- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengenal Pelacak elite kaki empat Yogyakarta


TS
kangjati
Mengenal Pelacak elite kaki empat Yogyakarta

Anjing memang hewan peliharaan yang diminati banyak orang.
Tentu saja karena sifatnya yang setia dan mudah beradaptasi dengan lingkungan manusia.
Tidak cuma sebagai sahabat, anjing juga bisa jadi penjaga.
Nah kali ini ane mau nunjukin kegiatan anjing- anjing penjaga.
Ga tanggung- tanggung anjing- anjing ini berguna menjaga keutuhan negara Indonesia loh!
Penasaran? Langsung aja cekidot!
~~~~~~~
Tentu saja karena sifatnya yang setia dan mudah beradaptasi dengan lingkungan manusia.
Tidak cuma sebagai sahabat, anjing juga bisa jadi penjaga.

Nah kali ini ane mau nunjukin kegiatan anjing- anjing penjaga.
Ga tanggung- tanggung anjing- anjing ini berguna menjaga keutuhan negara Indonesia loh!

Penasaran? Langsung aja cekidot!

~~~~~~~

Tika, anjing ras Belgian Malinois. Ia biasa diterjunkan melacak narkotika. Foto diambil saat berada di seputar kandangnya di Mako Brimob Polda DIY di Jalan Imogiri Timur, Bantul, DI Yogyakarta, Kamis (1/3) Beritagar.id / Pito Agustin Rudiana
Pelacak elite kaki empat Yogyakarta
Quote:
"Mereka mencari narkotika, melacak jejak kriminal, hingga membantu anggota SAR. Punya masa tugas pendek."
Quote:
Tika langsung menyalak saat mengendus kehadiran saya. Gonggongannya kian lantang waktu seorang petugas membuka kandang dan menuntunnya ke luar.
Saya refleks melangkah mundur meski bertameng pagar besi setinggi lebih dari semeter. Tika masih belum berhenti menyalak. Ia malah mendekati pagar dan memamerkan deretan gigi dan taring serba runcing. Sekadar membayangkan taring-taring itu mengoyak tangan bikin saya bergidik.
Tika yang sedang dibicarakan barusan adalah anjing betina berjenis Belgian Malinois (dieja, mal-in-wah).
"Kalau digigit saat latihan itu sudah biasa. Meskipun itu pawang yang sehari-hari melatihnya," kata Brigadir Dua Pratomo Adi, 21 tahun, di Markas Unit Polisi Satwa Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (1/3).
Pratomo pawang anjing untuk melacak jasad manusia. Dia sudah berulang kali kena gigit. Pagi itu, dia menunjukkan bekas gigitan pada pangkal buku buku jari tangan kanannya. Warnanya masih kemerahan. Anjing yang dia latih seharusnya menyasar pelindung lengan di pergelangan tangannya. Tapi, rupanya, si anjing memilih yang lain.
"Kaki saya pun pernah digigit. Paha sampai biru-biru," kata Kepala Sub Unit Polisi Satwa Brimob Polda DIY, Ajun Inspektur Satu Slamet, 51 tahun.
Padahal, saat peristiwa terjadi, Slamet tidak sedang melatih anjing. Dia tengah berolah raga lari. Rupanya, bukan hanya pawang yang langganan gigitan saat latihan.
"Kalau menggigit benar-benar menggigit. Sampai tembus (dalam daging). Jadi harus dikendalikan jangan sampai nggigit," kata Brigadir Kepala Samsudin, 51 tahun. Dia bertugas di Unit Polisi Satwa sejak 1991 dan mengaku belum pernah digigit. Samsudin pula yang membuka kandang Tika ketika saya tiba.
Menerima gigitan adalah risiko bermain dan melatih anjing. Tapi, itu setimpal dengan hasilnya. Para pawang merasa bangga dapat melatih anjing-anjing ras agar mempunyai keahlian khusus sebagai pelacak dan pemburu. Istilah bagi satwa latih itu, K9 (canine).
Canine, dilafalkan ke-nain, kata bahasa Inggris yang berakar dari bahasa Latin caninus. Artinya, bisa "gigi taring" atau "berkenaan dengan anjing".
Setelah terlatih, anjing-anjing itu ditempatkan di unit kepolisian dan kemiliteran. Mereka juga dapat dikerahkan dalam tugas pencarian dan pertolongan (SAR). Tiap anjing memiliki satu keahlian. Seleksinya berdasar atas kemampuan, karakter, dan anatomi tubuh masing-masing, bukan rasnya.
Setidaknya lima keahlian diajarkan pada anjing-anjing K9 kepolisian. Satu di antaranya cakap dalam pengendalian massa (dalmas). Anjing semacam itu bertugas membubarkan atau menghalau massa yang berpotensi melakukan kekerasan. Mereka lazim dihadirkan dalam aksi demonstrasi, pertandingan sepak bola, atau konser musik bersama pasukan anti huru-hara (PHH).
"Dipilih yang galak-galak," kata Kepala Unit Polisi Satwa Polda DIY, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Adi Purnomo. Adi pernah dua tahun menjadi dokter hewan sebelum masuk kepolisian. Delapan tahun dia berkantor di Markas Komando Brimob Kelapa Dua. Baru lima bulan dia bertugas di Polda DIY.
Ambil misal pertandingan persahabatan antara Persatuan Sepakbola Sleman (PSS) dengan Persebaya Surabaya di Stadion Maguwoharjo, Sleman pada Februari 2018.
Dalam pertandingan, sempat terjadi kericuhan antara suporter dengan pasukan anti huru-hara Brimob Polda DIY. Ketika itu, sejumlah penonton melempar batu ke arah petugas keamanan.
Ketika anjing K9 diterjunkan, massa pun terurai dan bubar. Mereka tak lagi melempar dan melangkah maju, melainkan melempar sembari melangkah mundur. Suara gonggongan menciutkan nyali mereka.
"Itu shock therapy. Kalau K9 datang, massa terurai mepet tembok. Takut," kata Adi.
Anjing khusus dalmas juga dilatih untuk mengejar orang yang membawa pentungan atau benda lain sebagai senjata. Apabila massa bertindak liar, anjing berfokus menyerang tangan si pembawa senjata.
Kemudian, ada anjing yang dilatih untuk pelacakan umum atau kriminal umum. Karena mereka bakal menyergap pelaku kejahatan, anjing yang dicari pun harus berkarakter agresif.
Ketika bekerja, anjing dibebaskan dari tali kekang agar leluasa mengejar dan menyerang pencopet atau pun penjambret. Mereka akan menggonggong dan menggigit ketika menemukan pelaku.

Neo, anjing ras Golden Retriever saat berlatih dengan sang instruktur, Irwanto Budi, di Umbulmartani, Sleman, D.I. Yogyakarta, Senin (5/3/2018). SAR Dog DIY menggembleng Neo untuk mencari korban hidup akibat bencana. | Pito Agustin Rudiana /Beritagar.id
"Anjing bertindak sesuai perintah pawangnya. Kalau disuruh melepas (pelaku kejahatan), ya dilepas," kata Adi.
Begitu pun dalam aksi kejahatan pencurian, perampokan, atau pembunuhan yang telah lewat waktu. Anjing bisa mengendus aroma berdasarkan barang-barang yang diduga digunakan pelaku di tempat kejadian perkara (TKP) seperti puntung rokok atau tisu. Jejak di gagang pintu atau remote TV juga penting.
Biasanya, sebelum pelacakan dilakukan, petugas akan menanyakan kondisi TKP. "Kalau TKP sudah dipel, dibersihkan, K9 tidak akan berangkat. Karena jejak sudah rusak," kata Adi.
Namun, jika kondisi TKP masih steril dan kejadian telah lewat beberapa hari, anjing masih mungkin melacak. Pasalnya, hewan itu masih bisa mengendus keberadaan pelaku hingga jarak lima kilometer.
"Kecuali pelaku tiba-tiba menghilang naik motor atau mobil. Kalau naik motor dalam jarak jangkauan, masih bisa (dilacak)," kata Adi.
Urusan di luar peristiwa kriminal biasa, Adi berkisah mengenai keterlibatannya dalam Operasi Camar Maleo untuk menangkap teroris Santoso di Poso pada 2015. Meski ada pelibatan Detasemen Khusus 88, empat anjing K9 untuk penyergapan ikut diterjunkan secara bergantian.
"Titik tolak dari puntung rokok, celana, barang-barang yang ditemukan. Ada darah menetes. Itu enak banget (pelacakannya)," kata Adi.
Tetesan darah sempat hilang di jalan raya. Dari situ, K9 bisa mendeteksi keberadaan anak buah Santoso yang terluka. Setelah dicek, Santoso sempat meminta pertolongan bidan setempat untuk membalut luka. Jejak Santoso hilang setelah sang buruan kabur menggunakan kendaraan bermotor.
"Kalau hanya mengandalkan manusia, blank juga. Jadi, anjing perlu dilibatkan. Bahkan, anjing paling depan, lainnya di belakangnya," kata Adi.
Jenis ketiga adalah anjing yang khusus dilatih untuk mendeteksi narkotika. Mereka digembleng dengan menggunakan unsur narkotika yang ditemukan di lapangan seperti ganja, sabu, atau amfetamina. Mereka akan menggonggong atau pun menggaruk-garuk lokasi temuan.
Adi membantah warta mengenai dua ekor anjing K9 yang mabuk setelah mengendus 1,6 ton sabu yang ditemukan di Kapal MV Sunrise Glory pada Februari 2018. Menurutnya, kedua anjing itu mengalami mabuk laut karena guncangan kapal.
"Kalau anjing naik mobil habis makan dan sopirnya ugal-ugalan, anjing juga bisa mabuk, muntah, stres di perjalanan," kata Adi.
Pelatihan lain membidik anjing pendeteksi bahan peledak. Anjing jenis ini biasanya bertugas sebelum dan setelah bom meledak.
Sebelum bom meledak, anjing bertugas mensterilkan lokasi dengan mendeteksi keberadaan bahan peledak. Sedangkan setelah bom meledak, anjing akan mencari sisa material yang tercecer.
Tujuannya agar asal bahan, rangkaian, juga cara kerja bahan peledak dapat ia kenali. Anjing dimaksud harus berkarakter kalem dan tidak agresif. Ketika bereaksi, ia cuma duduk di lokasi penemuan bahan peledak.
"Kalau menggonggong, sedangkan bom diaktifkan dengan detonator suara, malah njeblug (meledak)," kata Adi.
Terpasung keahlian khusus, seekor anjing tidak merangkap tugas. Namun, penerjunan lebih dari satu anjing dengan keahlian yang beragam sangat dimungkinkan.
Kasus bom di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, pada awal 2016 bisa jadi contoh. Kala itu, ada dua keahlian anjing yang diterjunkan: anjing pelacak bahan peledak dan pelacak umum yang berfungsi sebagai penyergap. Anjing penyergap bekerja satu tim dengan Gegana Detasemen Khusus 88.
"Asumsi kami, pelaku bersenjata akan terpecah konsentrasinya antara menembak anggota atau anjing yang datang," kata Adi.
Begitu pula menyangkut kasus penggerebekan teroris kelompok Dayat di Ciputat, Tangerang Selatan, pada malam tahun baru 2014.
Meski waktu itu terjadi baku tembak antara pelaku dengan Densus 88, anjing-anjing K9 untuk penyergapan dan pelacakan bahan peledak juga dihadirkan. Usai baku tembak, anjing penyergap masuk ke dalam kontrakan Dayat untuk memastikan para pelaku masih hidup atau sudah mati.
"Kalau pelaku masih hidup, anjing akan menggigit. Kalau pelaku sudah mati, anjing akan balik lagi," kata Adi.
Setelah itu, anjing pelacak bahan peledak masuk ke rumah kontrakan untuk menyisir ada tidaknya bom atau bahan peledak lain.
Anjing-anjing K9 di kepolisian juga dilatih untuk melakukan pencarian dan pertolongan (SAR) korban bencana alam, seperti yang tertimbun dalam longsor dan puing-puing bangunan karena gempa.
Mereka berfokus mencari korban yang sudah tewas. Dalam latihan, anjing-anjing itu dibiasakan mengenali aroma cairan kimia bernama Nes. Bagi si anjing, aroma cairan itu saat dicium seperti bau mayat.
"Sebelumnya latihan pakai mayat betulan. Tapi karena tubuh mayat terurai dan berbahaya bagi anjing maupun pawang, lalu diganti bahan lain," papar Adi.
Sebagaimana anjing yang mempunyai keahlian mendeteksi narkotika, anjing yang berhasil mengendus mayat akan menggonggong dan menggaruk-garuk lokasi timbunan.
Wujud pelatihan adalah penemuan dua jenazah korban longsor di Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, pada Desember 2017. Saat itu, anjing pelacak yang dikerahkan mempunyai ras Dutch Shepherd bernama Lola.

Dua kuda ras Dutch Warmblood bernama G dan Sadokan milik Detasemen Turangga Unit Polisi Satwa Polda DIY saat mengikuti parade memperingati Serangan Umum 1 Maret di kawasan Malioboro Yogyakarta, Minggu (4/3/2018). | Pito Agustin Rudiana /Beritagar.id
Lain kepolisian, lain Tentara Nasional Indonesia (TNI). Perbedaan tersebut dipaparkan pemilik tempat pelatihan anjing dan K9 Security Swasta, Brigadir Polisi Satu (Briptu) Nengah Septian Putra Astama, ada Brigade Anjing (Brigan) K9 Polisi Militer TNI Angkatan Udara, Satuan K9 Komando Pasukan Khusus (Kopassus), juga K9 Tempur dari Peleton Intai Tempur (Tontaipur) Angkatan Darat.
"Perannya mengacu pada pertahanan, pengamanan markas dan tempur," katanya. Nengah pernah bertugas di Detasemen K9 Unit Polisi Satwa Polda DIY selama delapan tahun. Setelah itu, pada 2017, dia bergabung dengan Detasemen Turangga (Polisi Berkuda) Unit Polisi Satwa Polda DIY.
Nengah pun aktif di biro pelatihan SAR Dog DIY.
Saya refleks melangkah mundur meski bertameng pagar besi setinggi lebih dari semeter. Tika masih belum berhenti menyalak. Ia malah mendekati pagar dan memamerkan deretan gigi dan taring serba runcing. Sekadar membayangkan taring-taring itu mengoyak tangan bikin saya bergidik.
Tika yang sedang dibicarakan barusan adalah anjing betina berjenis Belgian Malinois (dieja, mal-in-wah).
"Kalau digigit saat latihan itu sudah biasa. Meskipun itu pawang yang sehari-hari melatihnya," kata Brigadir Dua Pratomo Adi, 21 tahun, di Markas Unit Polisi Satwa Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (1/3).
Pratomo pawang anjing untuk melacak jasad manusia. Dia sudah berulang kali kena gigit. Pagi itu, dia menunjukkan bekas gigitan pada pangkal buku buku jari tangan kanannya. Warnanya masih kemerahan. Anjing yang dia latih seharusnya menyasar pelindung lengan di pergelangan tangannya. Tapi, rupanya, si anjing memilih yang lain.
"Kaki saya pun pernah digigit. Paha sampai biru-biru," kata Kepala Sub Unit Polisi Satwa Brimob Polda DIY, Ajun Inspektur Satu Slamet, 51 tahun.
Padahal, saat peristiwa terjadi, Slamet tidak sedang melatih anjing. Dia tengah berolah raga lari. Rupanya, bukan hanya pawang yang langganan gigitan saat latihan.
"Kalau menggigit benar-benar menggigit. Sampai tembus (dalam daging). Jadi harus dikendalikan jangan sampai nggigit," kata Brigadir Kepala Samsudin, 51 tahun. Dia bertugas di Unit Polisi Satwa sejak 1991 dan mengaku belum pernah digigit. Samsudin pula yang membuka kandang Tika ketika saya tiba.
Menerima gigitan adalah risiko bermain dan melatih anjing. Tapi, itu setimpal dengan hasilnya. Para pawang merasa bangga dapat melatih anjing-anjing ras agar mempunyai keahlian khusus sebagai pelacak dan pemburu. Istilah bagi satwa latih itu, K9 (canine).
Canine, dilafalkan ke-nain, kata bahasa Inggris yang berakar dari bahasa Latin caninus. Artinya, bisa "gigi taring" atau "berkenaan dengan anjing".
Setelah terlatih, anjing-anjing itu ditempatkan di unit kepolisian dan kemiliteran. Mereka juga dapat dikerahkan dalam tugas pencarian dan pertolongan (SAR). Tiap anjing memiliki satu keahlian. Seleksinya berdasar atas kemampuan, karakter, dan anatomi tubuh masing-masing, bukan rasnya.
Setidaknya lima keahlian diajarkan pada anjing-anjing K9 kepolisian. Satu di antaranya cakap dalam pengendalian massa (dalmas). Anjing semacam itu bertugas membubarkan atau menghalau massa yang berpotensi melakukan kekerasan. Mereka lazim dihadirkan dalam aksi demonstrasi, pertandingan sepak bola, atau konser musik bersama pasukan anti huru-hara (PHH).
"Dipilih yang galak-galak," kata Kepala Unit Polisi Satwa Polda DIY, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Adi Purnomo. Adi pernah dua tahun menjadi dokter hewan sebelum masuk kepolisian. Delapan tahun dia berkantor di Markas Komando Brimob Kelapa Dua. Baru lima bulan dia bertugas di Polda DIY.
Ambil misal pertandingan persahabatan antara Persatuan Sepakbola Sleman (PSS) dengan Persebaya Surabaya di Stadion Maguwoharjo, Sleman pada Februari 2018.
Dalam pertandingan, sempat terjadi kericuhan antara suporter dengan pasukan anti huru-hara Brimob Polda DIY. Ketika itu, sejumlah penonton melempar batu ke arah petugas keamanan.
Ketika anjing K9 diterjunkan, massa pun terurai dan bubar. Mereka tak lagi melempar dan melangkah maju, melainkan melempar sembari melangkah mundur. Suara gonggongan menciutkan nyali mereka.
"Itu shock therapy. Kalau K9 datang, massa terurai mepet tembok. Takut," kata Adi.
Anjing khusus dalmas juga dilatih untuk mengejar orang yang membawa pentungan atau benda lain sebagai senjata. Apabila massa bertindak liar, anjing berfokus menyerang tangan si pembawa senjata.
Kemudian, ada anjing yang dilatih untuk pelacakan umum atau kriminal umum. Karena mereka bakal menyergap pelaku kejahatan, anjing yang dicari pun harus berkarakter agresif.
Ketika bekerja, anjing dibebaskan dari tali kekang agar leluasa mengejar dan menyerang pencopet atau pun penjambret. Mereka akan menggonggong dan menggigit ketika menemukan pelaku.

Neo, anjing ras Golden Retriever saat berlatih dengan sang instruktur, Irwanto Budi, di Umbulmartani, Sleman, D.I. Yogyakarta, Senin (5/3/2018). SAR Dog DIY menggembleng Neo untuk mencari korban hidup akibat bencana. | Pito Agustin Rudiana /Beritagar.id
"Anjing bertindak sesuai perintah pawangnya. Kalau disuruh melepas (pelaku kejahatan), ya dilepas," kata Adi.
Begitu pun dalam aksi kejahatan pencurian, perampokan, atau pembunuhan yang telah lewat waktu. Anjing bisa mengendus aroma berdasarkan barang-barang yang diduga digunakan pelaku di tempat kejadian perkara (TKP) seperti puntung rokok atau tisu. Jejak di gagang pintu atau remote TV juga penting.
Biasanya, sebelum pelacakan dilakukan, petugas akan menanyakan kondisi TKP. "Kalau TKP sudah dipel, dibersihkan, K9 tidak akan berangkat. Karena jejak sudah rusak," kata Adi.
Namun, jika kondisi TKP masih steril dan kejadian telah lewat beberapa hari, anjing masih mungkin melacak. Pasalnya, hewan itu masih bisa mengendus keberadaan pelaku hingga jarak lima kilometer.
"Kecuali pelaku tiba-tiba menghilang naik motor atau mobil. Kalau naik motor dalam jarak jangkauan, masih bisa (dilacak)," kata Adi.
Urusan di luar peristiwa kriminal biasa, Adi berkisah mengenai keterlibatannya dalam Operasi Camar Maleo untuk menangkap teroris Santoso di Poso pada 2015. Meski ada pelibatan Detasemen Khusus 88, empat anjing K9 untuk penyergapan ikut diterjunkan secara bergantian.
"Titik tolak dari puntung rokok, celana, barang-barang yang ditemukan. Ada darah menetes. Itu enak banget (pelacakannya)," kata Adi.
Tetesan darah sempat hilang di jalan raya. Dari situ, K9 bisa mendeteksi keberadaan anak buah Santoso yang terluka. Setelah dicek, Santoso sempat meminta pertolongan bidan setempat untuk membalut luka. Jejak Santoso hilang setelah sang buruan kabur menggunakan kendaraan bermotor.
"Kalau hanya mengandalkan manusia, blank juga. Jadi, anjing perlu dilibatkan. Bahkan, anjing paling depan, lainnya di belakangnya," kata Adi.
Jenis ketiga adalah anjing yang khusus dilatih untuk mendeteksi narkotika. Mereka digembleng dengan menggunakan unsur narkotika yang ditemukan di lapangan seperti ganja, sabu, atau amfetamina. Mereka akan menggonggong atau pun menggaruk-garuk lokasi temuan.
Adi membantah warta mengenai dua ekor anjing K9 yang mabuk setelah mengendus 1,6 ton sabu yang ditemukan di Kapal MV Sunrise Glory pada Februari 2018. Menurutnya, kedua anjing itu mengalami mabuk laut karena guncangan kapal.
"Kalau anjing naik mobil habis makan dan sopirnya ugal-ugalan, anjing juga bisa mabuk, muntah, stres di perjalanan," kata Adi.
Pelatihan lain membidik anjing pendeteksi bahan peledak. Anjing jenis ini biasanya bertugas sebelum dan setelah bom meledak.
Sebelum bom meledak, anjing bertugas mensterilkan lokasi dengan mendeteksi keberadaan bahan peledak. Sedangkan setelah bom meledak, anjing akan mencari sisa material yang tercecer.
Tujuannya agar asal bahan, rangkaian, juga cara kerja bahan peledak dapat ia kenali. Anjing dimaksud harus berkarakter kalem dan tidak agresif. Ketika bereaksi, ia cuma duduk di lokasi penemuan bahan peledak.
"Kalau menggonggong, sedangkan bom diaktifkan dengan detonator suara, malah njeblug (meledak)," kata Adi.
Terpasung keahlian khusus, seekor anjing tidak merangkap tugas. Namun, penerjunan lebih dari satu anjing dengan keahlian yang beragam sangat dimungkinkan.
Kasus bom di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, pada awal 2016 bisa jadi contoh. Kala itu, ada dua keahlian anjing yang diterjunkan: anjing pelacak bahan peledak dan pelacak umum yang berfungsi sebagai penyergap. Anjing penyergap bekerja satu tim dengan Gegana Detasemen Khusus 88.
"Asumsi kami, pelaku bersenjata akan terpecah konsentrasinya antara menembak anggota atau anjing yang datang," kata Adi.
Begitu pula menyangkut kasus penggerebekan teroris kelompok Dayat di Ciputat, Tangerang Selatan, pada malam tahun baru 2014.
Meski waktu itu terjadi baku tembak antara pelaku dengan Densus 88, anjing-anjing K9 untuk penyergapan dan pelacakan bahan peledak juga dihadirkan. Usai baku tembak, anjing penyergap masuk ke dalam kontrakan Dayat untuk memastikan para pelaku masih hidup atau sudah mati.
"Kalau pelaku masih hidup, anjing akan menggigit. Kalau pelaku sudah mati, anjing akan balik lagi," kata Adi.
Setelah itu, anjing pelacak bahan peledak masuk ke rumah kontrakan untuk menyisir ada tidaknya bom atau bahan peledak lain.
Anjing-anjing K9 di kepolisian juga dilatih untuk melakukan pencarian dan pertolongan (SAR) korban bencana alam, seperti yang tertimbun dalam longsor dan puing-puing bangunan karena gempa.
Mereka berfokus mencari korban yang sudah tewas. Dalam latihan, anjing-anjing itu dibiasakan mengenali aroma cairan kimia bernama Nes. Bagi si anjing, aroma cairan itu saat dicium seperti bau mayat.
"Sebelumnya latihan pakai mayat betulan. Tapi karena tubuh mayat terurai dan berbahaya bagi anjing maupun pawang, lalu diganti bahan lain," papar Adi.
Sebagaimana anjing yang mempunyai keahlian mendeteksi narkotika, anjing yang berhasil mengendus mayat akan menggonggong dan menggaruk-garuk lokasi timbunan.
Wujud pelatihan adalah penemuan dua jenazah korban longsor di Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, pada Desember 2017. Saat itu, anjing pelacak yang dikerahkan mempunyai ras Dutch Shepherd bernama Lola.

Dua kuda ras Dutch Warmblood bernama G dan Sadokan milik Detasemen Turangga Unit Polisi Satwa Polda DIY saat mengikuti parade memperingati Serangan Umum 1 Maret di kawasan Malioboro Yogyakarta, Minggu (4/3/2018). | Pito Agustin Rudiana /Beritagar.id
Lain kepolisian, lain Tentara Nasional Indonesia (TNI). Perbedaan tersebut dipaparkan pemilik tempat pelatihan anjing dan K9 Security Swasta, Brigadir Polisi Satu (Briptu) Nengah Septian Putra Astama, ada Brigade Anjing (Brigan) K9 Polisi Militer TNI Angkatan Udara, Satuan K9 Komando Pasukan Khusus (Kopassus), juga K9 Tempur dari Peleton Intai Tempur (Tontaipur) Angkatan Darat.
"Perannya mengacu pada pertahanan, pengamanan markas dan tempur," katanya. Nengah pernah bertugas di Detasemen K9 Unit Polisi Satwa Polda DIY selama delapan tahun. Setelah itu, pada 2017, dia bergabung dengan Detasemen Turangga (Polisi Berkuda) Unit Polisi Satwa Polda DIY.
Nengah pun aktif di biro pelatihan SAR Dog DIY.
Trust Your Dog
Quote:
Meskipun pawang sering kena gigit, bukan berarti anjing-anjing K9 tak becus dalam melacak atau memburu sasaran.
"Enggak pernah salah deteksi. Karena kami enggak akan menerjunkan anjing yang setengah-setengah. Harus siap," kata AKP Adi Purnomo.
Pawang lebih mengetahui tingkat kesiapan anjingnya. Jika belum siap, maka pelatihan lebih digiatkan. Hal itu tak lepas dari prinsip kerja tim K9, yang terdiri dari anjing, pawang dan pelindung.
"Trust your dog!" seru Adi menyebutkan prinsipnya.
Prinsip tersebut mendapat pengakuan dunia. Buktinya, tamu-tamu negara lebih memilih mendapat jaminan keamanan berdasarkan kinerja K9.
Begitu pula di Indonesia. Raja Salman dari Arab Saudi, mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, eks Ibu Negara Amerika Serikat Hillary Clinton, pun sejumlah tamu negara dari Eropa lebih percaya K9 masuk ke kamar penginapannya untuk mensterilkan lokasi ketimbang pasukan elite Brimob, Gegana.
"K9 masuk dulu. Steril, baru tamu negara masuk. Kadang ada permintaan dijaga K9. Kalau Gegana masuk dengan metal detector, (tamu negara) malah enggak mau," kata Adi.
Mengapa?
"Sel saraf penciuman anjing ada ribuan ketimbang manusia. Dan anjing tidak bisa disogok (disuap)," kata Adi.
Pengalaman Bripka Samsudin boleh disimak.
Dia dan anjingnya, Vlas, pernah bertugas memeriksa mobil-mobil yang ditumpangi rombongan Obama di hotel. Samsudin adalah pawang senior di Unit Polisi Satwa dan telah bertugas sejak pertama kali unit itu dibentuk di Polda DIY pada 1997.
Saat itu baru ada dua herder: Norton untuk pelacak umum, dan Eran untuk pelacak narkotika.
Kini, Polisi Satwa Polda DIY mempunyai 12 anjing (K9) dan dua kuda (Turangga) dari ras Dutch Warmblood setinggi 170 centimeter. Anjing-anjing K9 didatangkan dari Belanda dengan ras asli yang membutuhkan biaya Rp150 juta hingga tiba di Yogyakarta.
"Ada yang bilang kami polisi anjing, tapi kami punya power. Polisi bisa nembak, nangkap. Tapi enggak semua bisa menguasai anjing," kata Adi.
Dalam hematnya, seleksi awal bagi anjing dan pawang sungguh menentukan, baik dalam membentuk tim K9 yang profesional maupun menyiapkan pasukan elite.
Anjing yang dipilih berusia 1,5 tahun dan bekerja hingga usia 7 atau 8 tahun. Pemilihan jenis ras pun tak hanya bergantung pada anjing-anjing ras yang biasa dipergunakan untuk K9, seperti Belgian Malinois, German Shepherd, Labrador Retriever, Doberman Pinscher, Beagle, atau Rottweiler. Pelatihan dasar yang sudah diikuti ikut mempengaruhi.
Pelatihan pertama, sebagaimana dijelaskan Adi, adalah kepatuhan. Latihan berupa perintah untuk duduk, tiarap, dan berjalan di sebelah kiri pawang itu berlangsung selama tiga bulan.
Kemudian permainan.
"Kalau anjing enggak tertarik permainan, susah. Dasar melatih itu bermain sambil melatih," kata Adi.
Pendapat senada dikemukakan Irwanto Budi, anggota SAR Dog DIY.
Menurutnya, saat anjing dilatih mencari bola yang dilempar pawang atau menggigit hand protector, hewan itu sekaligus diajarkan bahwa waktu bertugas adalah pula waktu bermain. Maka, ketika anjing diajak mencari korban hidup dalam insiden longsor atau gempa, itu seperti permainan mencari orang yang tengah bersembunyi.
"Jadi anjing menganggap korban hidup itu sedang bermain petak umpet sehingga harus ditemukan," kata Irwanto.
Dari pelatihan dasar itu, anjing akan diseleksi untuk mengikuti pelatihan keahlian khusus yang sesuai dengan karakter, anatomi tubuh, dan kemampuan.
Tak hanya anjing, pawang pun harus mengikuti pendidikan khusus. Pawang yang lolos seleksi akan disekolahkan ke Amerika Serikat selama tiga bulan. Instrukturnya anggota militer. Sang instruktur mesti mempunyai jam terbang tinggi dalam bertugas bersama K9 di daerah tempur seperti Afghanistan. Ada juga yang masuk tim pemburu Osama bin Laden.

Tika, anjing berjenis Belgian Malinois, bersama pawangnya, Bripka Samsudin, di Mako Brimob Polda DIY, Jalan Imogiri Timur, Bantul, D.I. Yogyakarta, Kamis (1/3/2018). | Pito Agustin Rudiana /Beritagar.id
"Dan dasar dari pawang masuk tim K9 adalah harus sayang pada binatang," kata Adi.
Pawang bertugas mengendalikan anjing. Dia dibekali tali panjang yang dikaitkan pada leher anjing, rompi antipeluru, dan helm. Hand protector yang biasa dikenakan saat latihan harus dilepas ketika bertugas demi memudahkan pergerakan. Anjing hanya dilengkapi rompi alias harness tembus peluru.
"Kasihan anjingnya kalau pakai rompi antipeluru, karena berat dan mengganggu geraknya," kata Adi.
Lantaran itu pula, anjing dan pawang mendapat pengawalan dari pelindung yang dilengkapi senjata laras panjang. Tugas pelindung adalah melindungi anjing dan pawang dari bahaya. Baik pawang maupun pelindung mempunyai tugas melekat mengikuti ke mana pun anjing mengendus.
"Yang pertama kali diselamatkan adalah anjing. Meski blangsakan sampai masuk sumur harus diikuti," kata Adi.
"Enggak pernah salah deteksi. Karena kami enggak akan menerjunkan anjing yang setengah-setengah. Harus siap," kata AKP Adi Purnomo.
Pawang lebih mengetahui tingkat kesiapan anjingnya. Jika belum siap, maka pelatihan lebih digiatkan. Hal itu tak lepas dari prinsip kerja tim K9, yang terdiri dari anjing, pawang dan pelindung.
"Trust your dog!" seru Adi menyebutkan prinsipnya.
Prinsip tersebut mendapat pengakuan dunia. Buktinya, tamu-tamu negara lebih memilih mendapat jaminan keamanan berdasarkan kinerja K9.
Begitu pula di Indonesia. Raja Salman dari Arab Saudi, mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, eks Ibu Negara Amerika Serikat Hillary Clinton, pun sejumlah tamu negara dari Eropa lebih percaya K9 masuk ke kamar penginapannya untuk mensterilkan lokasi ketimbang pasukan elite Brimob, Gegana.
"K9 masuk dulu. Steril, baru tamu negara masuk. Kadang ada permintaan dijaga K9. Kalau Gegana masuk dengan metal detector, (tamu negara) malah enggak mau," kata Adi.
Mengapa?
"Sel saraf penciuman anjing ada ribuan ketimbang manusia. Dan anjing tidak bisa disogok (disuap)," kata Adi.
Pengalaman Bripka Samsudin boleh disimak.
Dia dan anjingnya, Vlas, pernah bertugas memeriksa mobil-mobil yang ditumpangi rombongan Obama di hotel. Samsudin adalah pawang senior di Unit Polisi Satwa dan telah bertugas sejak pertama kali unit itu dibentuk di Polda DIY pada 1997.
Saat itu baru ada dua herder: Norton untuk pelacak umum, dan Eran untuk pelacak narkotika.
Kini, Polisi Satwa Polda DIY mempunyai 12 anjing (K9) dan dua kuda (Turangga) dari ras Dutch Warmblood setinggi 170 centimeter. Anjing-anjing K9 didatangkan dari Belanda dengan ras asli yang membutuhkan biaya Rp150 juta hingga tiba di Yogyakarta.
"Ada yang bilang kami polisi anjing, tapi kami punya power. Polisi bisa nembak, nangkap. Tapi enggak semua bisa menguasai anjing," kata Adi.
Dalam hematnya, seleksi awal bagi anjing dan pawang sungguh menentukan, baik dalam membentuk tim K9 yang profesional maupun menyiapkan pasukan elite.
Anjing yang dipilih berusia 1,5 tahun dan bekerja hingga usia 7 atau 8 tahun. Pemilihan jenis ras pun tak hanya bergantung pada anjing-anjing ras yang biasa dipergunakan untuk K9, seperti Belgian Malinois, German Shepherd, Labrador Retriever, Doberman Pinscher, Beagle, atau Rottweiler. Pelatihan dasar yang sudah diikuti ikut mempengaruhi.
Pelatihan pertama, sebagaimana dijelaskan Adi, adalah kepatuhan. Latihan berupa perintah untuk duduk, tiarap, dan berjalan di sebelah kiri pawang itu berlangsung selama tiga bulan.
Kemudian permainan.
"Kalau anjing enggak tertarik permainan, susah. Dasar melatih itu bermain sambil melatih," kata Adi.
Pendapat senada dikemukakan Irwanto Budi, anggota SAR Dog DIY.
Menurutnya, saat anjing dilatih mencari bola yang dilempar pawang atau menggigit hand protector, hewan itu sekaligus diajarkan bahwa waktu bertugas adalah pula waktu bermain. Maka, ketika anjing diajak mencari korban hidup dalam insiden longsor atau gempa, itu seperti permainan mencari orang yang tengah bersembunyi.
"Jadi anjing menganggap korban hidup itu sedang bermain petak umpet sehingga harus ditemukan," kata Irwanto.
Dari pelatihan dasar itu, anjing akan diseleksi untuk mengikuti pelatihan keahlian khusus yang sesuai dengan karakter, anatomi tubuh, dan kemampuan.
Tak hanya anjing, pawang pun harus mengikuti pendidikan khusus. Pawang yang lolos seleksi akan disekolahkan ke Amerika Serikat selama tiga bulan. Instrukturnya anggota militer. Sang instruktur mesti mempunyai jam terbang tinggi dalam bertugas bersama K9 di daerah tempur seperti Afghanistan. Ada juga yang masuk tim pemburu Osama bin Laden.

Tika, anjing berjenis Belgian Malinois, bersama pawangnya, Bripka Samsudin, di Mako Brimob Polda DIY, Jalan Imogiri Timur, Bantul, D.I. Yogyakarta, Kamis (1/3/2018). | Pito Agustin Rudiana /Beritagar.id
"Dan dasar dari pawang masuk tim K9 adalah harus sayang pada binatang," kata Adi.
Pawang bertugas mengendalikan anjing. Dia dibekali tali panjang yang dikaitkan pada leher anjing, rompi antipeluru, dan helm. Hand protector yang biasa dikenakan saat latihan harus dilepas ketika bertugas demi memudahkan pergerakan. Anjing hanya dilengkapi rompi alias harness tembus peluru.
"Kasihan anjingnya kalau pakai rompi antipeluru, karena berat dan mengganggu geraknya," kata Adi.
Lantaran itu pula, anjing dan pawang mendapat pengawalan dari pelindung yang dilengkapi senjata laras panjang. Tugas pelindung adalah melindungi anjing dan pawang dari bahaya. Baik pawang maupun pelindung mempunyai tugas melekat mengikuti ke mana pun anjing mengendus.
"Yang pertama kali diselamatkan adalah anjing. Meski blangsakan sampai masuk sumur harus diikuti," kata Adi.
~~~~~~~
Luar biasa bukan main!
Kisah anjing- anjing dari divisi K9 memang patut diacungi jempol,
Mulai dari kepiawaiannya mengendus bom, dan narkotika hingga jasanya menjaga tamu- tamu negara.
Kalau bisa sih ane rasa polisi lalu lintas juga harus ditemani divisi K9 ini.
Biar kalau ada yang ngelanggar lalu lintas langsung 'diburu' sama anjing- anjing pintar ini.
setuju ga gan sis sama ane?
SEMOGA INPOH ANE BERMANFAAT BAGI AGAN SIS SEKALIAN!
Luar biasa bukan main!

Kisah anjing- anjing dari divisi K9 memang patut diacungi jempol,
Mulai dari kepiawaiannya mengendus bom, dan narkotika hingga jasanya menjaga tamu- tamu negara.
Kalau bisa sih ane rasa polisi lalu lintas juga harus ditemani divisi K9 ini.
Biar kalau ada yang ngelanggar lalu lintas langsung 'diburu' sama anjing- anjing pintar ini.

setuju ga gan sis sama ane?

SEMOGA INPOH ANE BERMANFAAT BAGI AGAN SIS SEKALIAN!
Quote:


Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh

SUMUR:
Beritagar.id
Quote:
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan 

Fotografi analog, riwayatmu kini
Riset mengatakan menonton konser bisa memperpanjang umur hingga 9 tahun
Isu Risiko Kanker dalam Secangkir Kopi
Relumino, solusi Samsung bagi penderita gangguan pengelihatan
Agan- sis harus tau 9 Istilah kencan kekinian
Jika artis dan non artis berganti kelamin
Asia Pasifik terancam kehabisan ikan pada 2048 termasuk Indonesia gan!


Fotografi analog, riwayatmu kini
Riset mengatakan menonton konser bisa memperpanjang umur hingga 9 tahun
Isu Risiko Kanker dalam Secangkir Kopi
Relumino, solusi Samsung bagi penderita gangguan pengelihatan
Agan- sis harus tau 9 Istilah kencan kekinian
Jika artis dan non artis berganti kelamin
Asia Pasifik terancam kehabisan ikan pada 2048 termasuk Indonesia gan!

0
1.4K
Kutip
8
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan