Genting High Land dan Petronas Twins Tower (bagian ke 3 - selesai)

bagian pertama
http://www.kaskus.co.id/thread/56fd0...a-dan-malaysia

bagian kedua
http://www.kaskus.co.id/thread/57014...kl-bagian-ke-2

Hari itu matahari sudah meninggi, namun seakan kami tidak mempedulikannya, rasanya masih nyaman tidur berempat saling berpelukan.....mmmmmhhh hangaaaatt!!!

Tapi signal pemberontakan dari perut juga yang membuyarkannya. Pantas saja, sudah jam 9 pagi. Biasanya, sejak kaki kami melangkah di Sin dan Johor, jam segini sudah berada di luar kamar untuk memulai petualangan baru.

Kali ini, karena sudah berada di KL, dimana rencana jalan-jalannya hanya berupa city tour, kami bergerak agak lambat dari biasanya. Jam 10.30 baru kami keluar kamar untuk brunch di KL Sentral dan melanjutkannya ke Genting High Land. Ini enaknya punya kamar dekat pusat transportasi, ga perlu keluar biaya extra untuk taxi atau bus. Cukup berjalan kaki 300m sampai deh. Kami memilih untuk membeli tiket bus ke Genting dulu, baru deh nge brunch (breakfast + lunch).

Bus ke Genting berangkat setiap 1/2 jam sekali dengan harga RM 10,7 per orang. Itu sudah termasuk harga rail way atau cable car yang katanya cuma satu2nya ada di dunia. Jarak tempuh KL - Genting tidaklah terlalu jauh, hanya sekitar 1 1/2 jam dengan kontur jalanan yang halus dan makin menanjak karena memang berada di dataran tinggi sesuai dengan namanya.





Tips buat teman2 yang akan berkunjung kesini juga agar sebaiknya melakukan pembelian PP, agar segalanya berjalan sesuai rencana. Sedangkan untuk waktu ideal, gw menganggap waktu 3 jam sudahlah cukup. Beda halnya klo lo demen maen judi, karena banyak taipan-taipan ngabisin duit dimari.









Nah sampe juga di Genting High Land. Untuk bisa ke casino dan mallnya, kita kudu naik rail way yang sempat gw singgung tadi. Ini adalah kedua kalinya gw naik beginian, tapi tetap aja ada rasa takjub. Benda ini bisa berisi 8 orang sekaligus. Namun kalopun cuma diisi sama 1 orang, petugasnya ngebolehin kok (mungkin karena lagi sepi). Sebagai jalur keberangkatan, rail way akan berjalan menanjak makin tinggi, dimana mata lo bisa menyapu bersih pemandangan hutan lembah yang mempesona. Hijau dan hening. Coba lo buka kacanya dan biarkan semilir angin gunung menyapa langsung kulit lo..., whaaaa segeeeeeerr. Nah kabarnya kemewahan rail way atau cable car ala-ala Genting High Land sedang dibangun di Kawasan Batu - Malang, Jadi sebentar lagi wajah kawasan wisata Batu dijamin makin mendunia.

Ok, kita lanjut lagi cerita di sini, enaknya lagi rail way di Genting ga kita rasain dalam waktu yang sebentar atau 1 lagu doang macam kita eh elo naik odong-odong 😆, lo bisa rasain dalam waktu 15 menit. Semakin ke atas, tiba-tiba kabut menyergap. Waah ini sensasi baru, bahkan lo ga bisa liat railway yang ada di depan atau belakang lo. Anak-anak sempat ketakutan. Tapi bukan gw kalo ga bisa nenangin anak-anak. "Kok pada takuuuut, berdoa aja tau-tau kepala t-rex nongol di sebelah kaca kita....", kata gw kalem. "Aaaaaaaaaaaahhh....!!!!", dan kita pun berpelukan makin panik. 😨😨😲😱😱





Tujuan awal kita di Genting High Land adalah Snow World. Sori gw ga akan bisa cerita soal casino yang terkenal di sini. Paling anti gw sama yang namanya judi. Ga pernah menang soalnyaaaaa😭😭😭😭

Tiket snow world dihargai RM 30,- untuk 45 menit. Sebelum masuk lo akan dibekali jaket tebal, sarung tangan, sepatu boot dan penutup kepala. Mirip dah sama orang eskimo. Soalnya suhu disana tercatat minus 6°C. Tempatnya lumayan lah, seolah-olah lo berkunjung ke desa di Eropa dimana lo bisa main perosotan pake ban sama main kereta tarik (ya kali maen lompat tali, kepleset trus encok mah udah pasti). Di dalam, sebelah gw orang India yang badannya gede banget ngomong ke temennya, "I'am done, brrrrrrrrrrrrr.....!!", sambil buru2 cari pintu keluar. Padahal baru 15 menitan doi di dalam. "Payah lu men, masa segini aja udah nyerah...", batin gw jumawa. 15 detik kemudian gw ikut-ikutan nyusul dia keluar...... 😷😷😷😷







Di sini juga terdapat Ripleys Believe It or Not, jadi klo lo belum sempat main yang di Pondok Indah (udah tutup juga sih sekarang) boleh lah singgah di Genting. Isinya apalagi klo bukan hal yang aneh2 dan ajaib yang ada di dunia ini. Sayangnya di sini gw ga bisa menemukan ibu-ibu yang naek motor kasih lampu sign ke kanan beloknya ke kiri! 😈

Cuma 2 1/2 jam gw menghabiskan waktu di Genting High Land. Mumpung hari masih sore, rencananya gw langsung cabut ke Menara Kembar Petronas. Nah balik ke pemberhentian bis ke KL, kami kembali menggunakan rail way. Kali ini pemandangannya terlihat jelas tanpa kabut. Anak-anak pun terlihat lebih enjoy dan menikmati pemandangan hijau di bawahnya. Tiba-tiba, "Whuaaaaaaa ada raptoooorrr", teriak gw histeris. "Kyaaaaaaaaaaaaaaaa......!!!!", teriak anak-anak kompak, wkwkwkwkwkk 😅😅😅

Ternyata setibanya di KL Sentral, badan kami terasa cukup letih sehingga memutuskan untuk beristirahat sejenak dan melanjutkan perjalanan ke Menara Kembar Petronas setelah sholat Maghrib. Namun hari itu KL dilanda hujan badai yang berlangsung cukup lama. Jam 7.30 malam, hujan tinggal menyisakan rintiknya. Ok, rencana jalan ke Petronas Twin Tower pun kami hidupkan kembali. Lagipula kami belum makan malam. Jadi bermain sejenak di depan Twin Tower dan makan malam di KLCC adalah pilihan sempurna.

Lagi-lagi kami memulainya dari KL Sentral, lantas memilih jalur LRT menuju KLCC. Tiketnya sendiri seharga RM 1,60,- untuk dewasa. Trus berapa untuk anak-anak? "Iiiih...budak freee..., cukup menempel ke orangtuanya melewati gate", kata Kak Ros, eh kakak mahasiswi yang baik hati ketika ditanyakan soal harga tiket. Hehehe... ya benerlah ternyata klo kita nih satu rumpun, demen ngakal-ngakalin peraturan juga rupanya😄

Ga pake lama, 10 menit kemudian gw udah sampe di KLCC, yaitu sebuah mall keren (ga usah sedih, Jakarta mall nya ga kalah mewah kok), dimana pada satu sisinya lo akan dapat view terbaik untuk melihat dan berfoto ria dengan latar belakang Menara Kembar Petronas. Sebelumnya sempatkan diri juga ya untuk menonton air mancur joget berwarna-warni. Nice laaaah....







Waktu pun semakin beranjak, hingga tanpa terasa sudah pukul 10 malam. Mengingat kondisi yang makin sepi dan kami pun masih harus berjalan kaki dari KL Sentral ke hotel, kami bergegas menuju stasiun LRT dan mengakhiri kegiatan city tour hari pertama di Kuala Lumpur.

Hari kelima (terakhir di KL)

Ga terasa udah 5 hari gw ninggalin Indonesia. Gini nih ga enaknya klo lagi liburan, waktu berlalu tanpa terasa, sedangkan uang di saku makin tak teraba (halah!!!). Nah karena ini hari terakhir, tentu aja ga afdol kalo ga membawa sedikit buah tangan untuk kerabat di tanah air. Selidik punya selidik ada tiga tempat yang patut dicoba untuk berbelanja, Bukit Bintang, Petaling dan Masjid Jamek. Gw memilih yang pertama, dengan alasan 2 tempat lainnya pernah gw kunjungi waktu pergi berdua bersama istri. Jadi sebelum berbelanja, kami terlebih dahulu melakukan check out pada pukul 10.30 dan menitipkan 2 koper di KL Sentral dengan memilih tempat yang paling besar untuk 2 koper sekaligus seharga RM 20,-. Setelahnya seperti biasa kami langsung menuju monorail yang akan membawa kami ke Bukit Bintang. Di sini mengingatkan gw akan kios-kios di Blok M dengan mall nya. Untuk harga terbilang mirip-mirip di Indonesia, jadi ga terlalu bikin jantungan, hehehe... Cukup dua jam saja kami di sini, karena kami akan menuju KLIA 2 untuk segera bertolak ke Jakarta.

Setelah dapat semua yang dibutuhkan, kami bergegas kembali ke KL Sentral dan memilih moda transportasi bus untuk ke KLIA 2. Banyak pilihan untuk sampai ke sana. Paling cepat dan mahal adalah kereta ekspress dengan waktu tempuh 30 menitan saja dengan menukar RM 55,- untuk 1 tiketnya. Sementara untuk berpindah dengan bus, waktu tempuh sekitar 1,5 jam dengan biaya RM. 10,- untuk dewasa dan RM. 5,- untuk anak-anak. Nah karena jadwal flight nya masih lama, jadi pilihan bus seperti di awal paragraf adalah yang terbaik.

KLIA 2 adalah bandara yang baru diresmikan pada tahun 2014 di area seluas 257.000 m2 dan tentu saja menjadi salah satu bangunan mercusuar kebanggaan Malaysia. Sebagai perbandingan, besar Soekarno Hatta "hanya" seluas 64,129m2. Jujur gw terkagum-kagum sama interior KLIA 2 lengkap dengan segala fasiltasnya. Saking besarnya, terdapat fasilitas boogy (sejenis mobil angkut minim penumpang) untuk mengantar kita setelah keluar dari imigrasi hingga menuju gate yang dituju secara gratis. Tentu saja kesempatan untuk berboogy ria pertama kalinya di bandara ga akan gw sia-siakan. Nah tuh nongol juga yang ditunggu, setelah duduk manis dengan nyamannya, boogy perlahan menuju gate keberangkatan dengan melewati deretan tenant mewah di sepanjang jalan.













Karena waktu terbang yang masih lama, gw menyempatkan diri untuk mengelilingi bandara yang megah ini. Fasilitas KLIA 2 setara dengan Changi - Singapore. Anak-anak walaupun letih namun terlihat tetap lincah dan semangat. Walupun kadang tetap aja susah diajak selfian (penyakit akut kekinian nih, hahaha). Tanpa terasa, waktu kami meninggalkan Malaysia telah tiba. Sedih juga sih meninggalkan setiap jengkal kenangan di negara yang masih serumpun ini. Tapi kami pun rindu rumah. Indonesia, kami dataaaaaang.....!!!!