- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Anti kode- kodean, Ini dia AlterEgo alat pembaca suara hati


TS
kangjati
Anti kode- kodean, Ini dia AlterEgo alat pembaca suara hati

Agan sis, kira- kira menurut agan- sis alat paling canggih apa yang udah ditemukan di era 2018 ini?
Mobil terbang?
Kacamata pengenal wajah?
Ah, kalau itu sih kayaknya udah biasa dan bisa ditebak banget.
Coba bandingin sama alat bernama AlterEgo ini.
Headset pintar yang dapat mengetahui isi pikiran agan- sis dengan sekali membayangkannya.
PENASARAN KAN KAYAK GIMANA BENTUKNYA?
langsung aja disimak artikelnya dibawah ini.
CEKIDOT!
~~~
Mobil terbang?
Kacamata pengenal wajah?
Ah, kalau itu sih kayaknya udah biasa dan bisa ditebak banget.

Coba bandingin sama alat bernama AlterEgo ini.
Headset pintar yang dapat mengetahui isi pikiran agan- sis dengan sekali membayangkannya.
PENASARAN KAN KAYAK GIMANA BENTUKNYA?

langsung aja disimak artikelnya dibawah ini.

CEKIDOT!
~~~
Quote:
Gawai baru ini memungkinkan orang berkomunikasi secara diam-diam dengan sistem komputer. Tanpa bicara, atau mengetik, komputer bisa membantu penggunanya mendapatkan jawaban.
Kemajuan teknologi pengenalan suara semakin memudahkan manusia berkomunikasi dengan komputer. Tidak lagi bergantung pada papan ketik, kini komunikasi itu bisa dilakukan secara alami layaknya bicara pada sesama manusia.
Ambil contoh pengeras suara pintar yang mampu memberikan informasi atau bahkan mengendalikan beragam hal yang terhubung dengannya. Namun, sejauh ini manusia tetap harus lebih dulu aktif berkomunikasi agar komputer dapat memberikan respons yang diinginkan.
Hal inilah yang menjadikan inovasi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Amerika Serikat mendapat perhatian dunia. Mereka berhasil meluncurkan headset yang memungkinkan penggunanya berkomunikasi dengan komputer menggunakan kata-kata verbal tetapi tidak diucapkan (subvokalisasi).
Subvokalisasi adalah praktik mengucapkan kata-kata yang ada di kepala. Ini umum terjadi saat kita membaca dalam hati. Meski kerap dikaitkan sebagai penghalang dalam praktik membaca cepat, namun ternyata hal ini menjadi kunci dari inovasi peneliti MIT.

AlterEgo memungkinakn penggunanya berkomunikasi dengan komputer tanpa membuka mulut | MIT MediaLab
Memanfaatkan sensor khusus, headset yang disebut AlterEgoini terdiri dari elektroda yang mengambil sinyal neuromuskuler--berhubungan dengan jaringan saraf dan otot, yang dibuat ketika pengguna mengucapkan kata-kata dalam hati (verbalisasi internal), tidak diucapkan lantang.
Sinyal-sinyal ini kemudian dikirim ke sistem pembelajaran mesin yang mampu menafsirkan sinyal sebagai kata-kata yang sesuai.
Sensor ini yang memungkinkan pemakainya diam-diam "berbicara" pada komputer dengan memikirkan kata-kata, dan komputer akan mengulang ucapan tersebut. Layaknya Google atau Siri yang dapat diajak bicara, tapi tanpa harus mengatakan "OK Google" atau "Hey Siri", suatu perintah yang sulit dilakukan bila berada di lingkungan yang ramai.
Rahasia lain di dalamnya adalah sepasang headphone konduksi tulang yang mengirimkan getaran yang diambil oleh telinga bagian dalam dan ditafsirkan sebagai kata-kata dari komputer.
Hal ini memungkinkan komputer untuk berkomunikasi secara diam-diam dengan pengguna, tanpa memblokir saluran telinga dan menghalangi pendengaran pengguna. Berujung juga pada keamanan karena tetap mengizinkan penggunanya mendengar dunia di sekitar.
Teknologi ini memungkinkan penggunanya berkomunikasi secara diam-diam dengan sistem komputer, sambil mendapatkan jawaban atas pertanyaan, atau mengirim data yang akan digunakan untuk tugas-tugas komputasi.
Misalnya, headset dapat digunakan untuk memberikan saran tentang cara memenangi suatu gim, mendapatkan informasi waktu, atau menyimpan penghitungan harga dari barang belanjaan yang dibeli di toko.
Arnav Kapur, seorang mahasiswa pascasarjana keturunan India di MIT Media Lab, yang memimpin proyek AlterEgo menjelaskan, headset ini dikembangkan untuk membangun perangkat IA--perangkat kecerdasan-tertambah.
"Kami berangkat dari pertanyaan, bisakah kita membangun platform komputasi yang lebih internal, menyatukan manusia dan mesin dalam beberapa hal hingga membuatnya seperti perpanjangan internal dari kognisi kita sendiri?"

Arnav Kapur, seorang peneliti dalam kelompok Fluid Interfaces di MIT Media Lab, mendemonstrasikan proyek AlterEgo. | Lorrie Lejeune /MIT
Gawai headset ini masih purwarupa. Menyangkut di bagian belakang tengkuk dan menyentuh wajah di tujuh titik pada sepanjang rahang dengan bentuk yang melengkung.
Saat ini gawai AlterEgo dapat melakukan tugas komputasi yang masih terbatas. Hal ini karena AlterEgo baru dilatih dengan sekitar 20 kata.
Namun, para peneliti akan terus meningkatkan kemampuan AlterEgo, melatihnya untuk percakapan yang lebih rumit. Selain itu masih dibutuhkan kalibrasi untuk setiap pengguna yang berbeda. Ini karena setiap sinyal neuromuskuler tiap individu berbeda, sehingga sistem harus mempelajari "aksen" masing-masing pengguna.
Untuk studi kegunaan, para peneliti menggunakan 10 sukarelawan yang menghabiskan waktu 15 menit untuk kalibrasi tugas aritmatika ke neurofisiologi mereka sendiri, lalu 90 menit menggunakan AlterEgo untuk melakukan tugas.
Hasil rata-rata terjemahannya 92 persen akurat. Kapur menjelaskan angka tersebut kemungkinan akan meningkat dengan penggunaan secara teratur.
Tim saat ini sedang mengumpulkan data tentang percakapan yang lebih kompleks untuk mencoba dan memperluas kemampuan AlterEgo. "Kami sedang mengumpulkan data, dan hasilnya terlihat bagus. Saya pikir kami akan mencapai percakapan penuh suatu hari nanti," kata Kapur.
Peneliti lain melihat potensi yang lebih besar dari gawai seperti AlterEgo. Misalnya, Thad Starner, seorang profesor di Georgia Tech's College of Computing. Ia melihat teknologi ini dapat digunakan untuk keperluan militer, di mana tim operasi khusus dapat berkomunikasi dan menerima informasi baru secara diam-diam, atau aplikasi lainnya pada mereka yang cacat untuk dapat berkomunikasi dengan lebih mudah.
"Ada tempat-tempat di mana kesunyian sangat dibutuhkan. Hal inilah yang kerap menjadikan bahasa isyarat sebagai alat komunikasi, seperti yang dilakukan tim operasi khusus dalam dunia militer. Tetapi tipe komunikasi ini tidak selalu sukses karena mereka tidak selalu dapat melihatnya," kata Starner.
Kemudian, ia juga merujuk pada penderita cacat fisik yang tidak memiliki kemampuan untuk berbicara lagi karena kehilangan rahangnya, misal karena kanker atau kecelakaan. Dengan AlterEgo mereka bisa menuturkan subvokalisasi dan kemudian dibantu alat synthesizer yang akan mengucapkan kata-kata tersebut.
AlterEgo: Interfacing with devices through silent speech /MIT Media Lab
~~~
Kemajuan teknologi pengenalan suara semakin memudahkan manusia berkomunikasi dengan komputer. Tidak lagi bergantung pada papan ketik, kini komunikasi itu bisa dilakukan secara alami layaknya bicara pada sesama manusia.
Ambil contoh pengeras suara pintar yang mampu memberikan informasi atau bahkan mengendalikan beragam hal yang terhubung dengannya. Namun, sejauh ini manusia tetap harus lebih dulu aktif berkomunikasi agar komputer dapat memberikan respons yang diinginkan.
Hal inilah yang menjadikan inovasi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Amerika Serikat mendapat perhatian dunia. Mereka berhasil meluncurkan headset yang memungkinkan penggunanya berkomunikasi dengan komputer menggunakan kata-kata verbal tetapi tidak diucapkan (subvokalisasi).
Subvokalisasi adalah praktik mengucapkan kata-kata yang ada di kepala. Ini umum terjadi saat kita membaca dalam hati. Meski kerap dikaitkan sebagai penghalang dalam praktik membaca cepat, namun ternyata hal ini menjadi kunci dari inovasi peneliti MIT.
Spoiler for penampakan AlterEgo:

AlterEgo memungkinakn penggunanya berkomunikasi dengan komputer tanpa membuka mulut | MIT MediaLab
Memanfaatkan sensor khusus, headset yang disebut AlterEgoini terdiri dari elektroda yang mengambil sinyal neuromuskuler--berhubungan dengan jaringan saraf dan otot, yang dibuat ketika pengguna mengucapkan kata-kata dalam hati (verbalisasi internal), tidak diucapkan lantang.
Sinyal-sinyal ini kemudian dikirim ke sistem pembelajaran mesin yang mampu menafsirkan sinyal sebagai kata-kata yang sesuai.
Sensor ini yang memungkinkan pemakainya diam-diam "berbicara" pada komputer dengan memikirkan kata-kata, dan komputer akan mengulang ucapan tersebut. Layaknya Google atau Siri yang dapat diajak bicara, tapi tanpa harus mengatakan "OK Google" atau "Hey Siri", suatu perintah yang sulit dilakukan bila berada di lingkungan yang ramai.
Rahasia lain di dalamnya adalah sepasang headphone konduksi tulang yang mengirimkan getaran yang diambil oleh telinga bagian dalam dan ditafsirkan sebagai kata-kata dari komputer.
Hal ini memungkinkan komputer untuk berkomunikasi secara diam-diam dengan pengguna, tanpa memblokir saluran telinga dan menghalangi pendengaran pengguna. Berujung juga pada keamanan karena tetap mengizinkan penggunanya mendengar dunia di sekitar.
Teknologi ini memungkinkan penggunanya berkomunikasi secara diam-diam dengan sistem komputer, sambil mendapatkan jawaban atas pertanyaan, atau mengirim data yang akan digunakan untuk tugas-tugas komputasi.
Misalnya, headset dapat digunakan untuk memberikan saran tentang cara memenangi suatu gim, mendapatkan informasi waktu, atau menyimpan penghitungan harga dari barang belanjaan yang dibeli di toko.
Arnav Kapur, seorang mahasiswa pascasarjana keturunan India di MIT Media Lab, yang memimpin proyek AlterEgo menjelaskan, headset ini dikembangkan untuk membangun perangkat IA--perangkat kecerdasan-tertambah.
"Kami berangkat dari pertanyaan, bisakah kita membangun platform komputasi yang lebih internal, menyatukan manusia dan mesin dalam beberapa hal hingga membuatnya seperti perpanjangan internal dari kognisi kita sendiri?"

Arnav Kapur, seorang peneliti dalam kelompok Fluid Interfaces di MIT Media Lab, mendemonstrasikan proyek AlterEgo. | Lorrie Lejeune /MIT
Gawai headset ini masih purwarupa. Menyangkut di bagian belakang tengkuk dan menyentuh wajah di tujuh titik pada sepanjang rahang dengan bentuk yang melengkung.
Saat ini gawai AlterEgo dapat melakukan tugas komputasi yang masih terbatas. Hal ini karena AlterEgo baru dilatih dengan sekitar 20 kata.
Namun, para peneliti akan terus meningkatkan kemampuan AlterEgo, melatihnya untuk percakapan yang lebih rumit. Selain itu masih dibutuhkan kalibrasi untuk setiap pengguna yang berbeda. Ini karena setiap sinyal neuromuskuler tiap individu berbeda, sehingga sistem harus mempelajari "aksen" masing-masing pengguna.
Untuk studi kegunaan, para peneliti menggunakan 10 sukarelawan yang menghabiskan waktu 15 menit untuk kalibrasi tugas aritmatika ke neurofisiologi mereka sendiri, lalu 90 menit menggunakan AlterEgo untuk melakukan tugas.
Hasil rata-rata terjemahannya 92 persen akurat. Kapur menjelaskan angka tersebut kemungkinan akan meningkat dengan penggunaan secara teratur.
Tim saat ini sedang mengumpulkan data tentang percakapan yang lebih kompleks untuk mencoba dan memperluas kemampuan AlterEgo. "Kami sedang mengumpulkan data, dan hasilnya terlihat bagus. Saya pikir kami akan mencapai percakapan penuh suatu hari nanti," kata Kapur.
Peneliti lain melihat potensi yang lebih besar dari gawai seperti AlterEgo. Misalnya, Thad Starner, seorang profesor di Georgia Tech's College of Computing. Ia melihat teknologi ini dapat digunakan untuk keperluan militer, di mana tim operasi khusus dapat berkomunikasi dan menerima informasi baru secara diam-diam, atau aplikasi lainnya pada mereka yang cacat untuk dapat berkomunikasi dengan lebih mudah.
"Ada tempat-tempat di mana kesunyian sangat dibutuhkan. Hal inilah yang kerap menjadikan bahasa isyarat sebagai alat komunikasi, seperti yang dilakukan tim operasi khusus dalam dunia militer. Tetapi tipe komunikasi ini tidak selalu sukses karena mereka tidak selalu dapat melihatnya," kata Starner.
Kemudian, ia juga merujuk pada penderita cacat fisik yang tidak memiliki kemampuan untuk berbicara lagi karena kehilangan rahangnya, misal karena kanker atau kecelakaan. Dengan AlterEgo mereka bisa menuturkan subvokalisasi dan kemudian dibantu alat synthesizer yang akan mengucapkan kata-kata tersebut.

AlterEgo: Interfacing with devices through silent speech /MIT Media Lab
~~~
Keren banget kan gan- sis?
Ga perlu lagi maen kode- kodean sama orang lain.
Sekarang agan- sis yang suka maen kode- kodean bisa langsung ditebak sama si AlterEgo.
Canggih bener!!
Ga cuma itu, AlterEgo benar- benar berguna banget nih buat orang- orang yang membutuhkan.



Quote:


Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh

SUMUR:
Beritagar.id
Quote:
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan 

Kiat sukses mendapatkan tiket pesawat murah saat pameran
6 Rekomendasi Hutan Pinus Kece untuk Akhir Pekan Bersama Keluarga
Mengenal Pelacak Elite Kaki Empat Yogyakarta
Fotografi analog, riwayatmu kini
Riset mengatakan menonton konser bisa memperpanjang umur hingga 9 tahun
Isu Risiko Kanker dalam Secangkir Kopi
Relumino, solusi Samsung bagi penderita gangguan pengelihatan
Agan- sis harus tau 9 Istilah kencan kekinian
Jika artis dan non artis berganti kelamin
Asia Pasifik terancam kehabisan ikan pada 2048 termasuk Indonesia gan!


Kiat sukses mendapatkan tiket pesawat murah saat pameran
6 Rekomendasi Hutan Pinus Kece untuk Akhir Pekan Bersama Keluarga
Mengenal Pelacak Elite Kaki Empat Yogyakarta
Fotografi analog, riwayatmu kini
Riset mengatakan menonton konser bisa memperpanjang umur hingga 9 tahun
Isu Risiko Kanker dalam Secangkir Kopi
Relumino, solusi Samsung bagi penderita gangguan pengelihatan
Agan- sis harus tau 9 Istilah kencan kekinian
Jika artis dan non artis berganti kelamin
Asia Pasifik terancam kehabisan ikan pada 2048 termasuk Indonesia gan!

0
1.8K
Kutip
3
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan