Muncul dengan pakaian ketat hingga jaket militer, gaya Freddie Mercury terus mengalami perubahan. Selera terhadap fashion yang tinggi dikembangkan sejak masa remajanya. Setelah bermigrasi dari Zanzibar ke London, Mercury belajar fashion di Ealing College of Art dan lulus dengan gelar diploma desain grafis. Dengan belajar membuat sketsa rancangan busana menunjukkan kecanduannya pada dunia fashion.


Nantinya dia akan membuka sebuah kios pakaian di Kensington Market bersama pacarnya Mary Austin. Pekerjaan itu memberikannya ide tentang fashion dan semua bahan yang tersedia. Pada dekade 70-an berbagai motif unik muncul dalam kostum konsernya. Freddie pernah memakai jaket yang bertema bunga yang nampak seperti sebuah lukisan dinding dari Persia. Ketika konser di Tokyo, dia mengenakan pakaian seperti seorang samurai. Dan bergaya dengan tampilannya memegang mic yang seolah - olah memegang sebuah pedang. Bahkan di momen santainya di rumah, Freddie tidak pernah gagal membuat sensasi.

Zandra Rhodes adalah orang di balik pakaian unik Mercury di tahun 70-an. Busana putih melingkar yang ikonik ini adalah pakaian yang pertama kali dibuat Zandra untuknya. Setelan payet perak yang dikombinasikan dengan topeng mewujudkan kecintaaan Mercury pada sebuah drama.


Pada tahun 1979, dia bahkan bermain dipanggung berkolaborasi dengan Royal Ballet. Freddie pernah mengumumkan bahwa tujuannya memakain busana unika adalah untuk membingungkan orang atau membuat mereka terkesima. Dan pakaian ketat favoritnya membantunya dalam misi itu. Ketika menyangkut tubuh dan seksualitasnya, dia 100% percaya diri.

Pakaian sederhana bukanlah untuknya, dia selalu berpetualang dengan berbagai jenis kain dan pola. Pakaian dengan pola Harlequin yang pernah dia pakai bahkan terjual seharga 22.000 poundsterling. Di awal tahun 80-an, Mercury memotong rambutnya dan menumbuhkan kumis dengan maskulinitas yang sepenuhnya terbentuk ulang. Dia memperlihatkan dadanya yang berbulu dan celana jins menjadi bahan pokok di lemari pakaian sampai ke panggung konser. Dia juga menggunakan aksesoris yang mengarah pada tindakan BDSM. Penampilan maskulinnya banyak dikaitkan dengan gaya gay tahun 1980-an.

Jika ada salah satu fashion yang terkenal dari Freddie sampai hari ini, itu adalah jaket militer kuning yang menakjubkan. Dia memilih jaket militer dengan bahan yang kaku dan citra segar serta menyenangkan. Dia suka berlenggang seperti kucing Persia yang tak ada seorangpun bisa menghentikannya. Freddie selalu mengolok-olok kerajaan Inggris di setiap konsernya.


Berjalan dengan mantel merah yang mewah, dengan memakai sebuah tahta yang berhiaskan berlian. Freddie selalu tidak ingin tampil seperti orang lain meskipun sesuatu yang dia miliki ada yang lebih mirip dengan Liza Minelli daripada Led Zepelin.

Dalam video klip I want to Break free Mercury mengenakan pakaian layaknya seorang wanita. Dengan rok kulit hitam dan anting-anting merah muda untuk menggambarkan peran seorang ibu rumah tangga yang tertekan. Lagu dari video itu telah menjadi lagu kebangsaan dan mantra LGBT.


Ikat pinggang kulit dan ban lengan metalik mewakili gaya yang menjauhi glam rock pada masa itu.
Mercury yang selalu bergaya dengan serius tetapi dia juga memiliki selera humor yang tinggi. Dia pernah tampil bergaya menikahi Jane Seymour untuk acara Fashion Aid di tahun 1985 sambil mengenakan jaket militernya yang terkenal. Atau mengendarai Superman dengan hanya mengenakan celana kulit merah, dasi dan topi.

Tetapi pemuda bringas seperti Freddie juga tahu bahwa semuanya memiliki waktu dan tempatnya sendiri. Dalam tahun-tahun terakhirnya, dia malah banyak mengenakan jas formal. Saat itu dia melakukan hal-hal luar biasa seperti berduet dengan legenda opera Montserrat Caballe. Dalam salah satu foto terakhir yang berhasil diabadikan, Mercury terlihat mengenakan setelan jas lavender dengan memakai syal kasmir.

Freddie Mercury

“It is not a concert you are seeing, it is a fashion show!”
“I dress to kill... but tastefully”

Sumber 2