Cerita ini sekali tamat gan jadi jangan minta update lagi, terus kalau ane salah kamar ane mohon maaf, buat para silent reader no hard feeling ane tetep hargai, yang dah ninggalin jejak, makasih banyak. yang komen karena punya nasib serupa ane taruh di page 1, yang dah bantu Sundul ma Rate hatur nuhun pisan, yang nimpukin ane pake cendol ane doa'in hidupnya penuh kabarkahan, amin.
Quote:
ceritanya ini tentang cinta pertama gan, dulu waktu gw masih sekolah kelas 2 SMA gw suka ama temen sekelas gw. Gw dah terang terangan nyatain, tapi sayang gw di tolak secara halus, Setelah gw kelas 3 gw baru tau alasan dia nolak bukan karena dia ga suka sama gw, tapi karena sahabat baiknya yang duduk sebangku ma dia dari kelas satu dah bilang ke dia, kalau dia suka sama gw, jadi dia mungkin merasa kalo gw diterima, hubungan pertemanan dia bisa rusak, mungkin gitu... Semenjak lulus SMA gw ga pernah komunikasi sama cewek yang gw suka ampe sekarang gan, beberapa tahun berlalu setelah kita semua dah pada rumah tangga, temenya dia yang suka sama gw nge-add Fesbuk gw, terjalinlah komunikasi. Disini letak cerita yang sebenarnya, Cuma gw mo uraikan dengan bahasa yang rada nyentrik. cekribrot di bawah
Spoiler for BIARKAN CINTAMU BERSEMI DALAM SUNYI:
Jika engkau membaca tulisan ini, cobalah untuk mulai belajar melupakanku, aku tahu kenyataan itu memang pahit namun tidak akan berat bagimu, terlebih lagi buatku. Apalagi jika mengenang hari-hari di masa lalu, tidak begitu banyak warna tentang kita yang terekam dengan baik dalam benak.
Tidak teringat begitu jelas dalam rekaman pikiranku saat pertama kali kita bertemu, mungkin saat hari kelabu ketika tanah basah terguyur air hujan yang lebat?, atau mungkin ketika pagi hari yang terbalut dalam cahaya temaram, saat dimana aku dengan seragam putih abu-abuku tanpa sengaja melangkah mendekatimu, sehingga pesona keremajaanku saat itu memporak porandakan hatimu yang juga sekaligus telah menjadikanku cinta pertamamu, Entahlah...
Namun tahun-tahun itu telah berlalu, kamu tidak akan punya kekuatan apapun untuk menolaknya, mesti kita sudah tahu bahwa sesungguhnya masing-masing kita telah berkeluarga. Dan yang paling membuatku khawatir, kamu akan senantiasa tersanjung ketika aku menyelipkan satu atau dua bait pujian yang dapat menghantarkan khayalmu melayang kelangit ke tujuh. Kamu akan merasa lega ketika rasa nyaman yang kuciptakan disaat kamu butuh seorang pendengar yang baik, dan Kamu akan terlena oleh gairah gelora purbaku yang tiba-tiba muncul sehingga menghempaskan kita berdua dalam lautan petualangan cinta yang tak bertepi.
“Tapi kenapa?” mungkin itu adalah pertanyaan yang akan kamu lontarkan, mendesaku agar dengan segera memberikan jawaban sehingga setidaknya dapat mengobati rasa penasaranmu.
Setiap kali aku berbicara denganmu, aku mendapatkan sensasi yang berbeda, seakan akan jari jemariku menilin dan menelusuri ruas demi ruas relung hatimu. Ketika ruas hatimu bergerak kembali menjadi satu saat jariku lepas darinya, hatimu meretas lurus namun hanya sejenak. Hal itu menunjukan bahwa sikap dan sifatmu menunjukan sebuah keraguan. Lalu aku pilin kembali perlahan tapi pasti seperti alunan ombak yang terhempas di tepian pantai beserta buihnya, namun kembali hatimu hanya meretas lurus sejenak...
Aku tidak pernah tahu apakah kamu akan setuju atau tidak dengan keputusan ini, namun percayalah ini adalah jalan terbaik yang harus kita tempuh. Melanjutkan hubungan dalam sebuah ketidakpastian akan membuat kita lapuk dengan waktu seiring terbenamnya cahaya mentari di waktu senja...
Keinginanmu untuk saling memperkenalkan keluarga kita tidak akan pernah bisa aku penuhi, aku tidak pernah bisa membayangkan ketika istriku memendam kepedihan yang lebih berat yang dari aku rasakan saat ini. Dan dari binar cahaya mata anakmu akan hilang, yang tertangkap hanya seberkas cahaya pilu ketika kamu memperkenalkan aku kepadanya. Dalam pertemuan tersebut yang begitu singkat aku sudah bisa membayangkan dan mendefinisikan ulang makna dari hubungan kita. Komitmen rahasia yang kita bangun pada dasarnya begitu rapuh terutama oleh kesangsianku yang terbentuk atas dasar dari keraguanmu!
Bahwa kamu pernah mencintaiku sepenuh jiwa aku tidak pernah meragukannya. Mungkin pula malam demi malam yang kamu lalui pada saat itu tidak sedikitpun melewatkan lamunan tentangku, itupun aku tidak pernah meragukannya. Termasuk khayalmu untuk membangun sebuah keluarga bahagia denganku aku pun tidak pernah meragukannya.
Namun semuanya mendadak hilang tak berbekas, ketika menyadari bahwa aku hanya menjadi kekasih rahasiamu, yang menemanimu berlari dari jiwamu yang dahaga, menjadi teman kasihmu disaat hanya ketika kamu membutuhkannya.
Aku akan menyimpan rapat rapat kenangan maya kita dalam bilik hatiku dan kemudian membiarkannya mengendap dalam senyap. Aku ingin kamu menghormatiku pilihan yang ku ambil dan juga tidak akan aku sesali, atas nama bara api cinta terlarang yang telah kita tumbuhsuburkan dalam waktu sesaat, dan telah ku titipkan lewat debur ombak yang mengalun seperti ketika aku menilin ruas relung hatimu dengan jemariku yang berlalu bersama desau angin senja, tetapi sayangku akan kubiarkan engkau mencintaiku dalam sunyi.