- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Cerita Mistis! Perjalanan Bus Malam


TS
piendutt
Cerita Mistis! Perjalanan Bus Malam

Quote:
Perjalanan Bus Malam
Part 1. Pulang Kampung
Seorang wanita terlihat sedang sibuk memasukkan beberapa baju ke dalam tas koper kecil di sebuah ruangan. Saat memasukkan peralatan lain ke tas ransel, pandangannya tertuju pada secarik tiket perjalanan bus malam tujuan Sumedang, Jawa barat. Tiba-tiba, ponselnya berdering dan dia pun segera mengangkatnya.
“Iya, Bu. Ini udah siap-siap, kok. Sebentar lagi berangkat,” ujarnya pada sang ibu yang berada di seberang telepon.
“Kenapa kamu harus pergi pakai bus malam, Nak? Bus pagi ‘kan ada. Ibu khawatir, Nak.”
“Ibu, jangan kebanyakan mikir macam-macam. Aku ‘kan udah sering pulang naik bus malam. Nggak akan ada apa-apa, kok. Lagian, aku tuh suka ketenangan. Kalau naik bus pagi, orang-orang pada berisik dan membuatku susah untuk istirahat,” jawabnya berusaha menenangkan sang ibu.
“Iya sudah kalau begitu. Ibu tunggu kedatanganmu, ya. Kalau ada apa-apa, langsung kabari Ibu.”
Perbincangan itu pun berakhir dan Lily pun segera membawa kopernya ke luar rumah, lalu menunggu taksi online yang tadi sudah dipesan untuk mengantarkannya ke terminal bus.
***
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, Lily tiba di terminal pukul setengah sepuluh malam dan bergegas menuju ke bus sesuai jurusan dalam tiket yang dipegangnya. Namun, baru saja hendak naik bus tersebut, Lily dicegat seseorang yang berpenampilan seperti pengemis dengan pakaian compang-camping dan aroma tubuh yang menyengat. Orang itu menarik-narik tas milik Lily sambil berteriak menahan langkah wanita itu untuk naik ke bus.
“Jangan naik! Jangan naik! Jangan naik! Bahaya!”
“Ih, apa sih?! Lepas! Lepasin tasku!” teriak Lily sambil berusaha mempertahankan tas miliknya.
Aksi tarik-menarik tas pun terjadi di antara keduanya, sampai akhirnya sopir bus turun tangan membantu Lily.
“Dasar orang gila! Selalu aja gangguin para penumpang!” umpat sopir bus itu seraya mengusir orang aneh itu.
“Dia itu ... orang gila, Pak?” tanya Lily.
“Iya, Mbak. Udah sering dia seperti itu! Udah, jangan diladeni omongannya, Mbak. Ayo, cepat naik! Busnya sudah mau berangkat.”
Lily pun mengangguk, lalu segera naik ke bus dan mencari tempat duduk yang sesuai dengan urutan nomor di tiket miliknya. Setelah ketemu, Lily duduk dan tidak lama kemudian, bus pun mulai melaju perlahan, meninggalkan terminal itu.
Wanita itu sempat menatap ke arah orang aneh yang tadi mencegahnya naik bus. Orang itu masih berdiri tegak di pinggir jalan. Tiba-tiba Lily tersentak saat melihat sesosok wanita berbaju putih yang ikut berdiri di samping orang aneh itu. Wajahnya hancur parah dengan baju berlumuran darah. Lily mengusap matanya beberapa kali, berharap yang dilihatnya itu hanyalah halusinasi. Namun, sosok itu tetap ada di sana hingga bus yang ditumpanginya menjauhi terminal.
***
Lily pun mengatur napasnya kembali, berharap bisa melupakan kejadian yang membuat bulu kuduknya berdiri itu. Setelah merasa tenang, Lily pun memilih untuk memejamkan mata dan tidak lagi ambil pusing dengan kejadian tadi.
Waktu menunjukkan pukul dua belas lebih lima belas menit dan suasana di dalam bus semakin terasa dingin. Badan Lily beringsut dan tangannya meraba-raba selimut yang seharusnya menutupi badannya. Dia pun sedikit membuka mata dan ternyata selimut itu sudah terjatuh.
“Pantas saja terasa dingin,” gumam Lily sambil menunduk dan berniat mengambil selimutnya yang terjatuh.
Tiba-tiba tubuhnya bergetar hebat saat melihat sesosok wanita dengan wajah hancur tengah merangkul kakinya.
“Arrrhhhh!” Lily spontan berteriak sambil menaikkan kakinya dan tidak menyadari bahwa semua orang sedang memandangnya.
Wanita itu tidak memedulikan orang-orang yang memandangnya dengan tatapan aneh. Pikirannya masih tertuju pada sosok wanita menyeramkan yang tadi merangkul kakinya dan sekarang sosok itu menghilang entah ke mana.
“Mbak, tolong jangan berisik, ya! Anak saya jadi kebangun ini!” seru salah seorang ibu-ibu yang duduk tidak jauh dari tempat duduk Lily.
Lily pun segera meminta maaf dan kembali duduk di posisinya. Dia mengatur napasnya yang sempat tersengal karena terkejut dan mencoba melupakan hal mengerikan yang tadi dilihatnya. Wanita itu mencoba menenangkan diri dengan membuka tirai yang menutupi jendela bus di sampingnya dan ternyata di luar sedang hujan.
Jalanan terlihat sepi dan nyaris tidak ada kendaraan lain yang melintas karena memang sudah tengah malam. Lily pun kembali menikmati perjalanan malam hingga bus yang ditumpanginya melewati area jalan Cadas Pangeran, Sumedang.
Baru beberapa menit melewati area itu, bus mendadak berhenti dan membuat para penumpang kebingungan. Sang sopir pun turun untuk memeriksa keadaan.
Rupanya, jalan yang hendak dilewati sedang ditutup sementara akibat hujan yang turun selama tiga hari berturut-turut di kawasan itu dan membuat beberapa jalan mengalami longsor. Mau tidak mau, bus yang hendak melintas pun terpaksa dialihkan ke jalur alternatif. Sang sopir segera kembali ke bus dan memberitahukan kabar tersebut kepada para penumpang.
“Aduh gimana ini?! Aku nggak mau lewat jalur lain! Jalur alternatif itu dikelilingi hutan belantara menyeramkan dan banyak bus yang mengalami kecelakaan pas lewat jalur itu!” ujar salah satu penumpang yang tidak setuju kalau bus yang ditumpangi melewati jalur alternatif.
Ucapan penumpang itu membuat penumpang lainnya mulai ribut dan ketakutan. Bahkan, beberapa penumpang memilih turun dan menunggu angkutan lain yang lewat. Sementara, penumpang lain memilih tetap berada di dalam bus karena takut tidak mendapatkan tumpangan, apalagi hujan turun semakin lebat.
“Yang mau turun, silakan turun saja di sini! Lagi pula, hujan deras kayak gini nggak akan ada angkutan lain yang lewat! Jadi, jangan menghambat perjalanan ini, ya!” sahut salah satu wanita bergaun hijau yang duduk santai di kursinya.
Setelah sedikit perbedaan pendapat, ada beberapa penumpang yang tetap memilih untuk turun dan sisanya tetap berada di dalam bus untuk melanjutkan perjalanan.
***
Pada pukul dua dini hari, bus pun memasuki kawasan hutan yang menjadi perdebatan di antara para penumpang tadi. Terlihat pohon-pohon pinus menjulang tinggi dan samar-samar juga terlihat beberapa pasang mata hewan buas yang menyala di kegelapan, mengintai di balik pepohonan.
Lily ikut menikmati pemandangan yang menyeramkan itu, tetapi lagi-lagi pandangannya tertuju pada satu sosok wanita berbaju putih yang bergelantungan di atas pohon. Dia mengusap-usap matanya untuk memastikan pandangannya dan benar saja. Saat Lily menatap pohon itu lagi, wanita menyeramkan yang dilihatnya tadi sudah tidak ada.
Bersambung.
Mau tau kelanjutannya? Stay terus di lapak Ratu Horor ini.
Written : @piendutt
Sumber : Opini pribadi
Part 1. Pulang Kampung
Seorang wanita terlihat sedang sibuk memasukkan beberapa baju ke dalam tas koper kecil di sebuah ruangan. Saat memasukkan peralatan lain ke tas ransel, pandangannya tertuju pada secarik tiket perjalanan bus malam tujuan Sumedang, Jawa barat. Tiba-tiba, ponselnya berdering dan dia pun segera mengangkatnya.
“Iya, Bu. Ini udah siap-siap, kok. Sebentar lagi berangkat,” ujarnya pada sang ibu yang berada di seberang telepon.
“Kenapa kamu harus pergi pakai bus malam, Nak? Bus pagi ‘kan ada. Ibu khawatir, Nak.”
“Ibu, jangan kebanyakan mikir macam-macam. Aku ‘kan udah sering pulang naik bus malam. Nggak akan ada apa-apa, kok. Lagian, aku tuh suka ketenangan. Kalau naik bus pagi, orang-orang pada berisik dan membuatku susah untuk istirahat,” jawabnya berusaha menenangkan sang ibu.
“Iya sudah kalau begitu. Ibu tunggu kedatanganmu, ya. Kalau ada apa-apa, langsung kabari Ibu.”
Perbincangan itu pun berakhir dan Lily pun segera membawa kopernya ke luar rumah, lalu menunggu taksi online yang tadi sudah dipesan untuk mengantarkannya ke terminal bus.
***
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, Lily tiba di terminal pukul setengah sepuluh malam dan bergegas menuju ke bus sesuai jurusan dalam tiket yang dipegangnya. Namun, baru saja hendak naik bus tersebut, Lily dicegat seseorang yang berpenampilan seperti pengemis dengan pakaian compang-camping dan aroma tubuh yang menyengat. Orang itu menarik-narik tas milik Lily sambil berteriak menahan langkah wanita itu untuk naik ke bus.
“Jangan naik! Jangan naik! Jangan naik! Bahaya!”
“Ih, apa sih?! Lepas! Lepasin tasku!” teriak Lily sambil berusaha mempertahankan tas miliknya.
Aksi tarik-menarik tas pun terjadi di antara keduanya, sampai akhirnya sopir bus turun tangan membantu Lily.
“Dasar orang gila! Selalu aja gangguin para penumpang!” umpat sopir bus itu seraya mengusir orang aneh itu.
“Dia itu ... orang gila, Pak?” tanya Lily.
“Iya, Mbak. Udah sering dia seperti itu! Udah, jangan diladeni omongannya, Mbak. Ayo, cepat naik! Busnya sudah mau berangkat.”
Lily pun mengangguk, lalu segera naik ke bus dan mencari tempat duduk yang sesuai dengan urutan nomor di tiket miliknya. Setelah ketemu, Lily duduk dan tidak lama kemudian, bus pun mulai melaju perlahan, meninggalkan terminal itu.
Wanita itu sempat menatap ke arah orang aneh yang tadi mencegahnya naik bus. Orang itu masih berdiri tegak di pinggir jalan. Tiba-tiba Lily tersentak saat melihat sesosok wanita berbaju putih yang ikut berdiri di samping orang aneh itu. Wajahnya hancur parah dengan baju berlumuran darah. Lily mengusap matanya beberapa kali, berharap yang dilihatnya itu hanyalah halusinasi. Namun, sosok itu tetap ada di sana hingga bus yang ditumpanginya menjauhi terminal.
***
Lily pun mengatur napasnya kembali, berharap bisa melupakan kejadian yang membuat bulu kuduknya berdiri itu. Setelah merasa tenang, Lily pun memilih untuk memejamkan mata dan tidak lagi ambil pusing dengan kejadian tadi.
Waktu menunjukkan pukul dua belas lebih lima belas menit dan suasana di dalam bus semakin terasa dingin. Badan Lily beringsut dan tangannya meraba-raba selimut yang seharusnya menutupi badannya. Dia pun sedikit membuka mata dan ternyata selimut itu sudah terjatuh.
“Pantas saja terasa dingin,” gumam Lily sambil menunduk dan berniat mengambil selimutnya yang terjatuh.
Tiba-tiba tubuhnya bergetar hebat saat melihat sesosok wanita dengan wajah hancur tengah merangkul kakinya.
“Arrrhhhh!” Lily spontan berteriak sambil menaikkan kakinya dan tidak menyadari bahwa semua orang sedang memandangnya.
Wanita itu tidak memedulikan orang-orang yang memandangnya dengan tatapan aneh. Pikirannya masih tertuju pada sosok wanita menyeramkan yang tadi merangkul kakinya dan sekarang sosok itu menghilang entah ke mana.
“Mbak, tolong jangan berisik, ya! Anak saya jadi kebangun ini!” seru salah seorang ibu-ibu yang duduk tidak jauh dari tempat duduk Lily.
Lily pun segera meminta maaf dan kembali duduk di posisinya. Dia mengatur napasnya yang sempat tersengal karena terkejut dan mencoba melupakan hal mengerikan yang tadi dilihatnya. Wanita itu mencoba menenangkan diri dengan membuka tirai yang menutupi jendela bus di sampingnya dan ternyata di luar sedang hujan.
Jalanan terlihat sepi dan nyaris tidak ada kendaraan lain yang melintas karena memang sudah tengah malam. Lily pun kembali menikmati perjalanan malam hingga bus yang ditumpanginya melewati area jalan Cadas Pangeran, Sumedang.
Baru beberapa menit melewati area itu, bus mendadak berhenti dan membuat para penumpang kebingungan. Sang sopir pun turun untuk memeriksa keadaan.
Rupanya, jalan yang hendak dilewati sedang ditutup sementara akibat hujan yang turun selama tiga hari berturut-turut di kawasan itu dan membuat beberapa jalan mengalami longsor. Mau tidak mau, bus yang hendak melintas pun terpaksa dialihkan ke jalur alternatif. Sang sopir segera kembali ke bus dan memberitahukan kabar tersebut kepada para penumpang.
“Aduh gimana ini?! Aku nggak mau lewat jalur lain! Jalur alternatif itu dikelilingi hutan belantara menyeramkan dan banyak bus yang mengalami kecelakaan pas lewat jalur itu!” ujar salah satu penumpang yang tidak setuju kalau bus yang ditumpangi melewati jalur alternatif.
Ucapan penumpang itu membuat penumpang lainnya mulai ribut dan ketakutan. Bahkan, beberapa penumpang memilih turun dan menunggu angkutan lain yang lewat. Sementara, penumpang lain memilih tetap berada di dalam bus karena takut tidak mendapatkan tumpangan, apalagi hujan turun semakin lebat.
“Yang mau turun, silakan turun saja di sini! Lagi pula, hujan deras kayak gini nggak akan ada angkutan lain yang lewat! Jadi, jangan menghambat perjalanan ini, ya!” sahut salah satu wanita bergaun hijau yang duduk santai di kursinya.
Setelah sedikit perbedaan pendapat, ada beberapa penumpang yang tetap memilih untuk turun dan sisanya tetap berada di dalam bus untuk melanjutkan perjalanan.
***
Pada pukul dua dini hari, bus pun memasuki kawasan hutan yang menjadi perdebatan di antara para penumpang tadi. Terlihat pohon-pohon pinus menjulang tinggi dan samar-samar juga terlihat beberapa pasang mata hewan buas yang menyala di kegelapan, mengintai di balik pepohonan.
Lily ikut menikmati pemandangan yang menyeramkan itu, tetapi lagi-lagi pandangannya tertuju pada satu sosok wanita berbaju putih yang bergelantungan di atas pohon. Dia mengusap-usap matanya untuk memastikan pandangannya dan benar saja. Saat Lily menatap pohon itu lagi, wanita menyeramkan yang dilihatnya tadi sudah tidak ada.
Bersambung.
Mau tau kelanjutannya? Stay terus di lapak Ratu Horor ini.
Written : @piendutt
Sumber : Opini pribadi
Part 2. Kecelakaan Tragis
Cerita baru
Konten The End 👇
Part 1. Gedung Sekolah Angker
Part 2. Ruang Laboratorium
Part 3. Konten Uji Nyali
Part 4. Kuburan Massal
Diubah oleh piendutt 11-07-2023 12:35






riri49 dan 23 lainnya memberi reputasi
24
4.9K
Kutip
65
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan