mongkiefun
TS
mongkiefun
Kisah Hidup Mantan Radikal Jihadis, Pencetak Radikalis Anak Muda Untuk Berperang






Namanya Manwar Ali. Merupakan seorang ayah dan juga anak yang dulu dilahirkan di Bangladesh. Hingga menetap di Inggris, Seseorang yang sudah merasakan asam manis kehidupan. Dan dulu dia pernah hidup untuk mati syahid dalam nama Jihad.

Inilah kisahnya hidupnya sebagai mantan radikal dan ekstrimis ideologi.




Kisah Hidup Seorang Mantan Esktrimis dan Radikal Jihadis




Manwar Ali alias Abu Muntasir, lahir di Bangladesh. Tahun 1971. Ketika berumur 12 tahun, dia sudah melihat sebuah perang dan kekacauan di depan matanya. Perang Kemerdekaan di Bangladesh pada tahun itu membawa korban yang tidak sedikit. Beliau menjadi saksi saat 22 orang kerabatnya mati mengenaskan di depannya. Dan juga melihat kakaknya dibunuh...



Binatang mengoyak dan menyantap mayat yang berserakan di jalan. Tetangga saling bunuh, kegilaan manusia, dan kekerasan tanpa akhir. Ayahnya dipenjara selama 2 tahun, selama kekacauan tersebut Manwar tidak bisa ke sekolah. Akhirnya pada umur 17 tahun, beliau pindah bersama ayahnya ke Inggris.

Telah melewati mimpi buruk dan menjadi saksi ketidakadilan, Manwar yang masih muda memiliki hasrat yang begitu kuat, sebuah keinginan untuk membantu dan menyelamatkan mereka yang menderita seperti dirinya dulu.

Di Inggris, berita mengenai kekacauan di Afghanistan menjadi perhatian Manwar. Anak - anak kecil ditembak, disiksa, dan dibunuh.



Seperti sebuah pintu terbuka, dia begitu ingin menolong mereka sebagai sesama Muslim. Ketika kuliah di Inggris, dia bertemu dengan seseorang di kampus yang mengatakan dia bisa menyalurkan hasratnya untuk berjihad dan pergi ke Afghanistan. Di sanalah dia juga mulai diradikalisasi. Dirinya yang begitu bersemangat dengan naif menerima ide - ide bahwa jihad menggunakan kekerasan dan membunuh musuh adalah jihad yang mulia, dapat membawa keselamatan dan kemakmuran bagi mereka yang menderita.

Berangkatlah dia ke Afghanistan, di sana dia membantu umat muslim Afghanistan yang katanya berperang melawan tentara Soviet. Begitu bangganya dirinya bisa berjihad. Dia percaya bahwa jihadnya akan mendapatkan pahala dari Allah.



Akhirnya dia menjadi seorang preacheratau pengkhotbah. Merekrut banyak anak muda di Inggris yang juga punya keinginan untuk berjihad. Dia menggalang dana. Dia memberikan pelatihan militer bagi anak - anak muda yang mau ikut dengannya. Selama tahun 1980 hingga 1990, Manwar sudah membawa banyak anak muda ikut bersamanya turun ke medan perang di berbagai negara. Tujuannya adalah untuk mengusir mereka yang dianggap penjajah dan menyelamatkan mereka yang tertindas dan tentunya juga mendirikan sebuah negara Islam, sebuah kekhalifahan di bawah perintah Allah.



Ketika berperang di Afghanistan, dia dan temannya menjadi dekat dengan seorang anak berumur 15 tahun, Abdullah. Anak yang lugu, ceria, selalu mengajak bermain. Abdullah terpisah dengan orang tuanya di tengah konflik. Maka. anak itu diberi pekerjaan untuk membantu tugas - tugas kecil di kamp dan dengan senang dia lakukan tugasnya.

Suatu hari, Manwar membawa sebuah peluru mortir yang tidak meledak ke kamp. Dia menyimpannya di gudang dan pergi lagi untuk pertempuran. Ketika dia kembali ke kamp, dia menemukan bahwa Abdullah sudah mati. emoticon-Berduka (S)

Anak itu mati karena saat disuruh mengambil peluru mortir yang dibawa Manwar pulang, peluru tersebut meledak. Jasadnya bahkan tidak tersisa. Kematian Abdullah cukup membuat Manwar terpukul. Apakah kematian anak yang tidak tahu apa - apa itu membawa keuntungan bagi perjuangannya? Ataukah dia hanya mati sia - sia? Kenapa anak itu yang mati dan dirinya yang lebih beruntung?



Manwar tetap berjuang. Turun di medan pertempuran di Kashmir, masih membawa banyak anak muda juga ke Filipina, Bosnia dan Chechnya. Pertanyaan itu menjadi beban yang semakin berat menggantung pikirannya.

Di Burma (Myanmar), Manwar melihat anak - anak pejuang Rohingya. Mereka masih kecil bahkan belum remaja. Begitu lahir mereka dibawa ke hutan dan disuruh berlatih menembakkan senjata. Dua orang anak mendekati Manwar dan memohon kepadanya untuk membawa mereka ke Inggris. Mereka hanya ingin bisa sekolah, itulah impian mereka. Membuatnya begitu miris ketika anaknya sendiri yang umurnya sama dengan mereka bisa hidup tenang, bahagia, dan bisa bersekolah di Inggris. Sedangkan dua anak ini hanya bisa berbaring di atas rumput, melihat bintang - bintang berharap bahwa impian mereka suatu hari dapat tercapai. Dimanfaatkan oleh pemimpin mereka yang haus kekuasaan untuk berjuang di sebuah perang yang bahkan mereka tidak tahu alasan dan tujuannya.



Dan akhirnya dia melihat anak - anak seperti mereka saling bunuh karena konflik antar kelompok sendiri, dan itu semua terjadi  di semua tempat dia berjuang. Afghanistan, Kashmir, Burma, Philippines, dan Chechnya; Panglima mereka menyuruh anak - anak untuk saling bunuh dalam nama jihad. Muslim membunuh sesamanya. Sama sekali tidak melindungi mereka dari penjajah atau penyerang, dan juga sama sekali tidak membawa kemakmuran bagi mereka yang menderita. Anak - anak dimanfaatkan oleh beberapa orang yang haus akan kekuasaan dan kehormatan, banyak orang mati dan dibunuh dalam pertermpuran yang mengatasnamakan jihad. Dan masih berlanjut hingga hari ini..

Mangalami sendiri bagaimana menjalankan jihad dengan kekerasan membuat Manwar bisa melihat jurang besar antara kenyataan dan dengan yang dia kira sebagai tugas mulia. Dia mulai berpikir bahwa khotbahnya, perekrutannya, penggalangan dana, dan mengirim banyak anak muda untuk mati di medan tempur adalah semua tindakan yang salah besar

Menjadi pionir dakwah jihad dengan kekerasan pada tahun 1980 di Inggris, dan tahun 2000, Manwar memutuskan untuk berhenti. Sadar bahwa dia begitu tenggelam dalam ideologi yang salah. Semua orang di sekitarnya mendukung, menyoraki, dan menyemangati dia dalam perjuangan dan kegiatannya. Namun begitu dia memutuskan keluar, 15 tahun sudah terlewati dengan hasil sebuah penyesalan yang begitu dalam.


Manwar beberapa kali terdiam menahan tangis saat menjadi pembicara
Teringat anak - anak yang dia rekrut dan bawa ke medan perang


Kita selalu sibuk mengatakan mau berperang, mau berjihad, dengan tidak mengetahui bahwa diri kita sendiri yang dibutakan.
Kita bilang kita berjuang membantu mereka yang menderita, tapi inilah adalah perang tanpa akhir dan tanpa pemenang. Kita yang hanya ikut - ikutan tanpa tahu masalah hanya akan menjadi alat yang membawa kematian serta kekacauan. Hanya memberikan keuntungan bagi beberapa orang yang keji dan mengambil keuntungan dari semua konflik ini.

Setelah mulai berhenti dari segala aktivitasnya, Manwar mulai secara perlahan untuk membuka matanya. Berani menantang dirinya untuk menghadapi kenyataan, untuk berpikir. Manwar mulai mengikuti kata hatinya.



Dia melihat banyak muslim begitu bersemangat ingin bergabung dengan ISIS. Dengan naif dan janji - janji propaganda yang diberikan oleh ISIS, sebuah kesempatan berjihad. Banyak orang yang bergabung seperti dirinya yang masih muda dulu. Tanpa tahu permasalahan, mereka akan menjadi boneka dan bidak pembunuh yang hanya akan membawa kematian lebih banyak.



Jihad yang merupakan sebuah perjuangan untuk mensucikan jiwa dan hati, sudah dirubah oleh ISIS menjadi pertumpahan darah dan membunuh. Kamu akan mulai lupa sikap kemanusiaanmu, kamu hanya akan menjadi bidak tidak berarti di papan catur mereka, kamu akan semakin terbiasa dan senang melihat orang menderita, Kamu akan melupakan tugasmu di rumah, kamu akan menyia - nyiakan berkah dari Allah untuk bisa membersihkan jiwamu, kamu akan semakin menjauh ajaran dari Nabi Muhammad.

Mereka akan mengatakan ini demi tanah kita, demi kaum kita, demi agama, yang akhirnya ini semua hanyalah aksi balas dendam biadab yang mengorbankan banyak orang. Jika tindakanmu hanya membawa penderitaan bagi sesamamu, dan juga membuang berkah anugerah Allah, maka tindakanmu bukanlah jihad.



Manwar percaya bahwa orang - orang yang mengikuti ajaran jihad yang salah masih bisa berubah. Hidupnya adalah buktinya. Kita harus menyebarkan makna jihad yang sesungguhnya. Jihad harus dilakukan untuk mencapai kebaikan bagi diri kita. Di dalamnya termasuk usaha dan kerja nyata dan spiritualitas, pemurniaan diri dan ketaatan. Jihad mengandung semua kata itu dalam satu makna. Jihad mungkin diperlukan dengan berperang, tapi itu jarang terjadi, dengan syarat yang ketat, dengan aturan dan batasan.


Sekarang Manwar membangun sebuah organisasi amal, JIMAS

Dalam Islam, suatu tindakan harus bisa memberikan manfaat baik. Apabila banyak mudharatnya, maka jangan dilakukan. Dan yang lebih penting, ayat dalam Al-Quran yang menghubungkan jihad dengan mengangkat senjata tidak menghapuskan ayat yang menuliskan makna pengampunan, kebajikan dan kesabaran.


Pesan Manwar Ali bagi mereka yang masih sangat percaya bahwa jihad bisa
dicapai dengan cara jalan kekerasan:


Jangan masukkan dirimu ke dalam kegelapan. Beranilah menolak pemimpin dogmatis yang selalu menyulutkan kebencian, yang selalu membagi dunia dalam 'Kita' dan 'Mereka'. Lepaskan semua kemarahan, kebencian dan kekerasan. Belajarlah untuk memperbaiki yang salah tanpa menggunakan kekerasan dan kesewenang - wenangan. Belajarlah untuk mengembangkan hati kalian untuk bisa melihat kebaikan, keindahan, dan kebenaran baik pada orang lain dan dunia.

Karena tindakan kita sendirilah yang akan berbuah baik
bagi diri kita sendiri..
bagi orang lain..
bagi masyarakat kita..

dan juga tentunya

bagi Allah.
Inilah arti dari jihad yang sebenarnya..



REFERENSI
SUMBER I|SUMBER II

SUMBER III




KUNJUNGI JUGA THREAD LAINNYA

emoticon-Requestemoticon-Request emoticon-Request


makolanowbitoolnona212
nona212 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
29.4K
256
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan