Berat badan tembus angka 150 kg lengkap dengan tekanan darah dan kolesterol yang melebihi batas. Eric juga mengidap Diabetes tipe-2. Dengan segala penyakit dan masalah kesehatannya itu, Eric mau tidak mau harus mengkonsumsi rutin setiap obat - obatan yang harganya bisa mencapai 14 juta setiap bulannya. 5c7bc78f560ad
Segala usaha diet juga telah dijalani dan semua gagal. Karena badannya, Eric menjadi tidak percaya diri dan mulai menjauhkan diri dari keluarga, teman - teman, dan orang banyak.

Titik terendah dalam hidupnya adalah ketika saat dia naik pesawat ekonomi. Omelan orang - orang yang duduk di sebelah Eric tidak bisa ditahan karena badan Eric membuat kursi mereka menjadi sangat sesak.



Pesawat juga harus di-delay karena Eric. Maskapai ternyata tidak memiliki seatbelt yang cukup panjang untuk Eric dan masih mengusahakan untuk mencari. Pria yang duduk di sebelahnya dengan sangat jengkel mengatakan, "Saya akan kehilangan koneksi bisnis hanya gara - gara kamu terlalu gendut!" 



Kejadian itu membuat Eric benar - benar malu dan untuk memutuskan inilah saatnya dia harus merubah dirinya. Eric segera mencari nomor telepon nutrisionis terdekat di kotanya dan meminta bantuannya.



Saat konsultasi, nutrisionis menyarankan dia untuk mengunjungi tempat penampungan hewan dan mengadopsi seekor anjing. Eric tentu kebingungan, apa hubungannya diet dengan adopsi seekor anjing. Nutrisionis itu mengatakan kalau ada seekor anjing, anjing itu pasti akan memaksa dia untuk berjalan keluar rumah dan bersosialisasi. 

Tanpa protes, Eric mencoba mengunjungi tempat penampungan hewan. Ketika masuk dia langsung menanyakan ke staf apa ada anjing yang sudah agak tua dan juga kelebihan berat badan atau gendut. Dia merasa kalau ada anjing dengan ciri - ciri tersebut biar bisa ada kesamaan dengan dirinya. Dan Eric tidak sengaja melihat seekor anjing duduk di pojok ruangan.



Anjing itu pas dengan apa yang diinginkannya, tua dan agak gendut. Dengan mata memelas, dia diam memandangi terus Eric. Agak bingung melihat anjing yang diam memelas itu, tapi akhirnya mereka pulang bersama. Eric menamai anjing bermata sendu itu dengan Peety.



Awalnya mereka berdua begitu awkarddan tidak tahu mau melakukan apa bersama - sama. Tapi seiring berjalan waktu, Eric dan Peety bisa membangun hubungan yang begitu dalam. Bahkan Eric mengatakan bahwa dia sama sekali belum pernah merasakan dalam hidupnya hubungan yang begitu erat dan tulus dengan binatang atau bahkan orang lain. 





Dimulailah mereka jalan - jalan berdua. Satu hari mereka bisa berjalan bersama hingga satu setengah jam.

Dan dalam satu tahun, dengan mengganti pola makan serta berjalan terus bersama Peety, Eric berhasil menurunkan berat badannya hingga 70 kg lebih. Hidupnya benar - benar berubah. Eric sudah lepas dari obat - obatan yang harus dikonsumsinya setiap bulan. Dan juga dia sudah tidak lagi mengidap penyakit Diabetes-nya.



Peety juga ikut turun hingga 15 kg. Mereka berdua berjuang bersama untuk hidup sehat dan bahagia bersama. Eric selalu mengajak Peety kemana-mana, tidak ada yang bisa memisahkan mereka.


Eric pernah membaca dokumen Peety saat dia mengadopsinya. Tertulis bahwa Peety sama sekali tidak diurus oleh pemilik sebelumnya. Peety dikurung di halaman belakang dan ditinggal sendirian di sana.



Hingga Peety terkena arthritis (radang sendi) dan banyak borok, sang pemilik sama sekali tidak mau melihat anjingnya. Peety hanya diam, terbaring sendirian, kesakitan dan ketakutan. Tidak tahu bagaimana nasibnya. 

Eric bisa merasakan bagaimana perasaan Peety saat itu. Sendirian, tidak ada teman, takut, dan tidak tahu bagaimana nasibnya di masa depan. Tapi sekarang saatnya meninggalkan masa lalu. Mereka sekarang bahagia bersama. Bahkan Eric bisa merasakan dari mata Peety, Peety melihatnya sebagai orang yang paling baik dan hebat di dunia ini.Jadi, agar bisa menjadi yang terbaik bagi Peety, Eric berencana untuk mencapai salah satu impian hidupnya, yaitu menyelesaikan lari full marathon. Dan tatapan Peety juga seraya menyakinkan dan menyemangati Eric bahwa dia mencapai impiannya tersebut.



Masuknya Peety dalam hidupnya benar - benar menjadi berkah tak terhitung. Eric bisa mendobrak dinding besar dalam hidupnya dan dirinya berubah menjadi seseorang yang jauh lebih baik


Tapi takdir berkata lain, Peety semakin dan tubuhnya melemah. Setelah melakukan check-up di vet, tumor ganas tumbuh di limpanya. Dokter hewan mengatakan bahwa tidak bisa melakukan prosedur apapun karena resikonya yang terlalu besar, Peety sudah terlalu tua. Eric tahu bahwa waktu Peety sudah tidak lama lagi..



Suatu malam, Eric melihat Peety terbaring lemas di lantai. Dan Eric tahu inilah saat terakhirnya dengan sahabatnya itu. Eric ikut berbaring di lantai dan memeluk Peety yang sudah lemas, menemaninya di saat - saat terakhir. Peety melihat wajah Eric sekali lagi dan setelah itulah Eric bisa merasakan Peety telah pergi selama-lamanya...








Enam bulan setelah Peety meninggal, sebuah pikiran tiba - tiba terbesit di benak Eric. Pikiran itu menyuruhnya mengunjungi lagi tempat penampungan hewan lagi. Secara spontan dia kembali ke tempat penampungan hewan. Dan begitu masuk, dia langsung bertemu dengan anjing yang baru datang juga ke tempat penampungan. Mungkin ini yang dinamakan sudah jodohnya, Eric pulang bersama dengan anjing itu dan menamainya Jake.



Jake menjadi teman olahraga yang pintar dan semangat seperti Peety. Eric berencana untuk menyelesaikan half-marathon bersama dengan Jake.


Berkat Peety, semua ketakutan dan kesedihan itu berubah menjadi kebanggaan dan keberanian, Peety yang mengajarkan bagaimana kasih sayang dan hubungan yang begitu tulus antara manusia dan sahabatnya. Eric selalu berpikir bukan dia yang menyelematkan Peety dari tempat penampungan itu, tapi Peety yang telah menyelamatkan hidupnya.