Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

beqichotAvatar border
TS
beqichot
PETUALANG MASA LALU
PROLOG
PETUALANG MASA LALU
pict souce: google

Hai...namaku Bayu Satriaji, biasa dipanggil Aji.
Tadinya aku adalah mahaslsww Teknik Sipil di sebuah Universitas Swasta di kota XX.
Aku mempunyai kemampuan super...eh...bukan ding.. Kemampuan supranatural, sebut saja begitu.
Aku berasal dari kota YY, yang berjarak sekitar 4 jam perjalanan menggunakan motor.
Di kota XX, aku tinggal di kost dan punya pacar satu kost bernama Desi.
Untuk lebih mengenalku, baca thread pada link ini:
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...7e9326e325c5b4

Aku juga didampingi oleh 3 makhluk astral yang semuanya perempuan.
Yang pertama adalah Nyi Among.
Yang kedua Zulaikha
Yang ketiga Menik.

Dan aku juga punya senjata Ghaib berupa sebatang tombak hitam legam dan sebilah keris emas.

Karena suatu peristiwa alam yang ekstrim, aku tersedot oleh sebuah.pusaran yang ternyata adalah portal menuju masa lalu.
Di alam ini aku kehilangan kontak dengan 2 pendampingku, tapi untunglah, Nyi Among masih berada bersamaku.

Menurut keterangan Nyi Among, untuk kembali ke alamku, semua tergantung pada usaha dan keberuntunganku.
Jika aku beruntung bisa menemukan portal itu, aku bisa kembali ke alamku.
Jika aku kurang beruntung, maka aku akan terkurung di alam itu selamanya.
Thread ini akan mengisahkan perjalananku selama berada di alam ghaib masa lampau. Masa beratus tahun yang lalu.

Sebagai seorang new comer di alam itu, tentunya aku bingung harus tinggal di mana, dan bagaimana bertahan hidup.di alam antah berantah tersebut.

Sekali lagi aku beruntung bahwa aku masih didampingi oleh Nyi Among, yang sudah kuanggap sebagai pengganti almarhumah ibuku.

Dan ketika masuk ke alam itu, serta merta penampilanku berubah. Aku memakai celana komprang warna hitam dengan ikat pinggang yang besar, dan baju berwarna biru muda, dengan ikat kepala berwarna biru muda pula dengab motif batik bergqmbar tombak hitam dan keris emas.

Maka akan bagaimanakah petualanganku di alam itu? Bisakah aku kembali ke alamku?
Dan bisakah aku bertemu lagi dengan 2 pendampingku yang lain?

Ikuti terus cerita ini....

WARNING

Cerita ini hanyalah cerita fiksi belaka. Jika ada nama, kejadian, ataupun tempat yang sama dengan dunia nyata, ini adalah kebetulan belaka.


Jangan lupa like, comment dan subscribe ya gan.....???

Nantikan part selanjutnya.




Index:

1. Prolog


2. Part 01: Keluar dari alam ghaib


3. Part 02: Sepasang Bunga


4. Part 03: Gunung Sumbing


5. Part 04: Pendekar Ghaib Gunung Sumbing


6. Part 05: Ki Santiko


7. Part 06: Di Rumah Ki Santiko


8. Part 07: Pertemuan


9. Part 08: Cerita Zulaikha Dan Masalah Baru


10. Part 09: Menembus Rintangan

11. Part 10: Penyusunan Rencana

12. Part 11: Ki Among

13. Part 12: Penjagaan


14. Part 13: Pertempuran Awal

15. Part 14: Puncak Pertempuran

16. Part 15: Kemenangan (Semu ??)

17. Part 16: Melati Hilang

18. Part 17: Sungai Itu

19. Part 18: Pagar Halimun

20. Part 19: Misi Pengintaian

21. Part 20: Cerita Menik

22. Part 21: Menyusun Siasat

23. Part 22: Pangeran Anom

24. Lanjutannya...

25. Part 23: Perang

26. Part 24: Absurd

27. Part 25: Petunjuk

28. Part 26: Menur Sakit

29. Ini Lanjutannya Ya.....

30. Part 27: Pembuatan Pagar Ghaib

31. Part 28: Kembang Api

32. Lanjutannya Boss

33. Part 29: Pertempuran 1

34. Part 30: Pertempuran 2 ( Serangan Gelap)

35.Part 31: Arya Damar

36. Part 32: Melati Dilamar..

37. Part 33: Nawala Tresna (Surat Cinta)

38. Part 34: Go Away...

39. Part 35: Kejadian Tak Terduga

40. Part 36: Solved

41. Wening's Pov

42. Part 37

43. Part 38: Perpisahan

44. Part 39: Ending
Diubah oleh beqichot 23-04-2021 13:20
xue.shan
lombokjowo
kedubes
kedubes dan 123 lainnya memberi reputasi
120
119.9K
1.8K
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
beqichotAvatar border
TS
beqichot
#82
Part 05: Ki Santiko
Aku dan Ki Gede Pamungkas tiba di batas Tanah Perdikan Manyaran sebelah barat, yang berupa sebuah bukit.

"Nah..inilah tapal batas Tanah Perdikan Manyaran. Bukit ini bernama bukit Tumpang." kata Ki Gede menerangkan.
"Lalu di balik bukit itu daerah mana Ki Gede?"
"Di balik bukit itu adalah hutan Pandakan. Hutan yang jarang dijamah manusia, sehingga masih banyak hewan buas di sana. Kuperingatkan, jangan bermain ke sana. Selain karena masih banyak hewan buas, hutan itu juga wingit. Itu menurut keterangan Ki Santiko.'
'Wah...serem juga."
'Aku ga nyangka, kamu punya kelebihan seperti Ki Santiko, dalam hal ghaib. Apakah kemampuan itu kau dapat saat masuk ke masa ini?"
'Bukan Ki Gede.. Kemampuan.ini sudah saya punyai sedari dulu.'
"Kau pasti akan cocok jika bertemu dengan Ki Santiko. Kapan-kapan kalian pasti akan bertemu... Sekarang, marilah kita pulang. Sudah akan manjing dzuhur..!"
"Mari Ki Gede...!"

Kali ini, Ki Gede memacu kudanya lebih cepat. Aku mencoba mengikutinya... Tapi belum bisa.
Dan akibatnya aku jauh tertinggal dari Ki Gede.
Mau mengejar jelas tidak bisa, karena aku belum terbiasa naik kuda. Cara satu-satunya adalah duduk diam di atas kuda, dan biarkan kuda ini jalan sendiri menuju kandangnya. Pasti aku ga akan tersesat.

Dan benar saja, kuda itu pulang ke kandangnya. Di belakang rumah Ki Gede. Menur ketawa cekikikan melihatku terangguk-angguk di punggung kuda.

"Hihihik... Sampeyan ini lho, naik kuda kok ga pantes blas...hihi..!"

Aku turun dari punggung kuda...dan nyaris terjatuh karena kakiku ga mau lepas dari penahan kaki di samping perut kuda. Entah apa namanya... Kalo motor footstep kali yak?
Melihatku mau jatuh, ketawa Menur meledak... Jadilah dia ketawa ngakak.
Ketika sadar, dia segera menutup mulutnya...
Masa itu, tidak dibenarkan seorang gadis tertawa lepas..
"Malah ngetawain...!" umpatku kesal.
"Hihi...habis lucu lihat sampeyan mau jatuh waktu turun dari kuda."
"Lha wong aku itu ndak pernah naik.kuda kok. Jadi ya maklum..!"
"Di gunung sumbing ga ada kuda po?"
"Ya ada lah... Tapi buat narik dokar. Aku ga pernah naik kuda...!"
"Waduh...laki-laki kok ga bisa naik kuda. Kapan bisa jadi pendekar?"
"Memangnya pendekar harus bisa naik kuda?"
"Ya harus lah ..!"
"Apa alasannya?"
"Pokoknya harus bisa... Wajib!" katanya bersikeras.
"Oh...ya sudah, besok-besok aku mau latihan naik kuda deh!" kataku mengalah.
"Pendekar juga harus bisa ilmu silat. Sampeyan bisa?"
"Enggak....!"
"Nah.. Sampeyan harus berguru sama seorang pendekar yang sakti mandraguna. Eh...tapi kok sampeyan bisa lari cepat to?"
"Nggak tahu... Tiba-tiba bisa...!" sahutku.
"Ah...bohong. Atau jangan-jangan sampeyan ini pendekar yang menyembunyikan kepandaian. Sampeyan juga punya tombak dan curigo!"
"Curigo..??? Apa itu ?"
"Keris... Curigo itu keris...!"
"Sekarang sudah nggak ada kok...! Aku sholat dulu ya. Itu sudag bedug..!" kataku mengalihkan pembicaraan. Susah bicara sama gadis ABG yang serba ingin tahu gitu.

Aku ngeloyor pergi dari kandang kuda, langsung menuju Langgar untuk sholat berjamaah.
Selesai sholat, aku diajak untuk makan siang bersama. Dan saat makan siang itu, suara Menur yang memenuhi ruang makan. Ada saja yang diceritakannya.
Sementara Melati cuma diam saja. Tenang banget... Makan diam-diam, tapi habis banyak...emoticon-Ngakak. Abaikan.. Fitnah itu.
Setelah makan, aku dipersilahkan untuk istirahat.
Kesempatan buat tidur siang...hahai..
Enak juga di jaman ini..ga perlu pusing mikirin tugas-tugas kuliah. Ga perlu ribet menghadapi kemacetan. Tapi, ga ada gadget.. Hiburanku ya tidur...emoticon-Big Grin

Sekitar pukul 2 siang, aku bangun dari tidurku. Suasana rumah ini sepi sekali. Di mana orang-orangnya?
Aku segera menuju ke pakiwan untuk mandi. Badan rasanya lengket, dan sudah 2 hari ga ganti baju..hehe. Salah sendiri, nyasar di jaman ini kok malah ga dibawain baju.
Cuman ada baju yang melekat di badan.
Saat mandi, aku berpikir, kalo aku.cuma diam di tenpat ini, bagaimana aku bisa menemukan portal untuk kembali ke masaku?
Akupun mengambil keputusan untuk pergi dari situ dan berkelana...atau tepatnya menggelandang...hehe.
Dengan begitu, aku berharap bisa segera menemukan portal untuk kembali ke jaman now.

Mslamnya, aku menyampaikan keputusanku itu pada Ki Gede.
Ki Gede tampak diam sebentar, lalu beliau berkata:

"Jika kau ingin mencari jalan kembali ke jamanmu, carilah dulu di sekitar Tanah Perdikan ini. Baru setelah tidak menemukan, carilah di tempat lain."
"Tapi Ki Gede...!"
"Tidak ada tapi... Kau belum mengenal daerah di jaman ini, juga kau belum tahu adat dan tata cara pergaulan di jaman ini. Jika kamu memaksa untuk pergi, aku yakin, akan banyak masalah yang kau temui. Dan karena masalah yang sepele, kau bisa kehilangan nyawamu di jaman ini. Atau memang itu yang kau kehendaki?"
"Ah..maafkan saya. Saya tidak berpikir sejauh itu Ki Gede."
"Nah..tenangkanlah hatimu. Tinggallah di sini dengan bebas. Anggap rumahmu sendiri!"
"Baik Ki Gede, dan terima kasih!"
Akhir yang tidak sesuai dengan keinginanku, tapi apa yang dikatakan Ki Gede memang masuk akal.

Esok harinya, aku ikut pekerja-pekerja Ki Gede ke sawah untuk ikut bekerja di sawah. Saat itu sedang musim menyiangi rumput di antara pohon padi.
Tapi oleh orang2 itu, aku ga boleh ikut masuk ke sawah.
Katanya, takut dimarahi oleh Ki Gede...
Tapi aku nekat saja, kubilang pada mereka jika Ki Gede marah, biarlah marah padaku.
Mereka menyerah dan membiarkan aku ikut menyiangi rumput di sawah. Ternyata susah juga buat pemula sepertiku. Mereka sudah sampai ujung pematang, aku masih di tengah-tengah.
Gila..mereka cepet banget menyiangi rumputnya.
Jadilah aku selalu tertinggal, bahkan tersusul. Selesai satu petak sawah yang cukup luas menurutku, kami beristirahat.
Sarapan... Tapi aku ga bawa bekal. Gimana mau sarapan? Wah..terpaksa menahan lapar deh.
Tapi, orang-orang itu tak membiarkan aku kelaparan. Dengan keramahan khas orang desa, mereka memberiku makan dan minum.
Dan..uwoohhh... Enak sekali makan di pinggir sawah begini. Walaupun cuma dengan nasi dan sayur sederhana tanpa lauk, tapi terasa sangat nikmat. Kami minum bergantian pakai kendi.
Mereka menyuruhku minum pertama, tapi aku menolak. Karena aku ga tahu cara minum langsung dari kendi. Kalau ujung kendi kutempelkan ke mulut, rasanya kok tidak sopan.
Akhirnya mereka mengalah dan minum duluan... Ternyata model minumnya dengan ditenggak.
Aku mendapat giliran terakhir..dan mencoba menenggak air dari kendi itu. Alhasil...aku tersedak...emoticon-Malu.

"Kalau minum jangan bernafas Den!" kata salah seorang dari mereka.

Dan aku mencoba untuk mempraktekkannya... Wuah...i did it..I did it...ahaha. Segar banget air dari kendi itu...
Sambil menunggu makanan agak tenang di perut..apa istilahnya ya?
Lupa...hehe. Kami ngobrol berbagai macam, tapi aku lebih banyak menjadi pendengar. Kalau ada yang tidak aku ketahui, barulah aku bertanya.
Ah ..orang-orang yang ramah.

Saat kami akan turun kembali ke sawah, saat itulah Menur datang dan memanggilku.
"Kangmas Aji.... Dipanggil kanjeng romo!" teriaknya.
emoticon-Cape d...
Putri dari penguasa tanah perdikan kok teriak-teriak gitu.
"Baik...!"
Setelah berpamitan pada orang-orang di sawah, aku mengikuti Menur pulang ke rumah Ki Gede.
Aku tidak langsung ke pendopo, tapi ke pakiwan dulu untuk mandi.
Kotor lah dari sawah...hehe.
Nah, bingung juga nih.. Baju kena lumpur, mau dicuci ga punya baju ganti.
Ya sudah, dipake lagi aja. Saat aku masuk kamar, di balai-balai kamarku ada 3 stel pakaian baru.
Ditumpuk per stel. Aku mengambil salah satu dan mencoba mengukurnya, kayaknya pas deh. Kucoba memakainya..wah..pas banget. Cepet juga Nyai Gede membuat baju. 3 stel dalam 3 hari...mantull.

Setelah memakai baju baru, aku lipat baju yang lama dan kotor. Setelah itu, barulah aku masuk ke pendopo.
Di sana sudah ada Ki Gede yang sedang bercakap-cakap dengan seorang setengah baya, sekitar usia 50-an.
Begitu melihatku, Ki Gede melambaikan tangan menyuruhku mendekat. Orang yang bersama Ki Gede menengok ke arahku. Kulihat wajah seorang yang berjenggot, dengan pandangan mata yang ramah. Wajahnya terlihat bersih dan bercahaya..kalo sekarang glowing kali yak? Pokoknya seperti itu lah...
Aku segera menghampiri mereka dan mengucap salam. Mereka menjawab salamku dan Ki Gede mempersilahkanku duduk.

"Nah..inilah dia yang kuceritakan padamu tadi Ki!" kata Ki Gede pada orang itu.
Kemudian kepadaku, beliau berkata:
"Nak Aji, inilah Ki Santiko yang pernah kuceritakan padamu!"

Aku mengangguk hormat pada Ki Santiko.

"Hahaha...anak muda yang sopan Ki Gede. Tapi kurang mengerti unggah-ungguh tampaknya!"
"Begitulah Ki... Dia datang dari tempat yang sangat jauh. Nanti Ki Santiko dapat mendengarnya sendiri!"
"Hmm...menarik.. Sangat menarik. Anak ini mempunyai aura yang kuat. Bahkan ada energi dahsyat di tubuhnya... Energi berwarna biru... Darimana kau mendapatkan energi itu nak?"

Wah..begitu melihatku, dia langsung tahu tentang energi yang ada di dalam tubuhku. Benar-benar seorang yang linuwih.

"Energi ini saya dapatkan sebagai pemberian dari seekor naga biru Ki!" jawabku.
"Eh...naga biru? Apakah Kyai Naga Wiru?'
" Benar Ki. Apakah Ki Santiko mengenalnya juga? Menurutnya, usianya sudah ribuan tahun!"
"Aku tidak mengenalnya, hanya pernah melihatnya. Dan energinya sangat dahsyat... Betul-betul suatu keberuntungan, kau bisa mendapatkan warisan energinya. Tapi tampaknya, kau belum bisa menggunakannya dengan baik."
"Mungkin begitu Ki!"

"Bagaimana Ki Santiko, apakah ada yang menarik perhatianmu?" potong Ki Gede.
"Ahaha...makin menarik saja. Anak ini seperti punya sesuatu yang disembunyikan... Aku merasakan auranya, tapi kurang begitu jelas. Menarik...sangat menarik...!" sahut Ki Santiko.
"Nah, Nak Aji, kau pergilah dengan Ki Santiko ke rumahnya. Akan banyak hal yang bisa kau pelajari dari beliau..!" kata Ki Gede padaku.
"Baik Ki Gede...!" sahutku.

"Baiklah Ki Gede, aku minta diri dulu untuk pulang ke rumah. Dari kotaraja, aku belum sempat mampir ke rumah!"
"Baiklah Ki Santiko. Nanti malam datanglah kemari, banyak hal yang ingin aku bicarakan denganmu!"
"Baik Ki Gede. Assalamu'alaikum...!"
"Wa'alaikum salam...!" sahut Ki Gede.
Aku juga pamit pada Ki Gede untuk ikut ke rumah Ki Santiko.

Kami berjalan kaki menuju rumah Ki Santiko, yang berjarak lumayan jauh dari rumah Ki Gede.
MFriza85
arinu
junti27
junti27 dan 60 lainnya memberi reputasi
61
Tutup