Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

artdiaAvatar border
TS
artdia
Bertemu malam




Permisi agan-agan suhu emoticon-Takut (S) ane mau berbagi kisah. Mohon disimak bagi yang berkenan, bagi yang tidak, bisa dilewat aja thread ane ini emoticon-Smilie

Ane juga nubie, mohon maaf kalo belum bisa bikin thread yang rapih. Thanks emoticon-coffee


Quote:
Diubah oleh artdia 09-03-2019 10:53
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
2.1K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
artdiaAvatar border
TS
artdia
#2
Dua bulan sudah kehidupan Jakarta telah memengaruhiku. Betul memang, meski jarak tak terlalu jauh antara Bandung - Jakarta, tapi karakteristik kedaerahannya betul-betul memaksaku untuk beradaptasi. Bandung yang kukenal biasanya menjadikan setiap orang yang hidup didalamnya memiliki pembawaan yang kalem, santai, namun pemikir, kini harus kuhadapi Jakarta yang rasanya menjadikanku orang yang tegas, kaku, dan cukup keras.

Aku terbantu oleh partner kerja sekaligus teman dalam menjalani rutinitas terbaruku disini. Untuk mengejar pengetahuan dan menunjang skill meracik kopi, biasanya aku meluangkan waktu lebih lama dengan pulang lebih larut dan datang lebih pagi. Hal tersebut tak membuatku kepayahan, karena tak jauh dari tempatku bekerja adalah kosan yang kusewa. Ukuran 4x5 meter dengan kamar mandi di dalam, cukup nyaman untuk membalaskan rasa lelah setelah beraktifitas.

Biar kuberitahu orang-orang hebat yang bersamaku disini. Pemilik sekaligus roasted man dikedai ini adalah Rizaldi, celetukan polos yang lucu sering menemani rutinitasku dan teman yang lain di kedai. Bang Ijal akrab kusapa, dia adalah orang yang perfeksionis juga. Keramahannya ada customer bisa berubah dan memasang tampang sentimen ketika menghadapi pelanggan-pelanggan yang 'sok' paham tentang kopi, idealis biasaku bilang. Juga ada Zul, barista seumuran denganku, seorang Q Grader yang bermuka boros yang berasal dari Bogor. Ada Riphan, anak Banten yang selengean, gampang doyan terhadap wanita dan tempat sharing berbagai hal baru yang kutemui. Ada pula Rika, wanita galak dengan pembawaan yang dingin, setidaknya itu kesan yang bisa didapatkan ketika pertama kali bertemu, tapi saat kenal lebih dekat kita akan merasakan... kesan yang sama saja ketika awal bertemu. Untuk Rika, kukira kesan itu hanya sebagai 'topeng' yang biasa ditampilkannya ketika bertemu dengan orang baru, nyatanya dua bulan aku disini belum juga menemukan perubahan yang terlihat. Namun setidaknya ia bewajah manis dan lucu dengan rambut diikat dan berkacamata.

Kami berempat bergantian menjaga kedai kopi. Aku cukup cepat mempelajari seluk beluk kopi, karena memang kami sering berdiskusi tentang biji ajaib ini ketika bertemu waktu luang. Terlebih teman-teman yang lain sudah lama berjecimpung dalam dunia kopi.

Ada kecintaan tersendiri yang muncul ketika aku mengenal tentang biji ajaib ini. Kompleksitas dari sejak bibit kopi ditanam hingga dihidangkan sebagai minuman yang nikmat, membuatku mudah untuk mencintai pekerjaanku ini. Mungkin karena terdapat unsur yang sama terhadapku (kompleks) sehingga aku seperti mencintai diri sendiri ketika memeperdalam dunia kopi.

Customer demi customer dengan beragam sifat dan keunikannya, menjadi nilai tambah sebagai seorang barista.

"Ka, coba deh cappucino buatan gw"

"Kagak ada patternnya gini you bikin cappucino..." Rika, heran.

"Ada kok, love"

"Mana?" tanya Rika.

"Nih... (Gestur menunjuk dada)"

"Aseeeem"

"Hahahaha"
Diubah oleh artdia 14-02-2019 13:52
2