- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tak ada bentuk vagina yang ideal


TS
kangjati
Tak ada bentuk vagina yang ideal

Mungkin agan atau ane sendiri menganggap ini ga perlu di bahas.
Tapi pasti agan atau sista pernah sekilas mikirin kan, walaupun cuman guyonan doang sih.

nah ane nyoba "mengangkat hal-hal yang dianggap tabu menjadi layak dan patut untuk diperbincangkan"
gak ada salahnya dong menambah wawasan

Quote:

Ilustrasi vagina. | Munimara /Shutterstock
Ada anggapan umum bahwa organ kewanitaan yang ideal, sekaligus diinginkan dalam hubungan seksual adalah yang berbentuk minimalis. Namun, studi baru oleh tim peneliti berbasis dokter dari Cantonal Hospital Lucerne di Swiss membantah hal itu.
Mereka bilang, tak ada yang perlu dikhawatirkan soal tampilan organ vital karena tak ada satu pun bentuk vagina yang ideal.
Begitu pula, tidak ada yang namanya vagina normal. Sebab tiap perempuan memiliki bentuk vulva atau alat kelamin bagian luar yang tidak sama persis, dan itu bisa saja sangat sehat.
Temuan ini sangat penting mengingat banyak perempuan di seluruh dunia merasa tidak puas dan nyaman dengan bentuk vaginanya. Apalagi, hasil studi ini muncul di waktu yang tepat ketika operasi plastik vagina untuk kecantikan (Labiaplasty) mulai marak dan berkembang menjadi tren.
Labiaplasty adalah operasi bedah dengan memotong kelebihan kulit vulva, untuk meremajakan dan memperbaiki penampilan daerah kewanitaan.
Menukil Quartz, studi terbesar dari jenisnya yang diterbitkan dalam British Journal of Obstetrics and Gynecology ini meneliti bentuk vulva 657 relawan perempuan berusia 15-84 tahun. Semua perempuan dalam keadaan sehat, dan tidak ada yang hamil.
Peneliti mengukur secara rinci ukuran dan jarak relatif antara semua struktur utama vulva, seperti jarak antara klitoris dan labia (bibir vagina/lipatan kulit di sekitar vulva), ukuran labia luar dan dalam (mayora dan minora), ukuran klitoris, pembukaan vagina dan perineum (area antara vulva dan anus), juga panjang labia.
Hasilnya, mereka menemukan variasi yang luas dalam setiap pengukuran vulva. Baik itu bentuk, ukuran, dan warna vulva seluruhnya terbukti tidak berhubungan dengan penyakit tertentu.
Dengan kata lain, seperti apapun anatominya semua vagina bisa sama sehat, dan tak ada satu ukuran untuk menggambarkan vagina ideal.
Labia luar misalnya, ternyata memiliki panjang yang berkisar antara sekitar setengah inci (1,2 cm) hingga tujuh inci (18 cm), dan panjang labia dalam bervariasi dari sepersepuluh inci sampai lebih dari 3 inci.
Anne Kreklau, penulis utama studi dikutip Newsweek juga mendapati bahwa perempuan dengan BMI lebih tinggi cenderung memiliki labia luar dan vagina yang lebih besar.
Ia dan tim pun menyatakan panjang dan warna labia bisa berubah seiring bertambahnya usia. Sesuai studi sebelumnya yang pernah diadakan Mayo Clinic, perempuan lebih tua cenderung memiliki labia dalam dan perineum yang lebih pendek, dengan warna vulva yang cenderung menggelap.
“Perubahan pigmen sering terjadi di vulva, terutama perubahan hormonal yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan,” tambah Dr Alyssa Dweck, asisten profesor klinis kebidanan, ginekologi, dan ilmu reproduksi, yang tidak terlibat dalam studi kepada Health.
Ifl Science mencatat bahwa studi tersebut memiliki sejumlah keterbatasan. Selain hanya melibatkan kurang dari seribu orang, pesertanya terbatas pada perempuan kulit putih. Karenanya, butuh studi lebih lanjut yang mencakup perempuan dari beragam etnis guna memperoleh variasi vulva yang lebih jelas.
Kendati begitu, para peneliti juga berharap studi ini bisa memberi wawasan yang lebih baik soal vagina.
Menurut laporan 2017 oleh International Society of Aesthetic Plastic Surgery, jumlah perempuan yang menjalani prosedur labiaplasty meningkat sebesar 39 persen antara tahun 2015-2016.
Studi 2016 yang menyurvei 443 dokter keluarga di Australia pun mengungkap bahwa 97 persen dokter telah merawat seorang pasien yang menyatakan kecemasan soal apakah alat kelaminnya normal. Sayang, menurut studi ini, seperempat dokter ternyata tidak yakin dengan kemampuan mereka untuk menjelaskan bagaimana bentuk anatomi genital yang sehat.
“Sebagai dokter, kami tidak menganggap labia tidak normal kecuali menyebabkan masalah radang dan infeksi, atau jika Anda mengalami kesulitan memasukkan tampon atau melakukan hubungan seksual,” kata Dr. Dweck.

Mereka bilang, tak ada yang perlu dikhawatirkan soal tampilan organ vital karena tak ada satu pun bentuk vagina yang ideal.
Begitu pula, tidak ada yang namanya vagina normal. Sebab tiap perempuan memiliki bentuk vulva atau alat kelamin bagian luar yang tidak sama persis, dan itu bisa saja sangat sehat.
Temuan ini sangat penting mengingat banyak perempuan di seluruh dunia merasa tidak puas dan nyaman dengan bentuk vaginanya. Apalagi, hasil studi ini muncul di waktu yang tepat ketika operasi plastik vagina untuk kecantikan (Labiaplasty) mulai marak dan berkembang menjadi tren.
Labiaplasty adalah operasi bedah dengan memotong kelebihan kulit vulva, untuk meremajakan dan memperbaiki penampilan daerah kewanitaan.
Menukil Quartz, studi terbesar dari jenisnya yang diterbitkan dalam British Journal of Obstetrics and Gynecology ini meneliti bentuk vulva 657 relawan perempuan berusia 15-84 tahun. Semua perempuan dalam keadaan sehat, dan tidak ada yang hamil.
Peneliti mengukur secara rinci ukuran dan jarak relatif antara semua struktur utama vulva, seperti jarak antara klitoris dan labia (bibir vagina/lipatan kulit di sekitar vulva), ukuran labia luar dan dalam (mayora dan minora), ukuran klitoris, pembukaan vagina dan perineum (area antara vulva dan anus), juga panjang labia.
Hasilnya, mereka menemukan variasi yang luas dalam setiap pengukuran vulva. Baik itu bentuk, ukuran, dan warna vulva seluruhnya terbukti tidak berhubungan dengan penyakit tertentu.
Dengan kata lain, seperti apapun anatominya semua vagina bisa sama sehat, dan tak ada satu ukuran untuk menggambarkan vagina ideal.
Labia luar misalnya, ternyata memiliki panjang yang berkisar antara sekitar setengah inci (1,2 cm) hingga tujuh inci (18 cm), dan panjang labia dalam bervariasi dari sepersepuluh inci sampai lebih dari 3 inci.
Anne Kreklau, penulis utama studi dikutip Newsweek juga mendapati bahwa perempuan dengan BMI lebih tinggi cenderung memiliki labia luar dan vagina yang lebih besar.
Ia dan tim pun menyatakan panjang dan warna labia bisa berubah seiring bertambahnya usia. Sesuai studi sebelumnya yang pernah diadakan Mayo Clinic, perempuan lebih tua cenderung memiliki labia dalam dan perineum yang lebih pendek, dengan warna vulva yang cenderung menggelap.
“Perubahan pigmen sering terjadi di vulva, terutama perubahan hormonal yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan,” tambah Dr Alyssa Dweck, asisten profesor klinis kebidanan, ginekologi, dan ilmu reproduksi, yang tidak terlibat dalam studi kepada Health.
Ifl Science mencatat bahwa studi tersebut memiliki sejumlah keterbatasan. Selain hanya melibatkan kurang dari seribu orang, pesertanya terbatas pada perempuan kulit putih. Karenanya, butuh studi lebih lanjut yang mencakup perempuan dari beragam etnis guna memperoleh variasi vulva yang lebih jelas.
Kendati begitu, para peneliti juga berharap studi ini bisa memberi wawasan yang lebih baik soal vagina.
Menurut laporan 2017 oleh International Society of Aesthetic Plastic Surgery, jumlah perempuan yang menjalani prosedur labiaplasty meningkat sebesar 39 persen antara tahun 2015-2016.
Studi 2016 yang menyurvei 443 dokter keluarga di Australia pun mengungkap bahwa 97 persen dokter telah merawat seorang pasien yang menyatakan kecemasan soal apakah alat kelaminnya normal. Sayang, menurut studi ini, seperempat dokter ternyata tidak yakin dengan kemampuan mereka untuk menjelaskan bagaimana bentuk anatomi genital yang sehat.
“Sebagai dokter, kami tidak menganggap labia tidak normal kecuali menyebabkan masalah radang dan infeksi, atau jika Anda mengalami kesulitan memasukkan tampon atau melakukan hubungan seksual,” kata Dr. Dweck.
Akan tetapi tren menunjukkan sebaliknya. Semakin banyak perempuan menjalani operasi untuk estetika, daripada alasan kesehatan. Kebanyakan menganggapvulvanya tidak ideal seperti terlalu besar atau asimetris.
Labiaplasty paling tinggi terjadi di Brasil, mengungguli Amerika Serikat yang menjadi negara tertinggi untuk keseluruhan jenis operasi plastik.
Pada 2016, permintaan Labiaplasty meningkat drastis sebanyak 45 persen dari angka sebelumnya pada tahun 2015. Pertumbuhan ini jauh di atas operasi payudara yang dua tahun belakangan menjadi operasi terpopuler.
Data ini mengacu survei operasi kecantikan yang dirilis The International Society of Aesthetic Plastic Surgery pada 2017 di 104 negara. (AA)
Studi baru lain di University of Melbourne, Australia, yang dipimpin oleh peneliti kesehatan Emma Barnard, menemukan bahwa tren labiaplasty lebih mudah menjamur di kalangan milenial, juga remaja.
Kepada BBC, ginekolog Naomi Crouch pernah mengutarakan keprihatinan sekaligus kekhawatirannya terkait penerapan labiaplasty bagi anak di bawah umur yang mayoritas berusia 15 tahun. Padahal, alat kelamin mereka betul-betul sehat.
Para ilmuwan--termasuk peneliti dalam studi baru di Swiss dan Australia--telah memastikan bahwa penyebab vagina ideal mengetren lantaran berbagai sumber gambar yang dilihat seseorang.
Misalnya lewat film dewasa dan foto-foto perempuan di media sosial, juga hal-hal di luar konten seksual seperti buku-buku teks medis yang sering salah menggambarkan vagina perempuan tidak sesuai kenyataan.
“Pandangan tidak realistis soal apa yang normal itu tampaknya membuat perempuan muda cemas soal bagaimana mereka terlihat. Biasanya, ini adalah gambar di mana labia minora tidak terlihat, yang dalam kehidupan nyata kebanyakan perempuan justru memilikinya,” pungkas Barnard dalam rilis.
Labiaplasty paling tinggi terjadi di Brasil, mengungguli Amerika Serikat yang menjadi negara tertinggi untuk keseluruhan jenis operasi plastik.
Pada 2016, permintaan Labiaplasty meningkat drastis sebanyak 45 persen dari angka sebelumnya pada tahun 2015. Pertumbuhan ini jauh di atas operasi payudara yang dua tahun belakangan menjadi operasi terpopuler.
Data ini mengacu survei operasi kecantikan yang dirilis The International Society of Aesthetic Plastic Surgery pada 2017 di 104 negara. (AA)
Studi baru lain di University of Melbourne, Australia, yang dipimpin oleh peneliti kesehatan Emma Barnard, menemukan bahwa tren labiaplasty lebih mudah menjamur di kalangan milenial, juga remaja.
Kepada BBC, ginekolog Naomi Crouch pernah mengutarakan keprihatinan sekaligus kekhawatirannya terkait penerapan labiaplasty bagi anak di bawah umur yang mayoritas berusia 15 tahun. Padahal, alat kelamin mereka betul-betul sehat.
Para ilmuwan--termasuk peneliti dalam studi baru di Swiss dan Australia--telah memastikan bahwa penyebab vagina ideal mengetren lantaran berbagai sumber gambar yang dilihat seseorang.
Misalnya lewat film dewasa dan foto-foto perempuan di media sosial, juga hal-hal di luar konten seksual seperti buku-buku teks medis yang sering salah menggambarkan vagina perempuan tidak sesuai kenyataan.
“Pandangan tidak realistis soal apa yang normal itu tampaknya membuat perempuan muda cemas soal bagaimana mereka terlihat. Biasanya, ini adalah gambar di mana labia minora tidak terlihat, yang dalam kehidupan nyata kebanyakan perempuan justru memilikinya,” pungkas Barnard dalam rilis.
Nah sekarang tambah tau dong, ternyata gak ada bentuk V yang ideal.

Inget yah post ane cuma bersifat edukasi, jadi jangan di anggap serius yah
Semoga bermanfaat.

Quote:


Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh

SUMUR :
Beritagar.id
Quote:
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan

Gerhana Bulan "Mugen Tsukuyomi" bakal menyambangi Indonesia, catat tanggalnya gan !
Diet dan olahraga yang dianjurkan untuk laki-laki berperut gendut
Pemotor juga bakal terkena aturan ganjil genap, ente setuju gak gan?
Percobaan vaksin HIV pada manusia menjanjikan
Membanggakan ! Tim mahasiswa UGM ubah limbah plastik jadi bahan bakar alternatif
Kenali Praktik Kintsugi Ala Jepang Untuk Bangkit Dari Kegagalan
Memorabilia sepeda onthel tercinta
Efek mematikan dari kualitas sperma yang buruk
Mau panjang umur dan bahagia ? Yuk lakuin hal ini gan
Kacang bisa tingkatkan jumlah dan kualitas sperma


Gerhana Bulan "Mugen Tsukuyomi" bakal menyambangi Indonesia, catat tanggalnya gan !
Diet dan olahraga yang dianjurkan untuk laki-laki berperut gendut
Pemotor juga bakal terkena aturan ganjil genap, ente setuju gak gan?
Percobaan vaksin HIV pada manusia menjanjikan
Membanggakan ! Tim mahasiswa UGM ubah limbah plastik jadi bahan bakar alternatif
Kenali Praktik Kintsugi Ala Jepang Untuk Bangkit Dari Kegagalan
Memorabilia sepeda onthel tercinta
Efek mematikan dari kualitas sperma yang buruk
Mau panjang umur dan bahagia ? Yuk lakuin hal ini gan
Kacang bisa tingkatkan jumlah dan kualitas sperma





4iinch dan anasabila memberi reputasi
2
26.7K
Kutip
78
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan