- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mobil Hidrogen Bisa Beroperasi Massal Dengan Sistem Kogenerasi Nuklir!


TS
dic.thorium
Mobil Hidrogen Bisa Beroperasi Massal Dengan Sistem Kogenerasi Nuklir!
Spoiler for DISCLAIMER:
Mobil hidrogen sebenarnya bukan ide baru. Sejak tahun 1970an, ide ini sudah ada, meski dalam bentuk yang tidak benar-benar persis seperti sekarang. Tahun 2008, Honda sudah meluncurkan seri FCX, yang menggunakan bahan bakar hidrogen, di Amerika. Yang terbaru, Toyota memperkenalkan Toyota Mirai yang diluncurkan tahun 2015.
Mesin mobil hidrogen bekerja agak beda dengan mobil biasa. Mobil ini bekerja dengan memanfaatkan gas hidrogen, pada sebuah perangkat yang bernama fuel cell. Nah, di fuel cellini, hidrogen akan direaksikan dengan oksigen yang didapat dari udara sehingga menghasilkan panas, yang kelak akan dikonversi menjadi listrik. Listrik inilah yang kemudian menggerakkan motor buat menjalankan mobil. Jadi pada dasarnya mirip dengan mobil listrik, tapi sumber listriknya beda. Diklaim kalau mobil hidrogen ini akan lebih efisien dan ramah lingkungan (yang terakhir karena tidak mengeluarkan polutan berbahaya dan gas buangnya berupa air. Serius).
Walau begitu, ada juga yang skeptis dengan teknologi ini. Masalahnya begini, hidrogen itu tidak ada di alam secara alami. Biasanya dalam bentuk senyawa, termasuk dalam air (H2O). Nah, para skeptik ini meragukan klaim bahwa hidrogen itu efisien dan ramah lingkungan karena hal tersebut. Hidrogen yang selama ini diproduksi biasanya pakai metana, gas alam, gasifikasi batu bara, dan itu bukan produksi yang ramah lingkungan. Istilahnya, mau bikin produk ramah lingkungan kok pakai proses yang tidak ramah lingkungan? Secara alami bisa, sih, pakai sumber daya alam terbarukan, misalnya angin. Tapi masih lumayan mahal. Sampai-sampai ada yang dengan ekstrem menyatakan bahwa menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar adalah ide bodoh.
Memang, sih, kalau masih pakai teknologi konvensional akan lumayan mahal dan tidak efisien. Tapi bagaimana kalau pakai teknologi lain, misalnya nuklir?
Reaktor nuklir, utamanya yang generasi IV alias yang paling baru, punya kemampuan yang namanya “kogenerasi”. Maksudnya adalah menggunakan panas keluaran bersuhu tinggi dari reaktor nuklir buat proses termal, termasuk di dalamnya adalah hidrolisis (baca: pemecahan air). Ada tiga metode, sih, tapi coba dibahas yang kira-kira paling ‘bersih’ saja, yaitu hidrolisis termokimia pada suhu tinggi.

Contoh High Temperature Reactor (sumber: jaea.go.jp)
Reaktor nuklir yang suhu keluarannya mencapai 800-1000 derajat C (bisa menggunakan reaktor tipe HTR alias High-Temperature Reactoratau MSR alias Molten Salt Reactor) dipakai buat mendisosiasikan air menjadi hidrogen, menggunakan agen berupa iodin dan asam sulfat (sebut saja metode IS). Nilai ekonomis metode IS ini terkategori lumayan, rata-rata harganya berkisar US$1.50-2.00 per kg, belum ditambah produksi oksigen yang juga punya nilai jual. Kalau General Atomic memperkirakan harganya berkisar US$1.42-1.53. Ya, kelihatannya lebih mahal dari bensin biasa, kalau dikonversi ke Rupiah. Pertamax Plus saja lebih murah. Tapi itu dikompensasi dengan efisiensi konsumsi ‘bahan bakar’ jauh lebih tinggi dan nol polusi. Emisinya cuma air, lho. Bukan CO2. Diperkirakan, menurut General Atomic, reaktor HTR berdaya 2400 MW termal mampu memproduksi 800 ton hidrogen per hari. Cukup buat 1,5 juta mobil Hidrogen, dengan asumsi kebutuhan 1 ton hidrogen per hari untuk 1800 mobil. Sementara, Jepang yang pernah membuat reaktor MSR dengan daya 450 MW termal, diperkirakan bisa memproduksi 120 ton hidrogen per hari.
Memang, teknologinya masih bisa dioptimalkan lagi. Apalagi, reaktor nuklir buat kogenerasi hidrogen ini belum banyak tersedia. Walau begitu, prospeknya bisa dibilang cukup bagus, malah lebih cemerlang ketimbang kemungkinan-kemungkinan lainnya. Cina sedang membangun reaktor nuklir berbasis HTR, bahkan Reaktor Daya Eksperimental (RDE) yang akan dibangun oleh BATAN juga berupa HTR! Ketika penggunaan sistem kogenerasi nuklir ini sudah benar-benar optimal dan reaktornya banyak tersedia, maka ketersediaan bisa jadi bukan jadi masalah besar yang harus diperdebatkan lagi oleh para pakar permesinan seperti sekarang.
Hidrogen dapat diproduksi dengan murah dan jumlah memadai, sehingga mampu mendukung penggunaan mobil hidrogen dan mengurangi mobil berbahan bakar fosil, yang notabene banyak mendukung pemanasan global. Tentu saja, produksi hidrogennya sendiri sama-sama bebas polusi, mengingat energi nuklir adalah energi base load paling bersih, tanpa polusi sama sekali. Tinggal masalah infrastruktur yang mesti dilengkapi dan teknologi mobil hidrogennya yang tambah disempurnakan. Kalau sudah begitu, insya Allah, mobil hidrogen bisa beroperasi massal. Bukan sekadar konsep-konsep yang dipamerkan di pameran mobil saja.
Yah, teknologi memang butuh waktu. Tapi kita layak berharap bahwa teknologi produksi hidrogen menggunakan reaktor nuklir ini bisa membawa kita pada era kendaraan bebas polusi. Tinggal kitanya sajanih, mau atau tidak? Memilih era kendaraan bersih atau tiap hari diracuni dan dibunuh perlahan-lahan oleh karbon monoksida dari kendaraan bermotor?
0
3.1K
26


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan