalah Kuntilanak tersakti di seantero Kerajaan Pegunungan Tenggara...reputasinya sudah terkenal diaman-mana....oleh karna itu aku sengaja mengundangnya ke acara ini untuk diminta pendapat sebagai seorang narasumber.” Kata Kangjen Gusti Ratu yang berusaha mendinginkan suasana.

Para siluman melepas pandangan kecurigaannya pada Bendoro dan membuat dirinya dapat bernapas lega untuk sementara. Tetapi tidak dengan Kawatra yang terus menerus memandangi Bendoro dengan tatapan dendamnya.

“berdasarkan laporan bagian intelijen.....kronologi kejadian duel itu diakibatkan oleh Wewe Gombel yang menyekap dan akan membunuh seorang manusia laki-laki yang disinyalir adalah kekasih dari Kuntilanak itu.......kuntilanak itu kemudian datang untuk menyelamatkan sang kekasih dan akhirnya harus berduel dengan Wewe Gombel....nama Kuntilanak itu adalah HAYATI” jelas Gusti Kangjen Ratu.

Bendoro langsung kaget dan shock ketika mendengar nama Hayati. Dia tidak menyangka kalau Hayati bisa melakukan hal itu. Bendoro terlihat sangat grogi dengan ekspresi wajah cemasnya. “SIAL...!!!kenapa harus dia pelakunya” gumam Bendoro dalam hati.

“ Bendoro.....kamu pasti sangat mengenal dengan sosok Hayati ini.....tolong jelaskan dihadapan kami semua dengan gamblang” kata Gusti Kangjen Ratu.

“Baik yang Mulia Kangjen Ratu mohon izin untuk saya menjelaskannya........... para hadirin semuanya yang saya hormati...saya sangat mengenal sosok Hayati ini, mungkin sangat dekat karena dia adalah murid, mantan rekan kerja sekaligus sahabat lama saya....” jawab Bendoro.

Semua para siluman kaget mendengar hal itu, Kawatra kembali mengamuk setelah tahu bahwa Bendoro adalah teman Hayati, dia langsung naik ke atas meja dan menghampiri Bendoro dengan penuh amarah. Kawatra kemudian mencekik dan mengangkat tubuh Bendoro yang tidak berdaya, dia langsun berlari ke arah dinding dan langsung membenturkan tubuh Bendoro ke tembok sampai tubuh Bendoro terbenam ke dinding.

“akan kubalas kematian pacarku....akan kucabik-cabik badanmu...terus kumakan semuanya hingga tak bersisa..!!!!” gumam Kawatra dengan penuh rasa dendam, semantara Bendoro hanya diam saja mendengar ancaman Kawatra.

“sebaiknya anda melapaskan saya sebelum anda menyesalinya” ancam Bendoro dengan sopan.

“berani ngancam kamu yah,,,,RRRHHHHH!!” tantang Kawatra, dia semakin mengencangkan genggaman tangannya.

Bendoro kemudian memegang pergelangan tangan Kawatra dengan tangan kannanya. Tak lama kemudian tiba-tiba Kawatra merasakan panas membakar kullit yang berasal dari telapak tangan Bendoro. Panas itu semakin menjalar dan membakar seluruh tangan Kawatra yang mencekik Bendoro. Kawatra kemudian melepaskan Bendoro dan mengerang kesakitan sambil guling-guling dilantai.

“apa yang kau lakukan dengan tanganku..............aarrggghhhh sakit sekali....panas!!” tanya Kawatra.

“saya hanya membela diri tuan....saya kan sudah bilang kalau anda harus melepaskan saya” jawab Bendoro dengan tenang.

Teriakan Kawatra semakin keras, Kangjen Gusti Ratu memerintahkan pengawalnya untuk membawa Kawatra keluar dari aula karena sudah menganggu berlangsungnya acara. Para Genderuwo pun kemudian menggusur Kawatra keluar ruangan dan Bendoro kembali dipersilakan duduk oleh Gusti Kangjen Ratu.

“maafkan atas kejadian barusan yah Bendoro.......mungkin beberapa teman kita disini masih belum tahu dengan dirimu..” kata Gusti Kangjen Ratu. Bendoro hanya tersenyum saja dan merasa malu.

“teman-teman.....Bendoro ini adalah Kuntilanak tersakti, walaupun dia ini hanya arwah gentayangan, tapi kekuatannya sudah setara dengan para siluman bangsawan...jadi untuk itu kalian harap menghormatinya....bukan begitu Bendoro?” kata Gusti Kangjen Ratu.

“hehe...ah Anda terlalu berlebihan bercerita tentang diri saya...saya tidak sehebat itu yang Mulia.” Kata Bendoro yang tersipu malu dan berusaha tetap membumi, sementara para siluman bangsawan mulai memandang ngeri terhadap dirinya.

“oke....kita lanjutkan kembali acara ini.....baiklah lanjutkan ceritamu Bendoro!”

“ Hayati dulu adalah manusia yang dibunuh oleh kekasihnya dengan dilemparkan ke jurang, dia waktu itu dalam keadaan hamil 2 bulan....kebetulan saya sedang berada disana pas kejadian....saya sangat iba melihat kondisi Hayati yang sekarat dan sangat mengenaskan, saya kemudian menolongnya dengan menawarkan sebuah kontrak....isinya saya akan membantu membalaskan dendamnya terhadap kekasihnya dengan bayaran dia akan mengabdi kepada saya selama 100 tahun.....dia kemudian menyetujuinya....dari situ saya menjadikannya Kuntilanak dan mulai melatihnya.....setelah 1 tahun berlatih, akhirnya dia bisa membalaskan dendamnya dan setelah itu kami berdua terus bekerja sebagai penagih nyawa bagi manusia-manusia yang menjamin kan nyawanya kepada para siluman.....setidaknya kami bekerjasama selama 20 tahun sampai akhirnya...dia membangkang kepada saya dalam melaksanakan suatu tugas..akhirnya kami bertarung dan Hayati kalah telak..setelah itu saya memecat dan mengusirnya dan dia akhirnya menjadi anak buah Wewe Gombel dengan tugas rendahan yaitu menakut-nakuti orang.....berarti saya sudah tidak bertemu lagi dengan Hayati selama 10 tahun.” Jelas Bendoro.

“baiklah...terima kasih Bendoro atas penjelasannya......Hayati telah melakukan 2 pelanggaran berat yaitu menantang duel Wewe Gombel dan jatuh cinta terhadap manusia, maka dari itu hukumannya adalah mati....jadi.......”

“maaf yang mulia,...............saya sangat siap untuk menghukum Hayati, saya merasa bertanggung jawab dengan keberadaannya sekarang, sayalah yang mengubah dirinya menjadi Kuntilanak....untuk itu yang mulia mohon izinkan saya untuk mengkhiri semua kesalahan yang pernah saya perbuat dengan membunuh Hayati...” kata Bendoro yang memotong pembicaraan Gusti Kangjen Ratu.

“Aku sangat mengapresiasi keinginan kamu untuk membunuh Hayati.....tapi berdasarkan pertimbanganku, melihat dari track record, Hayati memilikinya kemampuan yang luar biasa....akan sayang sekali jika aset seberharga Hayati untuk disia-siakan....untuk itu aku hanya memerintahkan untuk menangkap Hayati dan menyerahkannya kepadaku.........setelah berada ditanganku, Hayati akan ku hapus semua ingatannya, perasaannya dan akan kusetting ulang jalan pikirannya...dia akan kujadikan prajurit tersakti dan juga mesin pembunuh yang handal....” kata Gusti Kangjen Ratu.

“baiklah yang mulia.....izinkanlah saya untuk melaksanakan tugas itu....dengan ini saya juga akan menyerahkan kontrak perjanjian antara saya dengan Hayati kepada anda yang mulia....” kata Bendoro.

“baiklah..........dengan ini aku tugaskan Bendoro untuk menangkap Hayati” kata Kangjen Gusti Ratu yang langsung menerima permintaan Bendoro.

Bendoro merasa senang mendengar hal itu, dia kemudian menyerahkan gulungan kertas kontrak antar dirinya dengan Hayati kepada Gusti Kangjen Ratu.

Rapat darurat pun akhirnya selesai dan ditutup dengan acara jamuan makan. Para siluman bangsawan mulai mengambil makanan yang sudah tersedia diatas meja. Bendoro tidak ikut mengambil makanan itu, dia hanya megambil minuman jus darah. Dipikirannya hanya ada Hayati, dia berencana mengambil tugas tersebut sebagai tugas cutinya, dia menganggap tugas menangkap Hayati adalah sebuah hiburan baginya dan dia sudah tidak sabar ingin kembali bertemu dengan teman lamanya itu.

.............................................................

APAKAH KAMU PUAS FRANCESCO..

HOHOHO TIDAK SEMUDAH ITU MIGUEL .....emoticon-Betty
Diubah oleh Martincorp 26-11-2018 09:10
senggolbacok83
sulkhan1981
dnssxyz208
dnssxyz208 dan 20 lainnya memberi reputasi
21
Tutup