Akhir bulan lalu, pekerja bangunan di Colorado, AS, dikejutkan oleh penemuan sebuah fosil dinosaurus yang diduga adalah tulang dan tengkorak milik seekor Triceraptops. Fosil tersebut ditemukan di Thornton, lokasi pembangunan sebuah gedung.

Dr Joseph Sertich, kurator dinosaurus dari Museum Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Alam Denver, mengatakan bahwa temuan tersebut adalah satu dari tiga tengkorak Triceratops yang ditemukan di sepanjang Colorado Front Range dan kemungkinan telah terbaring di sana setidaknya selama 66 juta tahun.

Tak lama setelah penemuan tulang belulang tersebut, seperti dilansir Daily Mail, Jumat (8/9/2017), para pekerja menemukan gigi Tyrannosaurus rex di antara fosil Triceratops di situs tersebut. Kemungkinan besar semua benda yang mereka temukan berasal dari raksasa prasejarah yang mematikan itu.

Menurut periset museum, gigi T-Rex kadang terjatuh saat mereka makan. Dan gigir T-rex yang ditemukan ini kemungkinan sedang mengais bangkai Triceratops temuannya.

Penemuan ini diungkap kru museum dalam jumpa pers yang ditulisDenver Post (8/9). Mereka pun berniat pameran sekaligus melindungi dan mengangkut fosil tersebut.

"Saya tidak berpikir akan ada T-Rex yang utuh di lokasi," kata Sertich saat konferensi pers.

"Ini cukup umum, mereka masuk dan mengunyah bangkai tua ini saat mereka sedang berbaring dan mengeluarkan beberapa gigi."

Sebuah kelompok karnivora yang disebut theropoda memiliki gigi bergerigi seperti pisau steak yang memungkinkan kunyahan secara efisien melalui daging dan tulang mangsanya.

Theropoda termasuk predator darat terbesar dalam sejarah Bumi, termasuk Tyrannosaurus rex yang terkenal pada masanya.

Mereka pertama kali muncul sekitar 200 juta tahun yang lalu dan merupakan pemakan daging terestrial yang dominan sampai usia dinosaurus berakhir sekitar 65 juta tahun yang lalu.

Studi yang melibatkan delapan spesies theropoda menunjukkan kerumitan gigi yang sebelumnya tidak diketahui.

Jaringan gigi internal disusun sedemikian rupa sehingga memperkuat kekuatan dan memperpanjang umur gigi yang bergerigi seperti pisau steak agar mudah mencabik dinosaurus lainnya.

Ahli paleontologi Universitas Toronto, Kanada, Kirstin Brink, mengatakan pada 2015 ada sebuah bukti fosil yang menunjukkan bahwa gigi T-Rex bisa menghancurkan tulang. Giginya ditemukan tertanam di tulang mangsanya dan potongan tulang tampak pada kotoran fosilnya.

"Tapi itu gerigi paling efisien untuk menusuk daging dan mencengkeramnya sembari merobek sepotong daging," kata Brink.

Gigi T-Rex berukuran sampai 9 inci (23 cm) dan dinosaurus mampu menumbuhkan gigi sepanjang hidup mereka. Saat gigi patah, yang lain bisa menggantikannya. "Butuh waktu dua tahun sampai gigi tumbuh kembali di theropoda besar seperti T-Rex," lanjut Brink.

"Oleh karena itu, memiliki gigi yang diperkuat secara khusus berarti lebih sedikit kerusakan gigi dan rahang, sehingga makan pun lebih efisien."

Sebuah tanduk dan tulang belikat juga telah digali sejauh ini oleh para pekerja yang berupaya mengungkap fosil tersebut.

Triceratops adalah herbivora dan memiliki dua tanduk besar di atas mata, punya cula yang lebih kecil, serta paruh seperti kakaktua dan umbul-umbul besar yang bisa mencapai hampir 1 meter.

Menurut Museum Sejarah Alam di London, Inggris, tanduknya bisa digunakan untuk menangkal serangan dari Tyrannosaurus. Sebagian fosil Triceratops yang ditemukan pada 1997 memiliki tanduk yang digigit dan bekas gigitan yang cocok dengan Tyrannosaurus.

Ada juga bekas tusukan pada temuan fosil sehingga menunjukkan bahwa Triceratops jantan juga menggunakan tanduk mereka untuk saling bertarung. Ini diduga untuk menarik hati si betina.

Sertich mengatakan sebagian besar fosil yang ditemukan di daerah Denver, Colorado. berasal dari Zaman Es sekitar 10.000-12.000 tahun lalu serta merupakan tulang mammoth dan unta. Tapi ini adalah pengecualian.

"Hati saya berdegup kencang," kata Sertich. "Segera setelah kami menemukannya dan menyadari bahwa ini adalah tanduk Triceratops dan bukan hanya tulang kaki atau bagian pinggul lainnya, situs ini benar-benar menarik."

Kini, periset Museum Alam dan Ilmu Pengetahuan Denver berencana untuk secara hati-hati mengekspos fosil dan mencari tulang lainnya yang mungkin masih berada di situs ini.

Sumur: beritagar.id