- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Jokes & Cartoon
~aLL aBoUt KUMIS~ (update terusss)


TS
Si.G3ndut
~aLL aBoUt KUMIS~ (update terusss)


e buset saking tebelnya kumis gw, ampe nunjel

Quote:
Penting :
TS menghargai SilentReader
TS mengucapkan terima kasih bagi Agan and Sista yang sudah meninggalkan jejak/bantu sundul/share/Rate5/Nimpuk cendol
Agan dan Sista yang sudah memberikan komen lucu di Thread ini akan TS taruh di Page-1
TS menghargai SilentReader
TS mengucapkan terima kasih bagi Agan and Sista yang sudah meninggalkan jejak/bantu sundul/share/Rate5/Nimpuk cendol
Agan dan Sista yang sudah memberikan komen lucu di Thread ini akan TS taruh di Page-1

Quote:
Tentu saja, seharusnya orang tuanya masih ingat peristiwa 34 tahun yang lalu, tempat pertama kali anak itu berada. Sebuah ruangan bercat kapur berwarna putih dengan dinding memantulkan cahaya ke setiap jarak yang terlihat. Pantulan cahaya itu berasal dari sebuah lampu pijar yang tepat tergantung dIatas langit-langit. Deritan ranting pohon Jambu air yang terletak di depan rumahnya menambah suasana semakin tegang. Setegang seorang wanita separuh baya yang sedang berjuang untuk melahirkan anaknya saat itu,
“tarik napas buu, dorong, ya gitu....tarik napasss, dorong!”ucap dukun paraji sambil sesekali dIa mengusap-usap perut yang masih membesar.
“sepertinya laki-laki nih bu... habis nakal! susah banget keluarnya...” kembali Paraji tersebut berucap sambil tersenyum pahit.
Angin malam yang berhembus dingin sesekali menyeruak kedalam kamar, melewati ventilasi dan sela-sela ruang ruang jendela kayu, tidak beberapa lama kemudIan terdengar terIakan suara bayi dari dalam kamar.
“Alhamdulillahirobilalamiiiin... tuh kan bu benar laki-laki....” terIak dukun paraji dengan gembira.
“Kumisan lagi!”
Peristiwa tersebut membuat kedua orangtuanya bernafas lega namun sekaligus sedih, akhirnya mereka sepakat untuk menutup rapat-rapat peristiwa ini.
Beberapa tahun berlalu…
bayi tersebut sudah beranjak dewasa, Ia tumbuh seiring tumbuh lebat kumisnya. Wajahnya yang cukup tampan, dengan postur tubuh ideal dan sifatnya yang mudah bergaul membuat dIa banyak disukai bukan hanya para gadis seangkatannya tapi juga oleh para ibu-ibu.
Pagi itu ketika mentari mulai memancarkan kehangatan sinarnya, Ia memulai akitivitas kesehariannya dengan berangkat ke sekolah naik angkot, janji untuk mentraktir makan sIang di kantin sekolah sang pujaan hati membuatnya semakin bersemangat, hingga Ia tidak menyadari kalau resleting celananya belum Ia sempat naikan keatas. Ia memilih duduk sedikit mengangkang tepat di belakang supir dengan seorang ibu muda berasama anaknya yang masih kecil duduk di sebelahya, di angkot tersebut sang ibu tidak malu-malu menyusui anaknya yang rewel, anak kecil tersebut berontak terus tidak bisa diam, sehingga ibunya mengancam :
”kalau kamu gak bisa diam, ibu kasih ke Om Kumis yang di sebelah yah?” anak kecil tersebut diam sesaat, kemudIan dIa berontak lagi, si ibunya kembali mengancam hal yang sama, tapi kembali anak tersebut berontak dan tidak bisa diam, begitu berulang-ulang. Akhirnya prIa berkumis itu gak tahan dan teriak :
”TANTE KASIH KEPASTIAN DONG! SEKOLAH SAYA DAH KELEWATAN JAUH NEH!” sambil Ia membetulkan posisi resleting celananya karena Ia baru menyadarinya setelah Ia merasakan sedikit hembusan angin sejuk yang menerpa tepat menuju “kesana”
“tarik napas buu, dorong, ya gitu....tarik napasss, dorong!”ucap dukun paraji sambil sesekali dIa mengusap-usap perut yang masih membesar.
“sepertinya laki-laki nih bu... habis nakal! susah banget keluarnya...” kembali Paraji tersebut berucap sambil tersenyum pahit.
Angin malam yang berhembus dingin sesekali menyeruak kedalam kamar, melewati ventilasi dan sela-sela ruang ruang jendela kayu, tidak beberapa lama kemudIan terdengar terIakan suara bayi dari dalam kamar.
“Alhamdulillahirobilalamiiiin... tuh kan bu benar laki-laki....” terIak dukun paraji dengan gembira.
“Kumisan lagi!”
Peristiwa tersebut membuat kedua orangtuanya bernafas lega namun sekaligus sedih, akhirnya mereka sepakat untuk menutup rapat-rapat peristiwa ini.
Beberapa tahun berlalu…
bayi tersebut sudah beranjak dewasa, Ia tumbuh seiring tumbuh lebat kumisnya. Wajahnya yang cukup tampan, dengan postur tubuh ideal dan sifatnya yang mudah bergaul membuat dIa banyak disukai bukan hanya para gadis seangkatannya tapi juga oleh para ibu-ibu.
Pagi itu ketika mentari mulai memancarkan kehangatan sinarnya, Ia memulai akitivitas kesehariannya dengan berangkat ke sekolah naik angkot, janji untuk mentraktir makan sIang di kantin sekolah sang pujaan hati membuatnya semakin bersemangat, hingga Ia tidak menyadari kalau resleting celananya belum Ia sempat naikan keatas. Ia memilih duduk sedikit mengangkang tepat di belakang supir dengan seorang ibu muda berasama anaknya yang masih kecil duduk di sebelahya, di angkot tersebut sang ibu tidak malu-malu menyusui anaknya yang rewel, anak kecil tersebut berontak terus tidak bisa diam, sehingga ibunya mengancam :
”kalau kamu gak bisa diam, ibu kasih ke Om Kumis yang di sebelah yah?” anak kecil tersebut diam sesaat, kemudIan dIa berontak lagi, si ibunya kembali mengancam hal yang sama, tapi kembali anak tersebut berontak dan tidak bisa diam, begitu berulang-ulang. Akhirnya prIa berkumis itu gak tahan dan teriak :
”TANTE KASIH KEPASTIAN DONG! SEKOLAH SAYA DAH KELEWATAN JAUH NEH!” sambil Ia membetulkan posisi resleting celananya karena Ia baru menyadarinya setelah Ia merasakan sedikit hembusan angin sejuk yang menerpa tepat menuju “kesana”
Update 1
Quote:
Makan siang di kantin sekolah dengan sang pujaan hati gagal total karena ada pengeluaran tak terduga di sekolah, Ia harus memphoto-copy satu buku penuh pelajaran dasar-dasar akutansi, tapi Ia berjanji akan mengganti waktu yang hilang itu dengan datang langsung ke rumahnya malam minggu nanti.
Malam minggu yang Ia tunggu tunggu akhirnya tiba, Ia datang ke sang pujaan hati dengan membawa sedikit buah tangan bukan martabak tapi satu kantong plastik jambu air, ia dan sang kekasih memilih duduk berdua-duan di kursi panjang teras depan, malam yang cerah ditaburi bintang semakin menambah suasana yang romantis,
“bang, bibir neng sariawan jadi agak susah ngomong.”kata pacarnya bernada manja,
“sini biar abang cium pakai kumis abang, pasti sembuh?” kemudian ia mencium lembut bibir gadisnya,
“gimana rasanya sayang?”
“geli-geli gimana gitu bang, ehm sariawan neng sembuh sih, tp bang kok leher neng yang jadi sakit gini..”,
“sini biar abang cium lagi pake kumis pasti sembuh”
“WOW... sakitnya hilang bang,.. tapi sakitnya kok pindah ke dada neng ya?”
“kalo gitu bIar abang ciumin dada neng ya?”
tiba-tiba nenek si cewek yang dari tadi mendengar pembicaraan mereka berdua, muncul dan berkata.
"ehh lo bisa sembuhin penyakit ambien gue kali ya, kayaknya elu punya kumis ajaib gitu, Tolong dong,....”
Itulah sekelumit cerita tentang si kumis, dan wanita yang menjadi korban keganasan kumisnya, Yang jelas sejak itu “si kumis” gak pernah lagi berani cium-ciuman saat lagi pacaran, drastis memang, tapi imbasnya saat ini adalah banyak orang yang sakit ambien antri minta di sembuhin sama kumisnya, Oh Mis nasib.... nasib.....
Malam minggu yang Ia tunggu tunggu akhirnya tiba, Ia datang ke sang pujaan hati dengan membawa sedikit buah tangan bukan martabak tapi satu kantong plastik jambu air, ia dan sang kekasih memilih duduk berdua-duan di kursi panjang teras depan, malam yang cerah ditaburi bintang semakin menambah suasana yang romantis,
“bang, bibir neng sariawan jadi agak susah ngomong.”kata pacarnya bernada manja,
“sini biar abang cium pakai kumis abang, pasti sembuh?” kemudian ia mencium lembut bibir gadisnya,
“gimana rasanya sayang?”
“geli-geli gimana gitu bang, ehm sariawan neng sembuh sih, tp bang kok leher neng yang jadi sakit gini..”,
“sini biar abang cium lagi pake kumis pasti sembuh”
“WOW... sakitnya hilang bang,.. tapi sakitnya kok pindah ke dada neng ya?”
“kalo gitu bIar abang ciumin dada neng ya?”
tiba-tiba nenek si cewek yang dari tadi mendengar pembicaraan mereka berdua, muncul dan berkata.
"ehh lo bisa sembuhin penyakit ambien gue kali ya, kayaknya elu punya kumis ajaib gitu, Tolong dong,....”
Itulah sekelumit cerita tentang si kumis, dan wanita yang menjadi korban keganasan kumisnya, Yang jelas sejak itu “si kumis” gak pernah lagi berani cium-ciuman saat lagi pacaran, drastis memang, tapi imbasnya saat ini adalah banyak orang yang sakit ambien antri minta di sembuhin sama kumisnya, Oh Mis nasib.... nasib.....
Update 2
Quote:
Suatu pagi yg cerah, saat pelajaran Dasar dasar Akutansi dimulai. Salah satu guru baru bakal jadi saingannya si Kumis , seperti biasa namanya juga guru baru, pasti diawali dengan memperkenalkan diri pada siswanya, sembari memasukan tangan ke dalam saku celana dan berlagak seperti foto model di depan kelas.
Pagi anak-anak, nama saya Suroso. Panggil saja saya Pak Roso. Tapi jangan pernah memanggil saya dengan sebutan-sebutan aneh!
kalo status bapak gimana?tanya Tantri salah satu siswi di kelas sambil ngedip-ngedip ngarep
Saya sudah menikah dan memiliki 2 anak dari istri pertama saya..
Lalu istri kedua??? Tantri mulai penasaran
Belum saya nikahi!!!
Alhamdulillah, masih ada harepan. (ternyata si Tantri bener bener ngarep)
wah si Kumis kayaknya bakal ada saingan neh?
Loh disini ada murid yang dah kumisan toh? Tapi tenang justru karena kumis ini membuat saya jadi pujaan istri saya. Jangan salah..
Yee, salah Pak!Pacar saya emang kegelian gara-gara nih kumis, malah minta tambah terus! Tapi apesnya gara gara neh kumis juga saya mesti nyembuhin ambien neneknya… teriak si kumis keceplosan
Loh,orang kamu yg kumisan kok pacarmu yg kegelian?
Semua siswa terbungkuk-bungkuk menahan tawa, ketauan deh si Kumis…
Pagi anak-anak, nama saya Suroso. Panggil saja saya Pak Roso. Tapi jangan pernah memanggil saya dengan sebutan-sebutan aneh!
kalo status bapak gimana?tanya Tantri salah satu siswi di kelas sambil ngedip-ngedip ngarep
Saya sudah menikah dan memiliki 2 anak dari istri pertama saya..
Lalu istri kedua??? Tantri mulai penasaran
Belum saya nikahi!!!
Alhamdulillah, masih ada harepan. (ternyata si Tantri bener bener ngarep)
wah si Kumis kayaknya bakal ada saingan neh?
Loh disini ada murid yang dah kumisan toh? Tapi tenang justru karena kumis ini membuat saya jadi pujaan istri saya. Jangan salah..
Yee, salah Pak!Pacar saya emang kegelian gara-gara nih kumis, malah minta tambah terus! Tapi apesnya gara gara neh kumis juga saya mesti nyembuhin ambien neneknya… teriak si kumis keceplosan
Loh,orang kamu yg kumisan kok pacarmu yg kegelian?
Semua siswa terbungkuk-bungkuk menahan tawa, ketauan deh si Kumis…

updatenya lagi tar abad ke-23, pantengin aja di mari ampe kumis agan bulukan, kalo kesel ane saranin mampir aje kesini :
Expedisi Sumur Parigi (The Lounge)
si gendut yang banyak gaya (Stand Up Comedy)
Cinta bertepuk sebelah tangan (The Lounge)
Metode belajar yang menyenangkan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi (the Lounge)
SIAPA BILANG DI rudapaksa SAMA WANITA ITU ENAK GAN (The Lounge)
Mengenal Lebih dekat komedian Bobby Lee (The Lounge)
Cinta bersemi di gunung Pulosari (HTH-Poetry)
si gendut yang banyak gaya (Stand Up Comedy)
Cinta bertepuk sebelah tangan (The Lounge)
Metode belajar yang menyenangkan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi (the Lounge)
SIAPA BILANG DI rudapaksa SAMA WANITA ITU ENAK GAN (The Lounge)
Mengenal Lebih dekat komedian Bobby Lee (The Lounge)
Cinta bersemi di gunung Pulosari (HTH-Poetry)
Diubah oleh Si.G3ndut 30-05-2016 10:36
0
4.8K
Kutip
25
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan