mthayayayaAvatar border
TS
mthayayaya
Sang Jaguar Asia Dengan Forehand Bazooka dan Sederet Prestasinya


Bila nama Susi Susanti jadi salah satu atlet wanita legendaris yang Indonesia punya di cabang bulutangkis, maka jangan lupa bahwa cabang tenis punya Yayuk Basuki sebagai atlet wanita legendarisnya.

Tak kalah menginspirasi , perempuan bernama lengkap Nani Rahayu Basuki dikenal sebagai salah satu atlet tenis Indonesia tersukses dengan segudang prestasi hingga ke tingkat internasional di era 90-an.


Foto: Okezone.com


Yayuk sendiri telah mengenal tenis sejak usia 5 tahun, namun ia baru mulai berlatih tenis pada usia 7 tahun setelah orangtuanya melihat ketertarikan dan potensi Yayuk dalam bermain tenis. Yayuk pun mendapat kesempatan bermain kejuaraan tenis pertamanya di Yogyakarta. Tepatnya di pertandingan Pakualam Cup di kelompok Junior. Ia juga sempat mengikuti salah satu turnamen di Malang. Saat itu, Yayuk bahkan masih berusia belum genap 9 tahun.

Meski usia cukup muda, namun permainan Yayuk pada masa itu terbilang cukup gemilang. Ia memenangkan beberapa kejuaraan junior tingkat daerah, dan secara bertahap Yayuk pun mulai mengikuti pertandingan-pertandingan tingkat nasional.

Yayuk bahkan pernah mengalahkan kakaknya sendiri dalam sebuah turnamen. Saat itu Yayuk yang sudah sering juara di tingkat junior didaftarkan ayahnya untuk bermain di tingkat senior atau umum. Di final ia berhadapan dengan kakaknya yang saat itu notabennya baru lulus dari sekolah olahraga di Ragunan dan sudah sering bermain di tingkat nasional. Meski bertanding melawan kakak sendiri namun Yayuk tetap tak mengalah. Ia bahkan berhasil mengalahkan kakaknya di final. Momen ini kemudian sempat membawa Yayuk masuk ke dalam tim bayangan PON X 1981 di Jakarta.

Di usia ke 13 tahun, Yayuk masuk ke sekolah atlet di Ragunan. Saat bersekolah , kemampuan bermain Yayuk perlahan semakin matang. Ia pun terpilih mewakili Asia di kejuaraan junior di Florida , Amerika serikat. Tahun 1985, Yayuk pun mulai berpartsipasi di SEA Games dan disusul Asean Games di tahun 1986.


Foto: Okezone.com



Tahun 1990 menjadi tahun di mana Yayuk meniti karir bertenisnya secara profesional di tenis internasional. Semakin banyak turnamen yang ia ikuti, dan semakin lama peringkatnya pun turut menanjak.

Pada tahun 1991, Yayuk berhasil memenangkan kejuaraan tenis profesional WTA Tour yang diselenggarakan di Pattaya, Thailand. Kemenangannya ini membuat peringkatnya langsung naik dari nomor 178 menjadi 27. Kenaikan peringkat ini sekaligus menjadikan Yayuk masuk ke dalam daftar 100 besar atlet tenis dunia versi Women’s Tennis Association (WTA). Totalnya Yayuk berhasil meraih enam gelar tunggal dan sembilan gelar ganda WTA Tour.

Puncaknya, Yayuk berhasil menembus babak 8 besar di turnamen Wimbledon. Keberhasilannya ini lagi lagi membuat peringkatnya melesat naik ke nomor 19 di sektor tunggal putri dan ranking kesembilan di sektor ganda.

Ketika masuk ke babak 8 besar ini, Yayuk juga mencatatkan dirinya sebagai wanita Indonesia pertama yang masuk “Eight Club” yaitu sebuah lembaga yang menampung para alumni delapan besar turnamen tersebut. Menjadi anggota klub ini membuatnya bisa menikmati fasilitas VIP seperti hotel di mana saja. Dari Asia, hanya Yayuk dan Kimiko Date dari Jepang saja yang masuk dalam kelompok ini.

Tak hanya menjuarai turnamen tenis profesional tersebut, di ajang olahraga paling bergensi se-Asia yaitu Asian Games, Yayuk Basuki juga berhasil menorehkan prestasi. Ada 4 medali emas dan beberapa medali perak serta perunggu yang berhasil ia dapatkan di ajang olahraga ini. Tepatnya, medali emas di nomor tenis ganda putri pada tahun 1986 dan 1990; medali emas di nomor ganda campuran pada tahun 1990, serta medali emas di nomor tunggal putri pada Asian Games tahun 1998 di Bangkok, Thailand.

Hal ini semakin membuktikan kepiawaian Yayuk dalam bermain di berbagi sektor mulai dari ganda putri, campuran hingga tunggal, serta mampu berprestasi di tingkat nasional, regional hingga dunia.


Foto: CNNIndonesia


The Jaguar of Asia, Forehand Bazooka hingga atlet terbaik Indonesia

Keberhasilan Yayuk dalam bermain tenis di berbagai turnamen serta mengalahkan pemain-pemain unggulan seperti Catarina Lindqvist dari Swedia dan Naoko Sawamatso dari Jepang, dan pemain nomor satu Inggris, Jo Durie di turnamen Dow Classic, Birmingham membuat Yayuk Basuki mendapat sorotan pers dunia. Berbagi julukan pun disematkan kepada Yayuk. Selain dijuluki Tiger of Asia, Yayuk pun mendapat sebutan Forehand Bazooka akibat keahliannya menggunakan teknik Forehand saat bertanding.

Tak hanya julukan, beragam penghargaan juga berhasil diraih oleh Yayuk Basuki dalam perjalanan karirnya. Di antaranya WTA Sportsmanship Award di tahun 1996 dan 1998; Tennis Magazine/Rolex Female Rookie of the Year di tahun 1991; Atlet terbaik versi SIWO PWI Jaya pada tahun 1995; hingga penghargaan atlet terbaik yang diberikan oleh Presiden Soeharto di tahun 1991 karena kontribusinya di olahraga Indonesia.


Foto: kapanlagi

Perjalanan Yayuk mengumpulkan sederet prestasi di cabang tenis tak lepas dari masa pasang surut. Yayuk pernah ingin berhenti ketika mengalami masa-masa sulit ketika prestasi sempat merosot. Ia juga sempat dicoret namanya dari tim Fed Cup Indonesia lantaran ia dan suaminya yang juga atlet tenis pria Indonesia, Suharyadi, dianggap lancang menulis surat ke badan dunia tenis wanita agar memilih lapangan tempat tim Indonesia bertanding. Ia dan Suharyadi juga sempat keluar dari tim Indonesia setelah mundurnya Ketua Badan Tim Nasional, Wimar Sitoelar.

Keputusannya untuk mengejar target menembus 20 besar dunia membuatnya melewatkan SEA Games dan PON akibat jadwal yang terlalu padat. Tak tanggung-tanggung, ia sampai mendirikan management sendiri yakni Yayuk Basuki Management untuk mengelola semua kebutuhan bertandingnya. Mulai dari kegiatan promosi, keuangan hingga program latihan Yayuk.

Yayuk juga sempat beberapa kali berhenti bermain tenis. Pertama di tahun 1999 karena mengandung anak pertamanya. Yayuk baru kembali ke lapangan untuk mengikuti WTA Tour Pattaya Muangthai di tahun 2000 bersama Caroline Vis dan berhasil menyabet gelar juara. Tahun 2004, ia juga sempat menyatakan gantung raket dan menggeluti beberapa usaha dengan suaminya. Salah satunya mendidrikan sekolah tenis bernama Yayuk Basuki Tennis Academy, serta aktif di Koni dan mengurus atlet tenis pelatnas.

Namun tahun 2008, Yayuk kembali mengikuti turnamen internasional di ajang ITF Tour pada nomor Ganda bersama petenis asal Australiaa, Tiffany Welford dan berhasil menyabet gelar juara kembali. Yayuk bersama petenis nasional Romana Tedjakusuma juga berhasil menjuarai ITF Tour sebanyak lima kali hingga akhirnya ia benar-benar memutuskan pensiun pada tahun 2011 guna memberikan kesempatan pada bibit muda lainnya.


Foto: mediaindonesia


Kini meski tak lagi menjadi atlet yang berjuang untuk Indonesia, namun Yayuk tetap memperjuangkan olahraga dan atlet Indonesia dari kursi DPR. Ya Gan! Yayuk Basuki saat ini aktif sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dengan masa bakti 2014 – 2019 tepatnya di komisi X yang juga membidangi olahraga.

Semoga selain bisa memperjuangkan olahraga dan atlet kita, sosoknya terus bisa menginspirasi atlet-atlet tenis muda lainnya untuk semangat dalam berprestasi dan membawa nama tenis Indonesia lagi di mata dunia ya!


emoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesia emoticon-I Love Indonesia


Diolah dari berbagai sumber



Quote:
Diubah oleh mthayayaya 21-04-2018 06:39
uliyatisAvatar border
uliyatis memberi reputasi
2
14.5K
81
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan