- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Yang Dijanjikan Energi Nuklir (Bagian 1)


TS
dic.thorium
Yang Dijanjikan Energi Nuklir (Bagian 1)
Spoiler for Disclaimer:
Tidak seperti pandangan kebanyakan orang awam, energi nuklir pada nyatanya memberikan banyak benefit yang sebelumnya tidak pernah dipikirkan orang-orang. Termasuk jika dibandingkan dengan pembangkit daya lain, seperti batubara atau gas alam. Apalagi kalau dibandingkan pembangkit daya energi terbarukan macam angin dan sinar matahari.
Energi nuklir tidak melulu membahas masalah bahaya radiasi (yang nyatanya sudah bisa ditanggulangi dengan baik) dan kecelakaan reaktor (yang nyatanya hanya pernah terjadi 3 kali sepanjang sejarah, tanpa ada korban signifikan). Sebaliknya, energi nuklir menjanjikan manfaat-manfaat positif yang akan dinikmati umat manusia dalam penggunaannya. Dan janjinya nyata, tidak seperti janji-janji anggota DPR dan Presiden yang cuma omong kosong belaka.
Berikut ini beberapa manfaat besar yang bisa diraih oleh manusia jika menggunakan energi nuklir sebagai pembangkit daya (alias PLTN), sebagaimana ditulis oleh Prof. Max Carbon dalam bukunya, Nuclear Power: Villain or Victim.
Spoiler for Perspektif:
Janji 1: Udara Bersih
Kualitas udara jadi perhatian besar orang-orang di planet bumi ini. Penggunaan bahan bakar fosil, misalnya minyak bumi dan batu bara, yang makin masif mengakibatkan turunnya kualitas udara yang dihirup sehari-hari. Penggunaan bahan bakar fosil sendiri utamanya digunakan untuk transportasi dan industri. Termasuk untuk menghasilkan listrik. Sumber utama bahan bakar pembangkit listrik saat ini adalah batubara. Sementara, bensin dan solar dipakai untuk menjalankan kendaraan bermotor. Dan disinilah masalahnya.
Bukan apa-apa, pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan gas buang berupa CO2. Sains yang dipelajari di SD pun dengan mudah menjelaskan efek rumah kaca yang menimpa bumi karena terlalu tingginya kadar CO2 di udara. Wajar, kalau perubahan iklim banyak terjadi karena kenaikan suhu bumi tersebut. Gletser Rongbuk di Pegunungan Himalaya, sebagai contoh, sudah hilang pada tahun 2007. Padahal tahun 1968 masih berdiri tegak. Gletser di salah satu pegunungan tertinggi di dunia ini meleleh karena suhu bumi yang naik.
Masalah berikutnya adalah gas SOX dan NOX yang juga merupakan gas buang dari pembangkit daya berbahan bakar batubara dan gas alam. Keduanya turut menurunkan kualitas udara dan berbahaya bagi kesehatan. SOX juga dapat menghasilkan hujan asam, yang berakibat pada korosi pada logam serta pencemaran air.
Yang tidak kalah bahaya adalah efek partikulat berukuran mikro itu terhadap diri manusia. Partikulat ini sangat kecil dan tidak bisa dilihat oleh mata (<4% diameter rambut). Tapi, partikulat ini mematikan. United States Environmental Protection Agency (US-EPA) memperkirakan antara 13.000 sampai 34.000 orang mati tiap tahunnya di Amerika Serikat karena polusi yang disebabkan PLTU Batubara. Penyebabnya tidak lain adalah karena partikulat tadi, yang utamanya merusak sistem pernafasan.
Di Cina lebih buruk lagi. Lebih dari 100 ribu orang meninggal dini tiap tahunnya karena polusi pembakaran batubara. PBB memperkirakan, lebih dari 1 juta orang meninggal tiap tahunnya karena penyakit yang disebabkan partikulat karbon, dari berbagai sumber.
Joseph Romm, seorang ahli energi di Center for American Progress di Washington DC mengatakan, “Tak ada sanggahan, tidak ada yang lebih buruk daripada bahan bakar fosil dalam membunuh orang“. Sementara, menurut Paul Epstein, direktur asosiasi dari Pusat Kesehatan dan Lingkungan Global di Harvard Medical School, “Batubara pada seluruh siklus hidupnya meninggalkan jejak cidera, penyakit dan kematian”.
Artinya, pada dasarnya pembangkit daya berbahan bakar fosil itu memang buruk bagi kualitas udara, serta menjadi salah satu pemeran utama pencemaran udara dan penghasil efek rumah kaca selain pembakaran minyak bumi oleh kendaraan bermotor.
Hal ini sama sekali berbeda dengan nuklir.
Emisi gas buang yang dikeluarkan oleh PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) hanya berupa uap air. Ya, uap air. Uap H2O. Tidak ada gas buang lain yang berbahaya yang mungkin lepas. Kalaupun misalnya ada gas lain seperti Xenon yang terlepas, jumlahnya sama sekali tidak penting untuk diperhatikan. Tidak akan mengacaukan iklim. Sebabnya, panas yang dihasilkan oleh PLTN adalah merupakan energi yang dilepaskan oleh material radioaktif yang mengalami pembelahan karena bereaksi dengan neutron. Reaksi itu sama sekali tidak menghasilkan gas karbon, bahkan bahan bakarnya sendiri tetap terkungkung dengan aman dalam reaktor.
PLTN tidak menghasilkan gas SOX dan NOX yang bisa merusak sistem pernafasan dan membawa kematian dini bagi puluhan ribu orang. Tidak akan ada juga hujan asam dan kerusakan lain yang bisa disebabkannya. Bahkan, dibanding PLTA sekalipun, PLTN tidak memerlukan area yang terlalu luas dan tidak perlu membabat area pemukiman, hutan, dan pertanian untuk instalasinya. Lebih sedikitnya area hutan yang dirambah tentu menjamin suplai udara bersih tidak berkurang.
Singkatnya, energi nuklir adalah sumber daya yang paling sedikit berbahaya pada lingkungan, kalau bukan sama sekali tidak berbahaya. Sekarang, 103 unit PLTN yang ada di Amerika Serikat saja membebaskan atmosfer dari 700 juta ton CO2, 3,4 juta ton SO2, dan 1,1 juta ton NO tiap tahunnya. Hal yang sama bisa ditemukan di negara-negara yang menggunakan PLTN sebagai pembangkit dayanya. Udara mereka terbebas dari potensi penumpukan CO2 yang akan terjadi jika mereka menggunakan PLTU Batubara dengan daya yang sama.
James Hammitt dari Harvard Center for Risk Analysis di Boston mengatakan bahwa, “Dari batubara kita menemukan suatu perkembangan siginifikan angka kematian tahun demi tahun yang selama ini tidak terlihat oleh kita, ini hal mengagetkan laksana serangan jantung, karena selama ini kebocoran nuklir dalam skala besar kita anggap sebagai bencana besar yang membawa banyak kematian seperti yang kita takutkan selama ini ”.
Dr. Patrick Moore, salah satu pembentuk Greenpeace dan Presiden Greenpeace Kanada selama 9 tahun menulis pada bulan April 2006: “Pada awal 1970an, saya percaya bahwa energi nuklir itu sinonim dengan holocaust nuklir. Tiga puluh tahun kemudian, pandangan saya telah berubah, dan seluruh pergerakan lingkungan lainnya juga harus memperbaharui pandangannya, karena energi nuklir bisa jadi satu-satunya sumber energi yang bisa menyelamatkan planet kita dari kemungkinan bencana lain: bencana perubahan iklim. Daya angin dan matahari punya tempatnya masing-masing, tapi karena mereka tidak stabil dan tidak bisa diprediksi, mereka tidak bisa menggantikan instalasi beban dasar seperti batubara, nuklir, dan hidroelektrik. Gas alam, bahan bakar fosil, sudah terlalu mahal, dan harganya terlalu volatil untuk mengambil risiko membangun instalasi beban dasar besar. Melihat bahwa sumber hidroelektrik sudah dibangun kira-kira seluruh kapasitasnya, nuklir, dengan proses eliminasi, adalah satu-satunya pengganti yang cocok untuk batubara. Sesederhana itu.”
(Adapun mengapa organisasi Greenpeace saat ini masih keras kepala dengan sikapnya menolak nuklir dengan alasan-alasan tidak rasional meskipun pembentuknya sendiri sudah mendukung nuklir, hal itu masih jadi pertanyaan besar)
(Bersambung…)


KurohinaM1911 memberi reputasi
1
2.5K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan