Strappado pernah digunakan di kamp Konsentrasi Turki, Libya dan Jerman sebagai tehnik untuk mengambil informasi dari para tahanan, dan dianggap mampu melemahkan mental si korban. Tangan korban pertama akan diikat di belakang punggungnya, dan dia kemudian akan digantung di udara. Memanfaatkan gravitasi, berat badan korban akan menyebabkan tulang pada kedua lengan dislokasi dan otot meregang. Beban tambahan bahkan digunakan di beberapa negara untuk meningkatkan ketegangan pada lengan. Dan tehnik semcam ini juga sangat sederhana dalam peralatannya karena hanya menggunakan tali dan tiang.

Alat ini sangat terkenal di China, dan kelompok spiritual Falun Gong menjadi sasaran yang paling sering mengalami tehnik ini. Sejumlah besar praktisi pemujaan ini dulu diculik oleh polisi dan dikirim ke Kamp Kerja Paksa Masanjia dimana mereka akan menghadapi siksaan dengan alat ini. Para korban pertama-tama diikat ke bangku, kemudian ditambahkan batu bata dengan cara satu per satu bata akan diselipkan diantara betis dan bangku, yang akan meningkatkan ketegangan pada sendi di lutut sampai otot ligamen putus.

Tehnik Waterboarding sering digunakan oleh CIA untuk mengambil informasi dari tahanan-tahanan teroris yang keras kepala. Dan salah satu tokoh Teroris Timur Tengah, Khalid Sheikh Mohammed, menjadi satu bukti atas keefektifan tehnik ini dalam interogasi.Cara kerjanya sangat sederhana, korban dipastikan harus dalam keadaan terikat. Sebuah kain akan diletakkan di atas wajahnya dan air akan dituangkan ke kain itu, yang memaksa korban menghirup air dan merasa tercekik dalam bernapas. Namun sayangnya, korban yang telah mengalami waterboarding secara berlebihan dilaporkan menderita trauma, kerusakan organ dan dalam beberapa kasus bahkan kematian karena kekurangan oksigen.

Cukup 3 kata untuk menggambarkan Tucker Telephone: bersih, nyaman, brutal.
Digunakan pada tahun 60an di Tucker State Prison Farm, Amerika Serikat. Jangan tertipu dengan tampilannya yang seperti kotak telephone, Alat "Tucker Telephone" ini diciptakan untuk menyiksa narapidana dan sekaligus mengorek informasi. Para tahanan akan diikat dan disetrum dengan Tucker Telephone sampai sebelum kehilangan kesadaran. Para tahanan kemudian diberi waktu beberapa detik untuk beristirahat dan Telepon Tucker kemudian dihidupkan lagi. Proses ini akan terus berulang berkali-kali, menyebabkan rasa sakit yang parah di seluruh tubuh korban, kerusakan organ dalam yang serius dan kadang-kadang menyebabkan kegilaan.

Siapa yang menyangka kalau sebuah kursi sederhana dengan sedikit modofikasi bisa menjadi alat penyiksaan yang efektif. Alat yang bernama "The German Chair" ini pada dasarnya adalah sebuah kursi logam biasa dengan sandaran yang bisa diturunkan.Pertama, korban harus diikat erat ke kursi logam, bagian belakang kursi kemudian akan perlahan diturunkan ... menyebabkan tekanan pada anggota badan, leher dan tulang belakang. Pada dasarnya, otot korban pada beberapa bagian akan mulai robek, lalu kursi kemudian akan diturunkan lagi sampai terdengar suara tulang yang patah. Beberapa media sempat melaporkan kalau ISISjuga menggunakan alat ini dalam interogasinya.