Kawasan wisata di Sulawesi Selatan ini telah tersohor namanya. Adat istiadat terus dipertahankan tanpa tergerus pertumbuhan zaman di Toraja terutama sehubungan dengan kematian. Banyak lokasi bersejarah yang menjadi objek wisata dengan tema utama, yakni kematian. Kematian di Toraja sama sekali tidak menyeramkan. Berdasarkan keterangan dari masyarakat Toraja, kematian itu estetis sehingga mesti dirayakan sebab setiap orang melulu mati satu kali. Berikut ini sejumlah objek wisata terbaik di Toraja.

Kete Kesu



Desa adat ini memiliki keanehan berupa jejeran tongkonan, alang (lumbung padi), dan kuburan tebing dengan tulang belulang insan yang berserakan. Rumah adat Tongkonan khas Toraja mempunyai atap berbentuk laksana perahu dan lokasi tinggal ini tercipta dari sabut. Ada alang dan kepala kerbau sebagai simbol kemakmuran dan kekayaan ditaruh di setiap lokasi tinggal tongkonan. Mayat orang Toraja tidak dikubur di dalam tanah namun dikubur di tebing semenjak dahulu sampai sekarang. Setelah mengenal agama kristen dan katolik, mayat bukan lagi tergantung di atas tebing namun dimasukkan ke dalam peti yang ditaruh di dalam tebing. Tulang belulang yang berserakan di dekat tebing tidak menyerahkan aura seram tidak banyak pun. Luar biasa bukan?

Megalit Bori Kalimbuang



Kompleks bersejarah di Toraja mempunyai nama kompleks megalit Bori Kalimbuang ini terdiri dari tidak sedikit batu besar peninggalan masa megalitikum yang teratur apik. Hampir seluruh spot pantas untuk diabadikan di lokasi ini sampai-sampai berfoto menjadi urusan yang mesti dilakukan. Konon lokasi ini menjadi tempat rambu solo (upacara adat kematian) kesatu di Toraja.

Lokasi lokasi ini di pinggir jalan poros Toraja Utara sehingga gampang ditemukan. Menhir atau batu besar memanjang di lokasi ini dalam bahasa Toraja mempunyai nama Simbuang Batu. Kalau mau memperingati masa kemudian usahakan datang ke lokasi ini. Menhir-menhir sengaja diciptakan untuk memuliakan pemuka adat atau family bangsawan yang meninggal pada zaman dahulu. Batu-batu menhir berumur ratusan tahun yang berjumlah 102 buah ini terdiri dari 54 menhir kecil, 24 berukuran sedang, dan 24 berukuran besar. Sebelum membina menhir, masyarakat mesti menyelenggarakan upacara adat yang mempunyai nama Rapasan Sapurandanan dengan persembahan 24 ekor kerbau. Semakin banyaknya jumlah kerbau menggambarkan  semakin tingginya derajat seseorang sebab menhir yang diciptakan juga semakin tinggi.

Kuburan Batu Lemo



Kematian itu estetis sehingga mesti dirayakan sebelum jenazah mengarah ke tempat peristirahatan abadi menurut keterangan dari adat istiadat Toraja. Kuburan batu yang sangat terkenal di Tana Toraja ialah Lemo sebab letaknya di Desa Lemo dengan melalui jalan poros Rantepao – Makale. Sebaiknya mencarter mobil atau motor sebab kendaraan umum tidak terdapat di area Toraja. Area Lemo ini sangat estetis karena bukit dan persawahan hijau yang menyejukkan mata. Lemo dalam bahasa Toraja berarti jeruk ini kalau disaksikan sekilas dari lokasi tinggi bentuknya laksana jeruk. Deretan liang batu di dinding cadas ini diberi dekorasi boneka-boneka yang serupa wajah semua jenazah namun tidak terdapat kesan menyeramkan laksana film horror. Area pemakaman ini telah berusia ratusan tahun semenjak abad ke-16 masehi. Pemakaman ini dahulu dijadikan lokasi pemakaman semua kepala suku Toraja.

Sudah penasaran dengan Toraja? 3 lokasi itu lumayan mewakili keindahan Toraja, tetapi sebetulnya masih tidak sedikit tempat beda yang mesti dikunjungi. Segera siapkan budget dan sekian banyak  peralatan guna traveling ke sana. Grab your bagpack and happy traveling good people!

Kunjungi thread kami yang lain ya ! Terima kasih


Kunjungin sumber ya Rekreasi Alam - Kematian yang Memesona di Toraja