Kisah Tragis 4 Bersaudara Yang Dijual Oleh Ibu Kandungnya Sendiri

Satu keputusan penting telah menyelamatkan kehidupan banyak orang di seluruh dunia. Seorang perwira Angkatan Laut Soviet menyelamatkan dunia dari Perang Dunia III. Namanya adalah Vasili Arkhipov. Dia menolak perintah untuk mengizinkan penggunaan senjata nuklir.

Saat itu Oktober 1962, ketika Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet sedang memuncak. Nasib dunia sedang berada dalam ambang perang nuklir antara dua negara adidaya. Amerika menempatkan rudal di sepanjang Turki dan Italia dekat perbatasan Uni Soviet.


Sebagai tanggapan, Uni Soviet memutuskan untuk menanamkan rudal di Kuba. Presiden Kennedy memerintahkan untuk memblokir negara pulau tersebut untuk mencegah Soviet mengakses masuk. Tetapi keadaan menjadi lebih buruk di Kepulauan Karibia.

Pada tanggal 27 Oktober, kapal selam Soviet kelas B-59 berhenti di dekat perairan Kuba. Kapal tersebut ditemukan oleh Angkatan Laut AS yang kemudian menjatuhkan muatan untuk menganggu agar kapal Soviet tersebut muncul ke permukaan.


Soviet mengira itu adalah serangan sebagai isyarat perang telah dimulai. Karena mereka menyelam terlalu dalam di air, radio tidak berfungsi. Mereka sudah tidak menerima pesan dari Moskow selama beberapa hari.

Mereka tidak bisa memastikan apakah Perang Dunia III telah dimulai atau belum. Mereka diinstruksikan untuk menggunakan torpedo nuklir tanpa persetujuan apabila kapal selam itu diserang. Kemudian sang kapten menganggap bahwa perang telah pecah dan harus meluncurkan senjata nuklir.


Perintah kapten tersebut juga harus membutuhkan persetujuan dari dua kapten lainnya. Kapten kedua setuju tetapi yang ketiga, Vasili Arkhipov menolak untuk meluncurkan torpedo. Ketegangan di kapal selam itu semakin memuncak. Kondisinya sangat memprihatinkan.

Salah satu anggota kru menulis dalam jurnalnya. Kepalanya terasa berputar karena udara pengap. Perpindahan udara berjalan dengan sangat buruk. Suhu di bagian tersebut di atas 50 Celcius. Dalam kekacauan tersebut, Kapten Arkhipov berhasil tetap berpikir rasional.


Dia meyakinkan kapten lain bahwa itu bukanlah serangan pertanda perang. Dia berasumsi bahwa Amerika hanya ingin mereka muncul untuk identifikasi. Akhirnya, Arkhipov membujuk kapten lain untuk membatalkan peluncuran torpedo nuklir.

Kapal selam itu akhirnya muncul dan menunggu perintah dari Moskow. Arkhipov benar, perang memang belum pecah. Tetapi jika Arkhipov tidak mencegah peluncuran, perang nuklir bisa saja terjadi.  Namun, Arkhipov tidak diakui sebagai pahlawan saat kembali ke Uni Soviet. Para awaknya dikritik karena terdeteksi oleh Amerika dan muncul ke permukaan.


Tindakan heroik Arkhipov baru diketahui publik pada tahun 2002. Seorang pensiunan komandan kapal selam mengungkapkan bahwa kapal selam B-59 dipersenjatai dengan torpedo nuklir. Dan penolakan Arkhipov untuk meluncurkan nuklir menyelamatkan dunia dari perang besar.