Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

artdiaAvatar border
TS
artdia
Bertemu malam




Permisi agan-agan suhu emoticon-Takut (S) ane mau berbagi kisah. Mohon disimak bagi yang berkenan, bagi yang tidak, bisa dilewat aja thread ane ini emoticon-Smilie

Ane juga nubie, mohon maaf kalo belum bisa bikin thread yang rapih. Thanks emoticon-coffee


Quote:
Diubah oleh artdia 09-03-2019 10:53
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
2.1K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
artdiaAvatar border
TS
artdia
#13
"Apaan?"

"Mau ke Bandung katenye?"

"Lo tau darimane bro?"
"Terus masalah lu ama die apaan"

"Gw cinta berat ama doi"

"Ppffft..."
"Hahahahaha"

"Laaah... Malah ketawa lu" Riphan, tampak kesal.

"Kagak masuk itungan die lu tuh. Jauh, phan"
"Udeh, ntaran kite ngobrol"

Setelah perbincangan tentang Rika dengan Riphan, baru kusadari kedekatanku dengan Rika melebihi kedekatan dengan beberapa orang yang ada di sini.

Dan beberapa jam berselang setelah perbincangan itu, hingga kedai closed order. Tak ada bahasa Riphan menyinggung Rika kembali. Yang tersisa cuma mimik Riphan saat membahas tentang Rika. Mimik serius bagai memikirkan sesuatu. Kurasa dia tidak main-main dengan apa yang dikatakannya.

"Ini bangke yang laen pada kemana ya"
"Bang Aldi kemane si phan?" keluhku.

"Iye nih kagak ada kabar. Bilang ke gw sih mau ngeroasting, tapi gak muncul tuh"

"Kewalahan gila ini mah. Kagak gini gini lagi deh"
"Bisa lambat pelayanan kita cuma dihandle dua orang mah"

"You betul bro"

Aku terus mengeluh, dan Riphan makin tampak tak bergairah. Aku tak mau menyinggung apa yang dirasakannya. Karena memang aku tak tau apa yang dirasakan olehnya.

"Bang Aldi pan janjiin die yang jaga shift, ya?" aku terus mengajak Riphan berbincang, sambil merapihkan bangku-bangku.

"Lu brisik njing"

"Widih ngegas"

"Otak lo jauh"

Setelah respon itu, tak ada lagi obrolan yang terbangun. Aku paham berada dimana mood Riphan saat itu.

"Lo maen ke kosan gw, lo buka deh apa yang lu mau"
"Siapa tau gw tau sesuatu" kataku, sesaat sebelum beranjak pergi dari kedai.

"Thanks bro" balas Riphan, sambil menepuk punggungku.

Sekitar pukul 01.00 aku sampai di dekat kosan, beberapa meter jarak pandangku dengan gerbang kosan tiba-tiba aku ingat sesuatu. Kunci gerbang kosan tertinggal di kedai.

"Alamat bulak-balik ini"

Seketika tubuhku melemas membayangkan malasnya harus kembali ke kedai untuk mengambil kunci gerbang. Tubuhku makin lemas setelah ingat kunci kedai dibawa Riphan.

"Bagooong..." umpatku, kesal.
"Napa barusan di taro di meja"

Untuk beberapa saat aku mematung di depan gerbang. Mengingat ketika aku menyimpan kunci gerbang kosan saat sebelum ke kamar mandi.

Aku berniat untuk menelepon teman-teman kosan, tapi ku urungkan karena akan terlalu random. Ku adu kan gembok pada pager rasanya cukup bijak, karena sepertinya tepat sasaran.

Tapi sampai 15 menit aku melakukan itu, tak ada pula yang menyambut kepayahanku membuka gerbang. Penghuni kosan yang kudiami rata-rata bekerja pagi hari, itu kenapa jarang ditemui orang yang begadang.

"Iwan..." ingatku, penghuni kosan di lantai 2. Yang terbiasa main game malam hari.
"Buka earphone lu wan" seketika ku telepon, Iwan.

Namun tak ada balasan.

"Lu bego di" gerutuku.

Setengah jam lebih aku berdiam diri di depan pintu gerbang kosan.

"Denger musik enak nih, di"

"Gimana lo aja deh njeng"

"Oke siap" aku bersahutan bagai tak ada kerjaan.

Quote:


Lirik lagu Sound of Silencemengalun di telingaku, sampai...

"Mas, ngapain di sini"

Aku membuka mata ketika hawar-hawar mendengar suara yang bertanya.

"Aduhhh"
"Gw kira siapa..."

"Hahahaha"

"Beneran lo nih?"

"Iye lah"
"Eh, bukan. Gw arwah"
"Wkekekeke" Hilda, terkekeh.

"Buruan buka gerbang. Cape gw" suruhku, pada Hilda.

"Lo doyan merintah-merintah?"

"Buruan deh sayang, aku gak kuat nih" godaku, sekenanya.

"Stopped it!"

"Hehehehe"

Cekkkreekkkk...

"Ketinggalan kunci lu?" tanya Hilda, sambil menoleh ke arahku saat mengunci kembali pintu gerbang.

"Iye nih"

"Yaudin. Lu tidur di kamar gw aja"

Seketika aku tersadar. Penawaran yang cukup menggiurkan dari Hilda. Meskipun sebetulnya kunci kosan dan gerbang terpisah, kunci kosanku tidak tertinggal.

"Serius nih?"

"Serius lah"

"Ntar gw tidur di kamar Nita. Gw pegang kuncinya, dia lagi keluar kebetulan"

"Kagak jadi deh ketinggalannya"
"Ada kok" jawabku, tak semangat.

"Bkakakaka"
"Enak di elu dong. Maunya elu itu mah tidur bareng gw"

"Thanks ya, good night" aku, pamitan pada Hilda.
Diubah oleh artdia 07-03-2019 05:02
1