- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Melihat baik buruknya kerokan dari sudut pandang ilmiah


TS
kangjati
Melihat baik buruknya kerokan dari sudut pandang ilmiah

Bukan rahasia lagi, kerokan jadi senjata ampuh buat ngilangin masuk angin.

Masuk angin secara medis memang tidak ada, yang ada adalah kembung, pusing dan beberapa gejala lainnya yang dikait-kaitin ama masuk angin

Sakin jadi senajta ampuh, kita juga perlu tau, dibenarkan gak sih kerokan dalam kedokteran? berbahaya atau tidak?
Simak aja langsung gan

Quote:

Ilustrasi bahu pegal-pegal | metamorworks /Shutterstock
Kerokan atau kerikan telah lama dikenal masyarakat Indonesia—juga Asia--sebagai metode pengobatan tradisional untuk menghalau kendala tak enak badan.
Namun, orang Barat tak awam dengan pengobatan tradisional tersebut.
Sebagaimana dikabarkan The Sun, foto guratan merah memanjang di punggung seorang turis asal Paringa, Australia, bernama Matthew Raison yang disebutnya sebagai hasil “Pijat Red Dragon”, mendadak viral.
Setelah ditelisik, ternyata itu adalah bekas kerokan dari tukang pijat saat dirinya berlibur di Bali.
Istri Matthew, Candice, mengaku takjub dengan keampuhan kerokan dalam mengatasi pegal-pegal dan kembung atau kita kenal sebagai masuk angin, juga keluhan sakit punggung suaminya selama tiga tahun belakangan.
Benarkah kerokan bisa mengatasi masuk angin dan penyakit lainnya? Mari meninjau dari sisi ilmiah.
Sekadar informasi, istilah ”masuk angin” sesungguhnya tidak dikenal dalam dunia kedokteran.
Sebutan itu buatan orang Indonesia yang merujuk pada sejumlah kondisi seperti perut kembung, kepala pusing, demam ringan, dan nyeri otot.
Kondisi-kondisi tersebut, kata dokter Umum Dety Nirbita, diketahui terjadi karena penurunan suhu tubuh.
Menurutnya, suhu tubuh turun bisa kembali meningkat dengan dikerok. Pasalnya, secara medis, kerokan adalah salah satu metode memperlebar pembuluh darah sehingga suhu tubuh naik.
Efek kerokan pernah diteliti oleh Seorang Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof Dr dr Didik Gunawan Tamtomo, PAK, MM, MKes, sepanjang tahun 2003-2005.
Secara umum, studi yang ia lakukan terhadap 390 responden perempuan itu menyimpulkan bahwa kerokan bisa meredakan masuk angin dengan menghilangkan nyeri otot dan memberi kenyamanan sehingga tubuh terasa lebih ringan, perasaan lebih tenang, dan tidur lebih nyenyak.
dr Didik menemukan bahwa kerokan yang melebarkan pembuluh darah membuat sel-sel darah dan oksigen beredar lebih lancar. Kerokan juga meningkatkan endorfin dan menurunkan prostaglandin.
Endorfin adalah semacam morfin alami yang dihasilkan oleh tubuh. Sementara prostaglandin merupakan senyawa asam lemak yang memiliki dua sisi,yaitu berfungsi luas pada berbagai organ tubuh sekaligus menyebabkan nyeri otot.
Dengan kerokan, terang dr Didik, kadar prostaglandin akan menurun karena ditekan oleh endorfin.
Kendati penelitian dr Didik masih berupa temuan awal dan belum bisa dijadikan bukti ilmiah yang valid untuk menyembuhkan penyakit tertentu, setidaknya ini menambah wawasan penting bahwa kerokan bisa bermanfaat.
Tentunya jika diterapkan dengan benar dan tidak berlebihan.
Kerokan dilakukan dengan menggesekkan dan menekan benda tumpul macam koin beserta minyak hangat secara berulang sehingga menyebabkan terjadinya peregangan kulit dan menyisakan tapak kemerahan.
Akan tetapi, bukan berarti Anda perlu mengerok dengan keras agar warna merahnya keluar.
Tapak merah setelah dikerok bukanlah angin yang keluar dari tubuh, melainkan efek dari keluarnya panas tubuh.
“Dikerok kan bikin pembuluh darah melebar, nah saat itu pengeluaran panas dari dalam tubuh," ujar dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Isman Firdaus, SpJP, MD,.
Ia melanjutkan bahwa semakin merah juga bukan pertanda bagus karena itu sebetulnya adalah pembuluh darah yang rusak.
"Kalau orang sehat, kerokan itu akan merangsang injury di kulit, pembuluh darah akan melebar di tempat yang dikerok atau dikerik. Itu yang buat jadi merah," jelas dr Isman.
Terlebih lagi dikerok terlalu keras bisa mengakibatkan timbulnya lecet atau iritasi pada kulit.
"Bisa kena lapisan kulit yang paling dalam yang ada pembuluh darahnya," kata dokter spesialis kulit, dr Yetti N. Affandi, SpKK(K).
Kerokan keras juga menyebabkan terjadi kerusakan, bahkan pecahnya pembuluh darah mikro.
"Dengan adanya kerusakan itu, akan menurunkan antibodi, menimbulkan inflamasi atau peradangan di kulit," sambung dr Isman.
Menurutnya peradangan bisa berbahaya terutama bagi pemilik alergi tertentu yang daya tubuhnya sedang menurun.
Dr Yetti menjelaskan bahwa lapisan kulit kita terbagi tiga. Kerokan yang baik hanya mengenai lapisan paling luar. Oleh karena itu pelan-pelan saja.
"Seandainya ada yang terkelupas, itu hanya kulit ari atau kulit mati saja yang akan ikut terkerok,” terangnya.
Ia juga menganjurkan agar tidak sembarangan pakai pengerok,
”Koinnya harus bersih. Kerokan itu kan kena lapisan kulit paling atas pasti terbuka, itu bisa luka, dan bisa masuk kuman," tuturnya.
Pemilihan bahan pegoles pun harus yang cocok dengan kulit agar tidak semakin menimbulkan iritasi.
Menurut dr Isman, alangkah lebih baik jika melakukan kerokan sesekali saja agar tak berisiko dan memicu ketagihan akibat efek hormon endorfin yang dihasilkan.
Di luar itu, kerokan terbilang aman bagi siapa pun.
Dokter ahli saraf Wawan Mulyawan mengatakan anggapan yang menyebut kerokan berpengaruh bagi saraf hanyalah mitos. Sebab, kerokan tidak sampai menyentuh bagian terdalam kulit.
Dr Didik menyebutkan larangan kerokan pada bayi dan balita, pengidap hipertensi serta ibu hamil juga mitos.
Mereka boleh dikerok. Syaratnya, khusus anak usia dini ganti koin dengan bawang merah yang telah dipotong kecil-kecil. Kerokan harus lembut, sebentar dan pelan agar tak mengiritasi jaringan kulitnya yang masih rentan.
Pada ibu hamil, hindari kerokan di area leher dan perut.
Namun, orang Barat tak awam dengan pengobatan tradisional tersebut.
Sebagaimana dikabarkan The Sun, foto guratan merah memanjang di punggung seorang turis asal Paringa, Australia, bernama Matthew Raison yang disebutnya sebagai hasil “Pijat Red Dragon”, mendadak viral.
Setelah ditelisik, ternyata itu adalah bekas kerokan dari tukang pijat saat dirinya berlibur di Bali.
Istri Matthew, Candice, mengaku takjub dengan keampuhan kerokan dalam mengatasi pegal-pegal dan kembung atau kita kenal sebagai masuk angin, juga keluhan sakit punggung suaminya selama tiga tahun belakangan.
Benarkah kerokan bisa mengatasi masuk angin dan penyakit lainnya? Mari meninjau dari sisi ilmiah.
Sekadar informasi, istilah ”masuk angin” sesungguhnya tidak dikenal dalam dunia kedokteran.
Sebutan itu buatan orang Indonesia yang merujuk pada sejumlah kondisi seperti perut kembung, kepala pusing, demam ringan, dan nyeri otot.
Kondisi-kondisi tersebut, kata dokter Umum Dety Nirbita, diketahui terjadi karena penurunan suhu tubuh.
Menurutnya, suhu tubuh turun bisa kembali meningkat dengan dikerok. Pasalnya, secara medis, kerokan adalah salah satu metode memperlebar pembuluh darah sehingga suhu tubuh naik.
Efek kerokan pernah diteliti oleh Seorang Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof Dr dr Didik Gunawan Tamtomo, PAK, MM, MKes, sepanjang tahun 2003-2005.
Secara umum, studi yang ia lakukan terhadap 390 responden perempuan itu menyimpulkan bahwa kerokan bisa meredakan masuk angin dengan menghilangkan nyeri otot dan memberi kenyamanan sehingga tubuh terasa lebih ringan, perasaan lebih tenang, dan tidur lebih nyenyak.
dr Didik menemukan bahwa kerokan yang melebarkan pembuluh darah membuat sel-sel darah dan oksigen beredar lebih lancar. Kerokan juga meningkatkan endorfin dan menurunkan prostaglandin.
Endorfin adalah semacam morfin alami yang dihasilkan oleh tubuh. Sementara prostaglandin merupakan senyawa asam lemak yang memiliki dua sisi,yaitu berfungsi luas pada berbagai organ tubuh sekaligus menyebabkan nyeri otot.
Dengan kerokan, terang dr Didik, kadar prostaglandin akan menurun karena ditekan oleh endorfin.
Kendati penelitian dr Didik masih berupa temuan awal dan belum bisa dijadikan bukti ilmiah yang valid untuk menyembuhkan penyakit tertentu, setidaknya ini menambah wawasan penting bahwa kerokan bisa bermanfaat.
Tentunya jika diterapkan dengan benar dan tidak berlebihan.
Kerokan dilakukan dengan menggesekkan dan menekan benda tumpul macam koin beserta minyak hangat secara berulang sehingga menyebabkan terjadinya peregangan kulit dan menyisakan tapak kemerahan.
Akan tetapi, bukan berarti Anda perlu mengerok dengan keras agar warna merahnya keluar.
Tapak merah setelah dikerok bukanlah angin yang keluar dari tubuh, melainkan efek dari keluarnya panas tubuh.
“Dikerok kan bikin pembuluh darah melebar, nah saat itu pengeluaran panas dari dalam tubuh," ujar dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Isman Firdaus, SpJP, MD,.
Ia melanjutkan bahwa semakin merah juga bukan pertanda bagus karena itu sebetulnya adalah pembuluh darah yang rusak.
"Kalau orang sehat, kerokan itu akan merangsang injury di kulit, pembuluh darah akan melebar di tempat yang dikerok atau dikerik. Itu yang buat jadi merah," jelas dr Isman.
Terlebih lagi dikerok terlalu keras bisa mengakibatkan timbulnya lecet atau iritasi pada kulit.
"Bisa kena lapisan kulit yang paling dalam yang ada pembuluh darahnya," kata dokter spesialis kulit, dr Yetti N. Affandi, SpKK(K).
Kerokan keras juga menyebabkan terjadi kerusakan, bahkan pecahnya pembuluh darah mikro.
"Dengan adanya kerusakan itu, akan menurunkan antibodi, menimbulkan inflamasi atau peradangan di kulit," sambung dr Isman.
Menurutnya peradangan bisa berbahaya terutama bagi pemilik alergi tertentu yang daya tubuhnya sedang menurun.
Dr Yetti menjelaskan bahwa lapisan kulit kita terbagi tiga. Kerokan yang baik hanya mengenai lapisan paling luar. Oleh karena itu pelan-pelan saja.
"Seandainya ada yang terkelupas, itu hanya kulit ari atau kulit mati saja yang akan ikut terkerok,” terangnya.
Ia juga menganjurkan agar tidak sembarangan pakai pengerok,
”Koinnya harus bersih. Kerokan itu kan kena lapisan kulit paling atas pasti terbuka, itu bisa luka, dan bisa masuk kuman," tuturnya.
Pemilihan bahan pegoles pun harus yang cocok dengan kulit agar tidak semakin menimbulkan iritasi.
Menurut dr Isman, alangkah lebih baik jika melakukan kerokan sesekali saja agar tak berisiko dan memicu ketagihan akibat efek hormon endorfin yang dihasilkan.
Di luar itu, kerokan terbilang aman bagi siapa pun.
Dokter ahli saraf Wawan Mulyawan mengatakan anggapan yang menyebut kerokan berpengaruh bagi saraf hanyalah mitos. Sebab, kerokan tidak sampai menyentuh bagian terdalam kulit.
Dr Didik menyebutkan larangan kerokan pada bayi dan balita, pengidap hipertensi serta ibu hamil juga mitos.
Mereka boleh dikerok. Syaratnya, khusus anak usia dini ganti koin dengan bawang merah yang telah dipotong kecil-kecil. Kerokan harus lembut, sebentar dan pelan agar tak mengiritasi jaringan kulitnya yang masih rentan.
Pada ibu hamil, hindari kerokan di area leher dan perut.
Nah ternyata warna merah waktu dikerok ada penjelasannya juga tuh.
Gak asal ngerok aja, ternyata ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti balsem yang digunakan dan kebersihan koin

Semoga threat ane bermanfaat yah gan

Quote:


Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh

SUMUR :
Beritagar.id
Quote:
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan 

Berpelukanlah karena itu menyehatkan
5 Tips buat agan yang mau olahraga sebelum jam 9 pagi
Venom menurut para kritikus
Pesisir Palu sebelum dan sesudah gempa
Serba-serbi prosedur operasi plastik
Berat badan naik turun ternyata gak baik buat kesehatan ente gan
Layar, kamera, dan baterai jadi unggulan utama LG V40
Alasan kenapa orang suka berbohong
Denpasar punya objek wisata baru nih
Pecinta Film Lokal? NIh Deretan Film Indonesia Bulan Oktober


Berpelukanlah karena itu menyehatkan
5 Tips buat agan yang mau olahraga sebelum jam 9 pagi
Venom menurut para kritikus
Pesisir Palu sebelum dan sesudah gempa
Serba-serbi prosedur operasi plastik
Berat badan naik turun ternyata gak baik buat kesehatan ente gan
Layar, kamera, dan baterai jadi unggulan utama LG V40
Alasan kenapa orang suka berbohong
Denpasar punya objek wisata baru nih
Pecinta Film Lokal? NIh Deretan Film Indonesia Bulan Oktober

1
8.5K
Kutip
70
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan