- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Cerita Mistis! Perjalanan Bus Malam
TS
piendutt
Cerita Mistis! Perjalanan Bus Malam
Quote:
Perjalanan Bus Malam
Part 1. Pulang Kampung
Seorang wanita terlihat sedang sibuk memasukkan beberapa baju ke dalam tas koper kecil di sebuah ruangan. Saat memasukkan peralatan lain ke tas ransel, pandangannya tertuju pada secarik tiket perjalanan bus malam tujuan Sumedang, Jawa barat. Tiba-tiba, ponselnya berdering dan dia pun segera mengangkatnya.
âIya, Bu. Ini udah siap-siap, kok. Sebentar lagi berangkat,â ujarnya pada sang ibu yang berada di seberang telepon.
âKenapa kamu harus pergi pakai bus malam, Nak? Bus pagi âkan ada. Ibu khawatir, Nak.â
âIbu, jangan kebanyakan mikir macam-macam. Aku âkan udah sering pulang naik bus malam. Nggak akan ada apa-apa, kok. Lagian, aku tuh suka ketenangan. Kalau naik bus pagi, orang-orang pada berisik dan membuatku susah untuk istirahat,â jawabnya berusaha menenangkan sang ibu.
âIya sudah kalau begitu. Ibu tunggu kedatanganmu, ya. Kalau ada apa-apa, langsung kabari Ibu.â
Perbincangan itu pun berakhir dan Lily pun segera membawa kopernya ke luar rumah, lalu menunggu taksi online yang tadi sudah dipesan untuk mengantarkannya ke terminal bus.
***
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, Lily tiba di terminal pukul setengah sepuluh malam dan bergegas menuju ke bus sesuai jurusan dalam tiket yang dipegangnya. Namun, baru saja hendak naik bus tersebut, Lily dicegat seseorang yang berpenampilan seperti pengemis dengan pakaian compang-camping dan aroma tubuh yang menyengat. Orang itu menarik-narik tas milik Lily sambil berteriak menahan langkah wanita itu untuk naik ke bus.
âJangan naik! Jangan naik! Jangan naik! Bahaya!â
âIh, apa sih?! Lepas! Lepasin tasku!â teriak Lily sambil berusaha mempertahankan tas miliknya.
Aksi tarik-menarik tas pun terjadi di antara keduanya, sampai akhirnya sopir bus turun tangan membantu Lily.
âDasar orang gila! Selalu aja gangguin para penumpang!â umpat sopir bus itu seraya mengusir orang aneh itu.
âDia itu ... orang gila, Pak?â tanya Lily.
âIya, Mbak. Udah sering dia seperti itu! Udah, jangan diladeni omongannya, Mbak. Ayo, cepat naik! Busnya sudah mau berangkat.â
Lily pun mengangguk, lalu segera naik ke bus dan mencari tempat duduk yang sesuai dengan urutan nomor di tiket miliknya. Setelah ketemu, Lily duduk dan tidak lama kemudian, bus pun mulai melaju perlahan, meninggalkan terminal itu.
Wanita itu sempat menatap ke arah orang aneh yang tadi mencegahnya naik bus. Orang itu masih berdiri tegak di pinggir jalan. Tiba-tiba Lily tersentak saat melihat sesosok wanita berbaju putih yang ikut berdiri di samping orang aneh itu. Wajahnya hancur parah dengan baju berlumuran darah. Lily mengusap matanya beberapa kali, berharap yang dilihatnya itu hanyalah halusinasi. Namun, sosok itu tetap ada di sana hingga bus yang ditumpanginya menjauhi terminal.
***
Lily pun mengatur napasnya kembali, berharap bisa melupakan kejadian yang membuat bulu kuduknya berdiri itu. Setelah merasa tenang, Lily pun memilih untuk memejamkan mata dan tidak lagi ambil pusing dengan kejadian tadi.
Waktu menunjukkan pukul dua belas lebih lima belas menit dan suasana di dalam bus semakin terasa dingin. Badan Lily beringsut dan tangannya meraba-raba selimut yang seharusnya menutupi badannya. Dia pun sedikit membuka mata dan ternyata selimut itu sudah terjatuh.
âPantas saja terasa dingin,â gumam Lily sambil menunduk dan berniat mengambil selimutnya yang terjatuh.
Tiba-tiba tubuhnya bergetar hebat saat melihat sesosok wanita dengan wajah hancur tengah merangkul kakinya.
âArrrhhhh!â Lily spontan berteriak sambil menaikkan kakinya dan tidak menyadari bahwa semua orang sedang memandangnya.
Wanita itu tidak memedulikan orang-orang yang memandangnya dengan tatapan aneh. Pikirannya masih tertuju pada sosok wanita menyeramkan yang tadi merangkul kakinya dan sekarang sosok itu menghilang entah ke mana.
âMbak, tolong jangan berisik, ya! Anak saya jadi kebangun ini!â seru salah seorang ibu-ibu yang duduk tidak jauh dari tempat duduk Lily.
Lily pun segera meminta maaf dan kembali duduk di posisinya. Dia mengatur napasnya yang sempat tersengal karena terkejut dan mencoba melupakan hal mengerikan yang tadi dilihatnya. Wanita itu mencoba menenangkan diri dengan membuka tirai yang menutupi jendela bus di sampingnya dan ternyata di luar sedang hujan.
Jalanan terlihat sepi dan nyaris tidak ada kendaraan lain yang melintas karena memang sudah tengah malam. Lily pun kembali menikmati perjalanan malam hingga bus yang ditumpanginya melewati area jalan Cadas Pangeran, Sumedang.
Baru beberapa menit melewati area itu, bus mendadak berhenti dan membuat para penumpang kebingungan. Sang sopir pun turun untuk memeriksa keadaan.
Rupanya, jalan yang hendak dilewati sedang ditutup sementara akibat hujan yang turun selama tiga hari berturut-turut di kawasan itu dan membuat beberapa jalan mengalami longsor. Mau tidak mau, bus yang hendak melintas pun terpaksa dialihkan ke jalur alternatif. Sang sopir segera kembali ke bus dan memberitahukan kabar tersebut kepada para penumpang.
âAduh gimana ini?! Aku nggak mau lewat jalur lain! Jalur alternatif itu dikelilingi hutan belantara menyeramkan dan banyak bus yang mengalami kecelakaan pas lewat jalur itu!â ujar salah satu penumpang yang tidak setuju kalau bus yang ditumpangi melewati jalur alternatif.
Ucapan penumpang itu membuat penumpang lainnya mulai ribut dan ketakutan. Bahkan, beberapa penumpang memilih turun dan menunggu angkutan lain yang lewat. Sementara, penumpang lain memilih tetap berada di dalam bus karena takut tidak mendapatkan tumpangan, apalagi hujan turun semakin lebat.
âYang mau turun, silakan turun saja di sini! Lagi pula, hujan deras kayak gini nggak akan ada angkutan lain yang lewat! Jadi, jangan menghambat perjalanan ini, ya!â sahut salah satu wanita bergaun hijau yang duduk santai di kursinya.
Setelah sedikit perbedaan pendapat, ada beberapa penumpang yang tetap memilih untuk turun dan sisanya tetap berada di dalam bus untuk melanjutkan perjalanan.
***
Pada pukul dua dini hari, bus pun memasuki kawasan hutan yang menjadi perdebatan di antara para penumpang tadi. Terlihat pohon-pohon pinus menjulang tinggi dan samar-samar juga terlihat beberapa pasang mata hewan buas yang menyala di kegelapan, mengintai di balik pepohonan.
Lily ikut menikmati pemandangan yang menyeramkan itu, tetapi lagi-lagi pandangannya tertuju pada satu sosok wanita berbaju putih yang bergelantungan di atas pohon. Dia mengusap-usap matanya untuk memastikan pandangannya dan benar saja. Saat Lily menatap pohon itu lagi, wanita menyeramkan yang dilihatnya tadi sudah tidak ada.
Bersambung.
Mau tau kelanjutannya? Stay terus di lapak Ratu Horor ini.
Written : @piendutt
Sumber : Opini pribadi
Part 1. Pulang Kampung
Seorang wanita terlihat sedang sibuk memasukkan beberapa baju ke dalam tas koper kecil di sebuah ruangan. Saat memasukkan peralatan lain ke tas ransel, pandangannya tertuju pada secarik tiket perjalanan bus malam tujuan Sumedang, Jawa barat. Tiba-tiba, ponselnya berdering dan dia pun segera mengangkatnya.
âIya, Bu. Ini udah siap-siap, kok. Sebentar lagi berangkat,â ujarnya pada sang ibu yang berada di seberang telepon.
âKenapa kamu harus pergi pakai bus malam, Nak? Bus pagi âkan ada. Ibu khawatir, Nak.â
âIbu, jangan kebanyakan mikir macam-macam. Aku âkan udah sering pulang naik bus malam. Nggak akan ada apa-apa, kok. Lagian, aku tuh suka ketenangan. Kalau naik bus pagi, orang-orang pada berisik dan membuatku susah untuk istirahat,â jawabnya berusaha menenangkan sang ibu.
âIya sudah kalau begitu. Ibu tunggu kedatanganmu, ya. Kalau ada apa-apa, langsung kabari Ibu.â
Perbincangan itu pun berakhir dan Lily pun segera membawa kopernya ke luar rumah, lalu menunggu taksi online yang tadi sudah dipesan untuk mengantarkannya ke terminal bus.
***
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, Lily tiba di terminal pukul setengah sepuluh malam dan bergegas menuju ke bus sesuai jurusan dalam tiket yang dipegangnya. Namun, baru saja hendak naik bus tersebut, Lily dicegat seseorang yang berpenampilan seperti pengemis dengan pakaian compang-camping dan aroma tubuh yang menyengat. Orang itu menarik-narik tas milik Lily sambil berteriak menahan langkah wanita itu untuk naik ke bus.
âJangan naik! Jangan naik! Jangan naik! Bahaya!â
âIh, apa sih?! Lepas! Lepasin tasku!â teriak Lily sambil berusaha mempertahankan tas miliknya.
Aksi tarik-menarik tas pun terjadi di antara keduanya, sampai akhirnya sopir bus turun tangan membantu Lily.
âDasar orang gila! Selalu aja gangguin para penumpang!â umpat sopir bus itu seraya mengusir orang aneh itu.
âDia itu ... orang gila, Pak?â tanya Lily.
âIya, Mbak. Udah sering dia seperti itu! Udah, jangan diladeni omongannya, Mbak. Ayo, cepat naik! Busnya sudah mau berangkat.â
Lily pun mengangguk, lalu segera naik ke bus dan mencari tempat duduk yang sesuai dengan urutan nomor di tiket miliknya. Setelah ketemu, Lily duduk dan tidak lama kemudian, bus pun mulai melaju perlahan, meninggalkan terminal itu.
Wanita itu sempat menatap ke arah orang aneh yang tadi mencegahnya naik bus. Orang itu masih berdiri tegak di pinggir jalan. Tiba-tiba Lily tersentak saat melihat sesosok wanita berbaju putih yang ikut berdiri di samping orang aneh itu. Wajahnya hancur parah dengan baju berlumuran darah. Lily mengusap matanya beberapa kali, berharap yang dilihatnya itu hanyalah halusinasi. Namun, sosok itu tetap ada di sana hingga bus yang ditumpanginya menjauhi terminal.
***
Lily pun mengatur napasnya kembali, berharap bisa melupakan kejadian yang membuat bulu kuduknya berdiri itu. Setelah merasa tenang, Lily pun memilih untuk memejamkan mata dan tidak lagi ambil pusing dengan kejadian tadi.
Waktu menunjukkan pukul dua belas lebih lima belas menit dan suasana di dalam bus semakin terasa dingin. Badan Lily beringsut dan tangannya meraba-raba selimut yang seharusnya menutupi badannya. Dia pun sedikit membuka mata dan ternyata selimut itu sudah terjatuh.
âPantas saja terasa dingin,â gumam Lily sambil menunduk dan berniat mengambil selimutnya yang terjatuh.
Tiba-tiba tubuhnya bergetar hebat saat melihat sesosok wanita dengan wajah hancur tengah merangkul kakinya.
âArrrhhhh!â Lily spontan berteriak sambil menaikkan kakinya dan tidak menyadari bahwa semua orang sedang memandangnya.
Wanita itu tidak memedulikan orang-orang yang memandangnya dengan tatapan aneh. Pikirannya masih tertuju pada sosok wanita menyeramkan yang tadi merangkul kakinya dan sekarang sosok itu menghilang entah ke mana.
âMbak, tolong jangan berisik, ya! Anak saya jadi kebangun ini!â seru salah seorang ibu-ibu yang duduk tidak jauh dari tempat duduk Lily.
Lily pun segera meminta maaf dan kembali duduk di posisinya. Dia mengatur napasnya yang sempat tersengal karena terkejut dan mencoba melupakan hal mengerikan yang tadi dilihatnya. Wanita itu mencoba menenangkan diri dengan membuka tirai yang menutupi jendela bus di sampingnya dan ternyata di luar sedang hujan.
Jalanan terlihat sepi dan nyaris tidak ada kendaraan lain yang melintas karena memang sudah tengah malam. Lily pun kembali menikmati perjalanan malam hingga bus yang ditumpanginya melewati area jalan Cadas Pangeran, Sumedang.
Baru beberapa menit melewati area itu, bus mendadak berhenti dan membuat para penumpang kebingungan. Sang sopir pun turun untuk memeriksa keadaan.
Rupanya, jalan yang hendak dilewati sedang ditutup sementara akibat hujan yang turun selama tiga hari berturut-turut di kawasan itu dan membuat beberapa jalan mengalami longsor. Mau tidak mau, bus yang hendak melintas pun terpaksa dialihkan ke jalur alternatif. Sang sopir segera kembali ke bus dan memberitahukan kabar tersebut kepada para penumpang.
âAduh gimana ini?! Aku nggak mau lewat jalur lain! Jalur alternatif itu dikelilingi hutan belantara menyeramkan dan banyak bus yang mengalami kecelakaan pas lewat jalur itu!â ujar salah satu penumpang yang tidak setuju kalau bus yang ditumpangi melewati jalur alternatif.
Ucapan penumpang itu membuat penumpang lainnya mulai ribut dan ketakutan. Bahkan, beberapa penumpang memilih turun dan menunggu angkutan lain yang lewat. Sementara, penumpang lain memilih tetap berada di dalam bus karena takut tidak mendapatkan tumpangan, apalagi hujan turun semakin lebat.
âYang mau turun, silakan turun saja di sini! Lagi pula, hujan deras kayak gini nggak akan ada angkutan lain yang lewat! Jadi, jangan menghambat perjalanan ini, ya!â sahut salah satu wanita bergaun hijau yang duduk santai di kursinya.
Setelah sedikit perbedaan pendapat, ada beberapa penumpang yang tetap memilih untuk turun dan sisanya tetap berada di dalam bus untuk melanjutkan perjalanan.
***
Pada pukul dua dini hari, bus pun memasuki kawasan hutan yang menjadi perdebatan di antara para penumpang tadi. Terlihat pohon-pohon pinus menjulang tinggi dan samar-samar juga terlihat beberapa pasang mata hewan buas yang menyala di kegelapan, mengintai di balik pepohonan.
Lily ikut menikmati pemandangan yang menyeramkan itu, tetapi lagi-lagi pandangannya tertuju pada satu sosok wanita berbaju putih yang bergelantungan di atas pohon. Dia mengusap-usap matanya untuk memastikan pandangannya dan benar saja. Saat Lily menatap pohon itu lagi, wanita menyeramkan yang dilihatnya tadi sudah tidak ada.
Bersambung.
Mau tau kelanjutannya? Stay terus di lapak Ratu Horor ini.
Written : @piendutt
Sumber : Opini pribadi
Part 2. Kecelakaan Tragis
Cerita baru
Konten The End đ
Part 1. Gedung Sekolah Angker
Part 2. Ruang Laboratorium
Part 3. Konten Uji Nyali
Part 4. Kuburan Massal
Diubah oleh piendutt 11-07-2023 12:35
riri49 dan 23 lainnya memberi reputasi
24
4.5K
Kutip
65
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
piendutt
#26
Cerita Mistis! Perjalanan Bus Malam
Quote:
Part 2. Kecelakaan Tragis
Tiba-tiba, ban belakang bus pecah dengan sendirinya dan membuat bus tersebut tergelincir. Kendaraan beroda enam itu terpelanting hingga jatuh, masuk ke jurang dibarengi dengan teriakan histeris seluruh penumpang bus.
Tidak sampai di situ, badan bus yang terus menghantam dinding jurang, membuatnya terbelah menjadi dua bagian. Seluruh penumpang yang ada di dalamnya berhamburan ke mana-mana hingga akhirnya badan bus mendarat di dasar jurang.
Bus itu remuk dan lampunya mati total. Pada beberapa bagian bus, terlihat percikan api mulai merambat, melahap badan bus yang hancur. Beruntung, hujan pun turun dan api pun perlahan padam seiring air hujan yang turun semakin deras.
Perlahan, Lily membuka mata dan merasakan sekujur tubuhnya nyeri. Dia menangis saat melihat beberapa luka di tubuhnya. Namun, Lily bersyukur masih selamat dari kecelakaan mengerikan itu.
Lily pun beranjak dari sana meskipun dengan langkah tertatih-tatih. Ada rasa iba bercampur ngeri saat melihat beberapa tubuh penumpang yang tergeletak tak bernyawa.
âTo-tolong ⌠to-tolong!â
Sayup-sayup, telinga Lily menangkap suara lirih meminta tolong yang entah datang dari mana. Dia pun mencoba mencari sumber suara itu dan ternyata suara lirih yang menyayat hati itu berasal dari bibir seorang gadis cilik yang masih selamat. Tanpa menunggu lama, Lily pun segera membantunya keluar dari puing-puing badan bus.
Beruntungnya, saat mereka berdua keluar, ternyata masih ada beberapa orang yang juga selamat. Orang-orang itu menepi dan mencari tempat perlindungan untuk menghindari hujan yang semakin deras. Namun, beberapa dari mereka memilih terus mencari kerabatnya di antara puing-puing badan bus.
Lily meraba-raba ke dalam tasnya dan berusaha mencari ponselnya. Dia berharap bisa menelepon untuk meminta bantuan, tetapi benda pipih itu retak terkena benturan keras. Beberapa penumpang lain juga mengalami hal yang sama. Rata-rata, ponsel mereka hancur dan bahkan ada yang malah hilang.
âSepertinya kita harus mencari tempat perlindungan. Adakah yang mau pergi denganku untuk mengecek keadaan sekitar?â Lily pun memberanikan diri bertanya.
Semua orang tampak terdiam. Kebanyakan dari mereka enggan menjawab karena tidak familier dengan area di sana, apalagi di sekeliling mereka hanya hutan belantara dan semuanya takut kalau ada hewan buas atau makhluk seram lainnya datang menyerang.
âAku akan pergi denganmu!â Seorang pria mengajukan diri.
Akhirnya, mereka berdua pun pergi memasuki kawasan hutan yang gelap gulita itu. Mereka melangkah perlahan menggunakan senter kecil milik salah seorang penumpang yang selamat.
***
âNamaku Andra. Nama kamu siapa?â Pria itu memulai perbincangan agar suasana tidak terlalu canggung.
âPanggil aja aku ⌠Lily,â sahut Lily singkat sambil terus berjalan.
âKamu melakukan perjalanan sendirian?â tanya pria itu lagi.
âIya.â
Kresek! Kresek!
Spontan, mereka berdua pun menoleh, melihat ke arah suara yang berisik tadi.
âSuara apa itu, ya?â gumam Lily sambil mengarahkan senternya ke daerah semak-semak yang daunnya bergoyang.
âMungkin hewan penunggu hutan ini,â kata Andra.
Lily hanya mengangguk dan terus melangkah tanpa rasa takut sedikit pun. Dia masih penasaran dengan suara tadi. Setelah berada cukup dekat dengan semak-semak itu, Lily menyibaknya dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Bulu kuduk Lily seketika berdiri seiring dengan rasa terkejutnya melihat seorang gadis cilik tengah asyik menggerogoti daging binatang. Gadis cilik itu menoleh dan Lily semakin merasa ngeri melihat paku-paku yang menancap, memenuhi wajah gadis cilik itu.
âKakak mau? Kikikikikikiikk!â tanya gadis cilik dengan wajah mengerikan itu sambil terkekeh-kekeh dan menyodorkan daging mentah yang berlumuran darah ke arah Lily.
Tentu saja Lily dan Andra menolaknya. Bahkan, mereka nyaris muntah melihat pemandangan mengerikan itu.
âLily! Ayo cepat! Kita pergi dari sini! Hutan ini nggak aman!â teriak Andra sambil menarik tangan Lily dan membawanya berlari.
***
Setelah cukup lama berlari mereka pun kelelahan, lalu beristirahat sejenak di bawah pohon sambil mengatur napas yang terengah-engah. Saat tengah menenangkan diri, mendadak tetesan air jatuh ke pipi Lily. Dia pun mengusapnya dengan tangan, tetapi tetesan air itu terjatuh lagi. Lily yang penasaran itu pun lantas mendongak untuk mengetahui dari mana asal tetesan air yang membasahi pipinya itu.
âArghhhhh!â Spontan, Lily berteriak lantaran terkejut melihat sebuah kepala tanpa badan sedang bergelantungan di atas pohon. Andra pun turut terkejut melihat kepala mengerikan itu.
âLari!â
Tanpa menunggu lama, Lily dan Andra pun berlari, meninggalkan tempat itu. Namun, nahas. Sesuatu tak kasat mata menghalangi Andra dan membuat pria malang itu jatuh terjerembab. Kaki Andra terlihat diseret menuju ke arah kepala tanpa badan yang seolah bersiap hendak menerkam tubuh Andra. Sementara, Lily berhasil menangkap tangan Andra dan berusaha menahannya.
âTolong aku, Lily! Tolongin aku!â Andra berteriak meminta bantuan, sedangkan Lily masih berusaha memegangi tangannya.
Kepala tanpa badan itu langsung terbang ke arah Andra dan tanpa ampun langsung menggigit tubuh pria itu dan mengoyak-ngoyak dagingnya. Lily pun terkejut dan melepaskan tangan Andra. Dia terus menangis melihat tubuh Andra yang bersimbah darah.
Lily pun berlari sekuat tenaga menjauhi tempat itu dan berusaha mencari jalan keluar. Dia benar-benar dicekam rasa takut yang luar biasa. Entah tempat macam apa yang dia datangi itu sampai-sampai bisa bertemu dengan makhluk-makhluk yang menyeramkan.
***
Akhirnya, setelah hampir putus asa, Lily pun berhasil menemukan jalan keluar. Dia merasa sedikit lega karena bisa berkumpul kembali dengan para penumpang yang selamat. Rupanya, saat Lily dan Andra masuk ke hutan tadi, sudah ada penumpang yang melaporkan tentang kecelakaan itu hingga Tim SAR pun segera datang.
Lily pun bergegas melangkah menghampiri mereka. Namun, belum sempat dia berbicara dengan orang lain, pandangannya tertuju pada kedua orang yang berdiri di pinggir sungai. Itu adalah kedua orang tuanya.
Raut wajah bahagia diperlihatkan oleh Lily saat menghampiri kedua orang tuanya. Namun, anehnya mereka seperti tidak mengacuhkan kehadirannya. Bahkan, sang ibu terlihat menangis di pelukan ayahnya.
âBagaimana ini, Pak. Kenapa anak kita bisa bernasib seperti ini? Huhuhuhu! Anakku! Kenapa begitu cepat kau meninggalkan kami berdua, Nak?!â isak Marni, ibunya Lily.
Tubuh Lily pun bergetar. Dia seperti tidak percaya dengan ucapan sang ibu. Dia melangkah perlahan mendekat ke arah salah satu jenazah yang sudah ditutupi kain putih. Saat kain itu dibuka, Lily tidak percaya dengan penglihatannya sendiri. Itu adalah tubuhnya yang sudah dinyatakan meninggal karena terjepit reruntuhan bus. Tepat di sebelahnya, ada jenazah Andra dengan tubuh setengah hancur karena tertimpa badan bus.
Lily pun menangis histeris dan tidak percaya bahwa dirinya sudah meninggal. Rupanya, semua kejadian yang baru saja dialaminya itu karena dirinya sudah berada di alam lain.
Tamat.
Tiba-tiba, ban belakang bus pecah dengan sendirinya dan membuat bus tersebut tergelincir. Kendaraan beroda enam itu terpelanting hingga jatuh, masuk ke jurang dibarengi dengan teriakan histeris seluruh penumpang bus.
Tidak sampai di situ, badan bus yang terus menghantam dinding jurang, membuatnya terbelah menjadi dua bagian. Seluruh penumpang yang ada di dalamnya berhamburan ke mana-mana hingga akhirnya badan bus mendarat di dasar jurang.
Bus itu remuk dan lampunya mati total. Pada beberapa bagian bus, terlihat percikan api mulai merambat, melahap badan bus yang hancur. Beruntung, hujan pun turun dan api pun perlahan padam seiring air hujan yang turun semakin deras.
Perlahan, Lily membuka mata dan merasakan sekujur tubuhnya nyeri. Dia menangis saat melihat beberapa luka di tubuhnya. Namun, Lily bersyukur masih selamat dari kecelakaan mengerikan itu.
Lily pun beranjak dari sana meskipun dengan langkah tertatih-tatih. Ada rasa iba bercampur ngeri saat melihat beberapa tubuh penumpang yang tergeletak tak bernyawa.
âTo-tolong ⌠to-tolong!â
Sayup-sayup, telinga Lily menangkap suara lirih meminta tolong yang entah datang dari mana. Dia pun mencoba mencari sumber suara itu dan ternyata suara lirih yang menyayat hati itu berasal dari bibir seorang gadis cilik yang masih selamat. Tanpa menunggu lama, Lily pun segera membantunya keluar dari puing-puing badan bus.
Beruntungnya, saat mereka berdua keluar, ternyata masih ada beberapa orang yang juga selamat. Orang-orang itu menepi dan mencari tempat perlindungan untuk menghindari hujan yang semakin deras. Namun, beberapa dari mereka memilih terus mencari kerabatnya di antara puing-puing badan bus.
Lily meraba-raba ke dalam tasnya dan berusaha mencari ponselnya. Dia berharap bisa menelepon untuk meminta bantuan, tetapi benda pipih itu retak terkena benturan keras. Beberapa penumpang lain juga mengalami hal yang sama. Rata-rata, ponsel mereka hancur dan bahkan ada yang malah hilang.
âSepertinya kita harus mencari tempat perlindungan. Adakah yang mau pergi denganku untuk mengecek keadaan sekitar?â Lily pun memberanikan diri bertanya.
Semua orang tampak terdiam. Kebanyakan dari mereka enggan menjawab karena tidak familier dengan area di sana, apalagi di sekeliling mereka hanya hutan belantara dan semuanya takut kalau ada hewan buas atau makhluk seram lainnya datang menyerang.
âAku akan pergi denganmu!â Seorang pria mengajukan diri.
Akhirnya, mereka berdua pun pergi memasuki kawasan hutan yang gelap gulita itu. Mereka melangkah perlahan menggunakan senter kecil milik salah seorang penumpang yang selamat.
***
âNamaku Andra. Nama kamu siapa?â Pria itu memulai perbincangan agar suasana tidak terlalu canggung.
âPanggil aja aku ⌠Lily,â sahut Lily singkat sambil terus berjalan.
âKamu melakukan perjalanan sendirian?â tanya pria itu lagi.
âIya.â
Kresek! Kresek!
Spontan, mereka berdua pun menoleh, melihat ke arah suara yang berisik tadi.
âSuara apa itu, ya?â gumam Lily sambil mengarahkan senternya ke daerah semak-semak yang daunnya bergoyang.
âMungkin hewan penunggu hutan ini,â kata Andra.
Lily hanya mengangguk dan terus melangkah tanpa rasa takut sedikit pun. Dia masih penasaran dengan suara tadi. Setelah berada cukup dekat dengan semak-semak itu, Lily menyibaknya dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Bulu kuduk Lily seketika berdiri seiring dengan rasa terkejutnya melihat seorang gadis cilik tengah asyik menggerogoti daging binatang. Gadis cilik itu menoleh dan Lily semakin merasa ngeri melihat paku-paku yang menancap, memenuhi wajah gadis cilik itu.
âKakak mau? Kikikikikikiikk!â tanya gadis cilik dengan wajah mengerikan itu sambil terkekeh-kekeh dan menyodorkan daging mentah yang berlumuran darah ke arah Lily.
Tentu saja Lily dan Andra menolaknya. Bahkan, mereka nyaris muntah melihat pemandangan mengerikan itu.
âLily! Ayo cepat! Kita pergi dari sini! Hutan ini nggak aman!â teriak Andra sambil menarik tangan Lily dan membawanya berlari.
***
Setelah cukup lama berlari mereka pun kelelahan, lalu beristirahat sejenak di bawah pohon sambil mengatur napas yang terengah-engah. Saat tengah menenangkan diri, mendadak tetesan air jatuh ke pipi Lily. Dia pun mengusapnya dengan tangan, tetapi tetesan air itu terjatuh lagi. Lily yang penasaran itu pun lantas mendongak untuk mengetahui dari mana asal tetesan air yang membasahi pipinya itu.
âArghhhhh!â Spontan, Lily berteriak lantaran terkejut melihat sebuah kepala tanpa badan sedang bergelantungan di atas pohon. Andra pun turut terkejut melihat kepala mengerikan itu.
âLari!â
Tanpa menunggu lama, Lily dan Andra pun berlari, meninggalkan tempat itu. Namun, nahas. Sesuatu tak kasat mata menghalangi Andra dan membuat pria malang itu jatuh terjerembab. Kaki Andra terlihat diseret menuju ke arah kepala tanpa badan yang seolah bersiap hendak menerkam tubuh Andra. Sementara, Lily berhasil menangkap tangan Andra dan berusaha menahannya.
âTolong aku, Lily! Tolongin aku!â Andra berteriak meminta bantuan, sedangkan Lily masih berusaha memegangi tangannya.
Kepala tanpa badan itu langsung terbang ke arah Andra dan tanpa ampun langsung menggigit tubuh pria itu dan mengoyak-ngoyak dagingnya. Lily pun terkejut dan melepaskan tangan Andra. Dia terus menangis melihat tubuh Andra yang bersimbah darah.
Lily pun berlari sekuat tenaga menjauhi tempat itu dan berusaha mencari jalan keluar. Dia benar-benar dicekam rasa takut yang luar biasa. Entah tempat macam apa yang dia datangi itu sampai-sampai bisa bertemu dengan makhluk-makhluk yang menyeramkan.
***
Akhirnya, setelah hampir putus asa, Lily pun berhasil menemukan jalan keluar. Dia merasa sedikit lega karena bisa berkumpul kembali dengan para penumpang yang selamat. Rupanya, saat Lily dan Andra masuk ke hutan tadi, sudah ada penumpang yang melaporkan tentang kecelakaan itu hingga Tim SAR pun segera datang.
Lily pun bergegas melangkah menghampiri mereka. Namun, belum sempat dia berbicara dengan orang lain, pandangannya tertuju pada kedua orang yang berdiri di pinggir sungai. Itu adalah kedua orang tuanya.
Raut wajah bahagia diperlihatkan oleh Lily saat menghampiri kedua orang tuanya. Namun, anehnya mereka seperti tidak mengacuhkan kehadirannya. Bahkan, sang ibu terlihat menangis di pelukan ayahnya.
âBagaimana ini, Pak. Kenapa anak kita bisa bernasib seperti ini? Huhuhuhu! Anakku! Kenapa begitu cepat kau meninggalkan kami berdua, Nak?!â isak Marni, ibunya Lily.
Tubuh Lily pun bergetar. Dia seperti tidak percaya dengan ucapan sang ibu. Dia melangkah perlahan mendekat ke arah salah satu jenazah yang sudah ditutupi kain putih. Saat kain itu dibuka, Lily tidak percaya dengan penglihatannya sendiri. Itu adalah tubuhnya yang sudah dinyatakan meninggal karena terjepit reruntuhan bus. Tepat di sebelahnya, ada jenazah Andra dengan tubuh setengah hancur karena tertimpa badan bus.
Lily pun menangis histeris dan tidak percaya bahwa dirinya sudah meninggal. Rupanya, semua kejadian yang baru saja dialaminya itu karena dirinya sudah berada di alam lain.
Tamat.
Diubah oleh piendutt 07-07-2023 04:20
riri49 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
Kutip
Balas
Tutup