- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Bertemu malam
TS
artdia
Bertemu malam
Permisi agan-agan suhu ane mau berbagi kisah. Mohon disimak bagi yang berkenan, bagi yang tidak, bisa dilewat aja thread ane ini
Ane juga nubie, mohon maaf kalo belum bisa bikin thread yang rapih. Thanks
Quote:
Diubah oleh artdia 09-03-2019 10:53
anasabila memberi reputasi
1
2.1K
17
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
artdia
#3
"Di, lo kagak keluar?" tanya Riphan.
"Keluar di dalem apa di luar?"
"Ngent..."
"Di, anter gw yuk bentaran" ajak Rika.
Tanganku ditarik Rika seketika, tepat sebelum habis bahasa kotor Riphan terucapkan.
"Kemana ka?"
"Beli makan"
Tanpa berlama-lama, aku dan Rika berangkat dengan skuter andalannya Rika yang berwarna biru.
"Makan apaan nih?" tanyaku.
"Makan temen di, enak"
Tak lama setelah itu...
Nnnnngggg bbbruuukkkk... Bbbruukkkkk...
Suara melengking dan bagai benda yang beradu keras. Rupanya sepersekian detik kami sadar, suara itu berasal dari motor yang kecelakaan, jatuh menubruk batas trotoar jalan.
"Duh!" lenguhku, melihat seorang pengendara tergeletak yang makin waktu berdetik makin dekat terlihat.
"Eh bentar bentar di"
......
"Di, kok jadi dingin?"
"Ngeri ka. Kebayang di jalan tadi. Gila gak si lo? Si bapak..."
"Oooppp! Lanjut makan" potong Rika.
Pukul 22.17 di hari sabtu itu saat aku melihat jam tangan, sesaat meninggalkan tukang nasi goreng favorit Rika. Menuju kedai, karena telepon Riphan mengingatkan kami untuk tidak bisa berlama-lama.
"Di, Bandung kek gimana si?" teriak Rika, mencoba memecah keramaian di jalan.
"Maksud lo?"
"Gw ke Bandung di, keknya"
"Mau kuliah di sono"
"Have a blessed life, Ka" gw tersenyum.
"Keluar di dalem apa di luar?"
"Ngent..."
"Di, anter gw yuk bentaran" ajak Rika.
Tanganku ditarik Rika seketika, tepat sebelum habis bahasa kotor Riphan terucapkan.
"Kemana ka?"
"Beli makan"
Tanpa berlama-lama, aku dan Rika berangkat dengan skuter andalannya Rika yang berwarna biru.
"Makan apaan nih?" tanyaku.
"Makan temen di, enak"
Tak lama setelah itu...
Nnnnngggg bbbruuukkkk... Bbbruukkkkk...
Suara melengking dan bagai benda yang beradu keras. Rupanya sepersekian detik kami sadar, suara itu berasal dari motor yang kecelakaan, jatuh menubruk batas trotoar jalan.
"Duh!" lenguhku, melihat seorang pengendara tergeletak yang makin waktu berdetik makin dekat terlihat.
"Eh bentar bentar di"
......
"Di, kok jadi dingin?"
"Ngeri ka. Kebayang di jalan tadi. Gila gak si lo? Si bapak..."
"Oooppp! Lanjut makan" potong Rika.
Pukul 22.17 di hari sabtu itu saat aku melihat jam tangan, sesaat meninggalkan tukang nasi goreng favorit Rika. Menuju kedai, karena telepon Riphan mengingatkan kami untuk tidak bisa berlama-lama.
"Di, Bandung kek gimana si?" teriak Rika, mencoba memecah keramaian di jalan.
"Maksud lo?"
"Gw ke Bandung di, keknya"
"Mau kuliah di sono"
"Have a blessed life, Ka" gw tersenyum.
2