fastestracerAvatar border
TS
fastestracer
Rediscovering Memories


A truly amazing cover design thanks to quatzlcoatl


Rediscovering Memories


Setiap orang pasti memiliki kenangan. Entah itu pahit atau pun manis. Semua yang kita alami setiap detiknya akan terekam dengan sendirinya didalam kepala kita, beberapa begitu membekas dalam ingatan entah itu karena hal baik atau buruknya, seberapa besarnya perubahan yang terjadi dalam kehidupan kita tidak akan pernah bisa merubah apa yang sudah tertanam dalam bentuk ingatan itu. Disini gue akan mencoba menelusuri kembali ingatan gue selama beberapa tahun ke belakang, memproyeksikan kembali kenangan kenangan yang begitu membekas dalam ingatan gue dalam sebuah bentuk tulisan tangan. Kenangan tentang seseorang yang begitu berarti untuk gue..seseorang yang selalu mengisi hari hari gue..seseorang yang selalu ada disamping gue, melukiskan senyumnya untuk menghangatkan hari hari gue, menitihkan air matanya untuk menangisi gue, sebuah kenangan yang selamanya akan selalu mengiringi langkah gue.


"Good times come and go, but the memories wont seem to let me walk away"


Spoiler for Index:


Spoiler for Side Story:


"The only reason people hold on to memories so tight is because memories are the only things that don't change when everything else does"

Diubah oleh fastestracer 27-11-2016 06:34
rykenpb
someshitness
rendy8est
rendy8est dan 12 lainnya memberi reputasi
9
324.6K
1.5K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
fastestracerAvatar border
TS
fastestracer
#65
Part 13

Hari ini cuma ada 1 kelas yg gue hadiri, sementara dosen kelas kedua gue berhalangan hadir, jadi dimulai lah kegabutan gue lebih awal.

Gue dan beberapa temen kelas gue memutuskan untuk nongkrong dikantin sekalian makan siang.

Lexa duduk di meja sebrang gue bersama anak anak cewe kelas gue, sedang menikmati makan siangnya sambil bergosip ria nampaknya.

Suasana kantin yang panas luar biasa membuat gue enggan berlama lama, begitupun dengan temen temen gue. Jadi gue memutuskan untuk beranjak dari meja gue dan menghampiri Lexa.

"Lex, pulang yukk?" ajak gue

"Mau kemana sih bas buru-buru amat?" tanya Dhea yg duduk semeja dengan Lexa

"Panas banget Dhe, gak betah gue.."

"Yaudah lo aja yg cabut sana, Lexa nya tinggal sini, masih gosip nih.." sahut Amira yg duduk tepat disebelah Lexa

"Hehehe..aku emang pengen cabut kok Mir, gosipnya nanti lanjut lagi yaa" kata Lexa sambil nyengir-nyengir

"Duh susah ya kalo lagi kasmaran..pengennya berduaan terus, bikin iri aja lo berdua" Dhea mencibir

"Ihh apaansih Dhe..kamu kali sama Ryan hihi" Lexa tertawa geli

"husshh..Lexa ihh, udah deh sana pulang pulang.." muka Dhea kini memerah, nampaknya dia salting

Gue cuman nyimak, karna gue gatau apa yg mereka bicarakan.

"Yuk bas kita pulang Bas.." Lexa kini sudah ada di samping gue

"Yukk..."

Lexa sudah duduk manis di bangku samping kiri gue, dia sibuk mengatur A/C mobil karna memang cuaca hari ini terik sekali.

"Panas banget hari ini yaa..jadi pengen berenang.." Lexa memulai percakapan

"Yaudah berenang lah, di apartemen kolam renang bukannya?"

"Gamau!! diliatin orang orang nanti.."

"Yeee emang kenapa? Kalo gamau diliatin ya berenang aja di ember"

"Ih kalo gue digodain gimana sama om om?"

"Ge er banget lo, kaya ada yg mau godain aja hahaha.." goda gue.

"Banyak laahhh..gue kan imut" katanya pede sambil mengedip-ngedipkan matanya

"Imut gak yaa...?"

"Imut dong!" Lexa nyengir pede "Bas pokoknya mau berenang tapi gamau di apartemen.." lanjutnya lagi

Gue berpikir sejenak.

"Dirumah gue ajalah berenangnya..gratiss"

"Emang dirumah lo ada kolam renang?" tanya Lexa antusias

"Ada kok..nanti lo berenang sm kakak gue aja, kayanya dia dirumah" Jawab gue

"Terus lo kemana? gak berenang juga?" tanya nya heran

"Gue mah nonton aja lo kecipak-kecipuk dikolam hahaha.."

"Yee emang gue lumba-lumba!!" Lexa mengerutkan dahinya

Siang ini Lexa setuju untuk berenang dirumah gue, diperjalanan gue mampir ke apartement nya sebentar, Lexa mengambil segala perbekalan nya untuk berenang.

20 menit kemudian, kami sampai di rumah gue, gue sengaja parkir mobil gue didepan rumah karna nanti gue harus anter Lexa pulang. Gue lihat ada didepan rumah juga terparkir mobil pacar nya Niva, Robby namanya, mereka udah lebih dari setahun pacaran dan gue udah lumayan kenal sama dia, nampaknya dia lagi ngapelin kakak gue.

Gue sedang menaiki tangga menuju pintu rumah gue, Lexa mengekor dibelakang gue. Samar-samar gue mendengar dari dalam rumah suara orang yg sedang beradu mulut, feeling gue jadi gaenak, sepertinya Niva lagi berantem sama Robby.

Gue buka pintu rumah gue perlahan, dan persis ketika pintu rumah terbuka dengan sempurna..

-Plak-

Didepan mata gue persis, Robby menampar Niva yg sedang menangis di ruang tamu rumah gue..posisi Robby membelakangi pintu yg otomatis dia membelakangi gue. Niva terkejut melihat gue dan Lexa berdiri didepan pintu, Robby pun terkejut ketika dia menoleh dan mendapati gue berdiri dibelakangnya. Gue murka...

Gue tarik kerah baju Robby dari belakang dan gue hempaskan ke lantai sekuat tenaga gue, tubuh gempal Robby kini terkapar di lantai, gue berdiri melangkahinya, gue injak tangan nya dengan kaki kanan gue, gue berjongkok dan gue pegang tangan satu nya dengan tangan kiri gue untuk mencegahnya melakukan perlawanan..

"Bas..gue gak maksud ka-"

Gue gak menggubris omongannya, gue hempaskan pukulan gue sekencang-kencangnya ke arah muka nya dan mendarat tepat dihidungnya.

"Aaaarrgghhhhhh!!!" Robby teriak ketika menerima tinju gue

darah segar pun mengalir deras dari lubang hidungnya dan nampak air mata menggenang di ujung matanya..Robby menggeliat sekuat tenaga namun tidak cukup untuk melepaskan diri dari gue..

Jujur gue saat itu gelap mata, amarah gue mengambil alih pikiran gue saat itu, gue kembali menghujami wajah Robby dengan pukulan gue, kepalan gue pun sudah berlumuran darah yg berasal dari hidungnya, dia meronta ronta tidak karuan sampai akhirnya dia kehabisan tenaga.

Gue mengangkat tangan kanan gue, bersiap mengayunkan pukulan gue, entah pukulan keberapa yg akan gue hujamkan saat ini, gue sama sekali gak ingat dan gak peduli..

"Bas......." suara lirih Lexa seketika menyadarkan gue, gue menoleh dan melihat Lexa menangis sambil menutup mulutnya begitu juga Niva.

Gue mengurungkan niat gue untuk memukul Robby, emosi gue mendadak turun, gue berdiri dan melepaskan kuncian gue.

"Bas...udah.....gue takut...." suara lexa serak, berjalan ke arah gue dan memeluk gue kencang sekali

Niva kini menghampiri gue dan memeluk gue dari belakang, gue terenyuh melihat mereka begitu ketakutan melihat kelakuan gue.

"Udah bas..udah..." Suara Niva tersenggal-senggal

Gue hanya bisa diam saat itu..gue mencoba menenangkan diri gue sendiri..gue lihat Robby didepan gue mencoba berdiri dengan susah payah. gue mencoba melepaskan diri gue dari pelukan Lexa dan Niva, gue berjalan menghampiri Robby yg kini bersandar di pintu masuk.

"Jangan pernah sentuh kakak gue, dan mulai detik ini..jangan pernah deket deket sama Niva"

"Kalo lo macem macem, lo inget, Niva masih punya 2 abang lagi..sekarang lo keluar dari rumah gue.."

Lexa menarik tubuh gue menjauhi Robby, mencegah gue bertindak seperti sebelumnya.

Robby hanya merintih dan berjalan keluar, menuruni tangga sambil menjinjing sepatunya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Bas...jangan kaya gitu lagi...gue takut bas...takut banget.." Lexa masih menangis sambil memeluk gue erat sekali sementara Niva mencoba menenangkan dirinya sendiri, duduk di sofa ruang tamu.

"Maaf Lex..." cuma itu kata yang keluar dari mulut gue

"JANJI SAMA GUE LO GABAKAL GITU LAGI!" Lexa berteriak sambil mendekap gue semakin erat.

"Iya gue janji..." gue membalas pelukan Lexa, gue ingin membelai rambutnya namun gue sadar tangan kanan gue berlumuran darah, gue gamau membuat rambutnya kotor

"Udah ya Lex..jangan nangis lagi, maafin gue" Gue mencoba menenangkan, namun nangisnya semakin menjadi jadi

"COBA LO JADI GUE, NGELIAT KELAKUAN LO KAYAK TADI,GIMANA TAKUTNYA GUE!" Lexa masih belum mereda, Lexa memukul mukul dada gue.

"Maaf Lex..maafin gue.."

"GUE TAKUT BANGET BAS!!"

"Maaf Lex.."

entah sudah berapa kali gue meminta maaf namun belum berhasil menenangkan Lexa

"Hey..udah nangisnya yahh..kalo Bastian nya bandel nanti aku yg sentil hehehe.." Niva yg sudah jauh lebih tenang membantu gue menenangkan Lexa

Niva memang sangat pandai mengendalikan diri dan emosinya, tidak seperti gue, dan setelah beberapa saat sepertinya Niva berhasil membuat Lexa mereda..

Lexa berhenti menangis dan melepaskan pelukannya..Niva mengajak Lexa duduk diruang tengah dan mengisyaratkan ke gue untuk membersihkan diri gue. Gue pun mengerti dan segera bergegas ke kamar gue dilantai atas

Selagi membersihkan diri, gue terus dihantui bayangan ketakutan Lexa akan gue..Gue telah membuat dia menangis, sebelum ini, Lexa sangat gembira karna ingin berenang dirumah gue, dalam waktu singkat gue sukses merusak hari nya, menghapus senyum diwajahnya dan merubahnya menjadi tangisan kengerian..gue diselimuti dengan rasa bersalah yg amat sangat..

10 menit kemudian gue kembali ke ruang tengah, Niva nampaknya sedang mencoba mencairkan suasana, gue mengisyaratkan Niva untuk membersihkan darah di ruang tamu, Niva mengerti dan segera beranjak dari sofa, kini gue yang duduk di samping Lexa. Gue langsung memeluk Lexa, dia tidak membalas pelukan gue.

"Maafin gue ya Lex..Gue sayang sama lo, gue janji gak akan kaya gitu lagi" gue berbisik ditelinga nya sambil membelai rambutnya yg tergerai

Gue merasakan tubuh Lexa bergetar, dia menangis lagi..dia memeluk gue erat sekali.. kemudian bekata dengan lirih sekali disamping telinga gue

"Gue sayang lo bas...."

Gue tersenyum dan membiarkan nya menangis dipelukan gue...

"Gue tau itu Lex..."
fitrijunita
sseeenv
rendy8est
rendy8est dan 3 lainnya memberi reputasi
4