Pagi itu, gua duduk di kursi meja belajar menatap ke buku-buku tebal berbahasa asing yang berdiri di sisi meja. Kini gua baru sadar, kalau buku-buku itu bukanlah miliknya, bukan milik Lian tapi punya gua. Buku yang sengaja gua beli hanya untuk bisa terlihat cerdas di matanya. Sambil tersenyum, gua
“Ini, yang bikin kamu yakin?” Tanyanya ke gua seraya mengangkat kertas berisi tulisan ibunya yang kemarin ditulis untuk gua. Tulisan yang baru selesai dibacanya. “Iya… dan menangis” Jawab gua. “Menangis?” “Iya… Aneh kan? Padahal aku bahkan nggak mengenal kamu. Tapi entah kenapa ...
Gua berbalik dan naik ke atas, masuk ke dalam kamar, lalu duduk di tepian ranjang. Menatap kosong ke arah dinding dan dus-dus berisi buku-buku yang selama ini belum sempat dibongkar. Nggak lama berselang, terdengar ketukan di pintu kamar yang sengaja gua biarkan nggak tertutup rapat. Fira menyemb...
“Fir…” Sambil memasang sabuk pengaman yang sudah nggak lagi sulit bagianya, ia menoleh; “Apa?” “Mau langsung pulang apa makan dulu?” Tanya gua. “Aku udah makan tadi…” “Makan apa?” “Batagor” “Kapan?” “Pas nunggu kamu lamaaaaaaa banget tadi…” Jawabnya, seraya m...
Kami melanjutkan perjalanan setelah beristirahat sebentar di rest area. Sementara gua fokus menyetir, Fira sibuk memilih lagu dari ponselnya, lalu langsung ikut berdendang begitu mendapat lagu yang tepat. Sesekali ia menurunkan suara nyanyiannya sambil menatap ke luar melalui jendela, seakan tengah
Kami berdua duduk di kursi beranda rumah ibu. Menatap ke arah halaman yang penuh dengan pepohonan; rindang. Angin sejuk menyelusup perlahan, membawa aroma tanah basah dan ketenangan yang sulit dijelaskan. Seolah waktu berhenti sejenak untuk kami. Tapi di dalam dada ini, ada debar yang nggak bisa ...
Natalie. Nama itu sempat mati di kepala gua. Terkubur di antara marah dan putus asa. Tapi sekarang nama itu kembali hadir. Bukan dalam bentuk sebenarnya, tapi dalam bentuk kebencian. Sejak hari itu gua mulai membencinya; membenci Natalie. Merasa kalau semua yang terjadi akibat ulahnya. ‘Ini jelas
Pun kami berjalan bersisian sejak dari bangsal hingga ke area parkir, nggak ada satupun kata yang terucap. Kami berdua hanya berjalan sambil terdiam. Barulah saat gua tengah membuka pintu mobil, tiba-tiba Fira melayangkan pukulan ke arah punggung gua. “Aku benci sama kamu…” Serunya. Gua ngg...
Gua nggak terlalu memusingkan ‘omelan’ dan peringatan dari Tante Ana; Nyokapnya Fira. Karena menurut gua, saat nanti ia tau tentang cerita yang sebenarnya, gua yakin hatinya bakal lebih mudah luluh. Yang jadi perhatian gua sekarang ini adalah bagaimana cara mendapatkan obat terapi pengganti u...
“Iya gila emang lo!!” Seru Ncek saat gua bercerita tentang Fira kepadanya. “Bisa nggak sih lo, bersikap normal. Sekaliiiii aja…” Tambahnya. Gua nggak menjawab, hanya memainkan stetoskop yang tergeletak di atas meja ruang kerjanya. Ia lantas merebut stetoskop tersebut, lantas menarik gua...
Gua berdiri di persimpangan jalan raya. Urung menyeberang karena laju kendaraan yang begitu cepat; mungkin takut nggak kebagian lampu hijau. Begitu lampu hijau berganti, kini kendaraan dari sisi jalan lain yang menyerbu; ngebut seperti para pembalap MotoGP memulai balapan. Sama seperti hati ini yan
Dua bulan selanjutnya, setelah selesai dengan urusan pasien VIP-nya Reynard di Singapore, dan menghabiskan waktu beberapa minggu di tempat Ibu di Solo. Gua akhirnya kembali ke Jakarta. Entah apa alasan gua kembali? Padahal gua sudah bersusah payah dan berusaha keras untuk menanggalkan obsesi terha
Berbeda dari kebanyakan orang yang pasti langsung membuang pandangan kalau nggak sengaja beradu tatap. Tapi, tidak dengan kami berdua. Nggak ada satupun dari kami yang berpaling. Kami hanya saling menatap satu sama lain. Masih teringat tentang sebuah tabung transparan kecil berisi butiran Phenyto...
Gua berdiri dan menunggu di depan pagar rumah setelah beberapa kali menekan bel. Telapak tangan terasa basah dan lembab. Sementara jantung terasa berdebar hebat. Rasa yang nggak pernah gua alami sebelumnya, bahkan saat menunggu giliran sidang tesis gelar. Nggak pernah merasakan hal seperti ini se...
Gadis itu masih bergeming. Dari gerak-gerik dan ekspresinya, gua bisa tau kalau ia tengah mencoba ‘menghindari’ gua. Sama seperti ibu-ibu di kontrakan depan tempo hari, gadis itu mulai menatap gua dari atas ke bawah. Sambil terus menjaga jaraknya dengan mundur beberapa langkah. Menyadari hal ...
Satu-satunya tempat paling dekat yang terpikir untuk melepas burung-burung ini adalah hutan kota yang letaknya nggak begitu jauh dari SMA tempat gua bersekolah dulu. Dan nggak begitu jauh juga dari tempat gua berada sekarang. Hanya butuh waktu nggak sampe 10 menit untuk akhirnya gua tiba di area pa
Malam itu, setelah menyelesaikan jadwal operasi dan mengecek kondisi pasien, dengan amplop putih berisi surat resign, gua naik ke lantai paling atas rumah sakit, lantai di mana ruangan direktur berada; Ruang Dokter Reynard. Seperti biasa, ia selalu membiarkan pintu ruangannya sedikit terbuka saat...