Gue seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di kota Bandung. Gue cowok, dan gue pernah suka ama temen sekelas, namanya Caca. Doi misterius gan. Doi gampang bergaul dengan siapapun, baik itu cewek ataupun cowok. Tapi, untuk masalah teman curhat keliatannya doi gak mau gampang gitu pilih sahabat. Jujur, inilah yang ngebuat gue ngebetbanget dapetin dia. Hahaha...
Di angkatan gue sendiri, sebenarnya banyak banget isu-isu yang beredar tentang doi, gan. Mulai dari isu-isu positif hingga isu-isu yang gue bilang 'gak banget' buat doi. But, selama ini gue gak terlalu nganggep serius sih isu-isu yang beredar tersebut. Sampai suatu waktu terdengar isu yang beredar bahwa doi mengidap penyakit kronis, gan. Gue juga kaget ngedengernya. Katanya sih, doi sempat tak sengaja gitu curhat (ama teman sekelas) bagaimana sakitnya mengidap penyakit tsb. Awalnya gue cuek aja, sambil terus berhubungan dengan doi. Tapi, serasa kali ini berbeda dengan isu-isu sebelumnya, akhirnya suatu waktu gue beranikan nanya ke doi, "Ca, gue denger isu di angkatan, katanya lu kena kanker otak. Bener gak?"
Dengan santai dan senyum lepas, doi ngejawab, "Ah lu, Jek. Kayak gak kenal angkatan aja. Lu tau sendiri berapa kali Gue jadi Trending Topic di angkatan. Hahaha..."
Lega sekaligus khawatir gue ngedenger jawaban doi. Yang gue tau, orang-orang pengidap kanker otak emang kayak gitu. Gak boleh sedih atau memikirkan sesuatu secara over. Ya, intinya mah kudu tetep ceria lah. Dan memang semenjak gue kenal doi, gak pernah sedikitpun doi menyendiri dan merenung.
Well, singkat cerita gue jadian ama doi. Gak lama sih, cuma 7 bulan-an. Nah, selama 7 bulan itulah doi banyak cerita ke gue. Yups, terutama masalah pribadi, gan. Awalnya gak ada niat buat gue 'menyelidiki' isu doi (kanker otak) yang memang lama beredar di angkatan gue. Tapi, kurang lebih memasuki bulan 2 setelah gue jadian, banyak orang mendesak gue buat cari tahu kebenaran isu tersebut. Cenah (katanya, dalam bahasa sunda), ini semua buat kebaikan dia juga. Kalau toh bener kan (cenah) temen2 seangkatan bakal bisa bantu doi, entah dalam hal support ataupun lainnya. Well, apa boleh buat. Akhirnya gue jalani status ganda. Satu sisi, gue jadi cowok doi. Satu sisi, gue juga jadi mata2 angkatan.
Dan di sini gue udah rangkum fakta beserta opini gue tentang doi yang menurut gue bisa dijadiin clue terkait isu doi di atas. Well, check this out:
Spoiler for nama lengkap:
1. Dilihat dari nama lengkap, doi punya nama yang sangat Muslimah
Spoiler for keluarga orang penting:
2. Doi besar di keluarga orang penting, ayahnya ketua RW dan ibunya seorang ustadzah
Spoiler for anak sulung:
3. Doi anak sulung dengan dua orang adik, perempuan dan laki-laki
Spoiler for punya ponpes:
4. Keluarga doi diamanahi sebuah ponpes yang letaknya tidak jauh dari rumah utamanya
Spoiler for pengajar juga:
5. Menurut beberapa santri di ponpes tsb, doi memang suka bermain dengan para santri TKA dan malah doi memiliki jadwal mengajar pada hari minggu sore
Spoiler for adik2nya:
6. Adik perempuannya, baru masuk kuliah tahun lalu (di Purwokerto), dan adik laki-lakinya masih kelas 3 SMP (di Bandung)
Spoiler for sahabat rumah:
7. Di lingkungan rumahnya, doi memiliki 2 sahabat main, Resti dan Sinta
Spoiler for Caca di mata Resti:
8. Menurut Resti, Caca itu seorang yang selalu ceria meski ia yakin doi sedang memiliki masalah. Caca tipe cewek tomboy yang selalu asik diajak bergaul
Spoiler for Caca di mata Sinta:
9. Menurut Sinta, Caca itu seorang sahabat yang sempurna, senang kala temannya senang dan sedih kala temannya sedih. Caca itu segalanya deh
Spoiler for reaksi sahabat:
10. Resti tersentak sedangkan Sinta tersenyum ketika gue kasih tau kalau Caca mengidap penyakit kronis
11. Resti khawatir sedangkan Sinta santai saja ketika gue kasih tau informasi tentang kanker otak
Spoiler for Sinta, yang dicurigai:
12. Karena gue curiga Sinta telah mengetahui semuanya, akhirnya gue pun sering bertanya kepada dia (untuk mendapatkan fakta tentang Caca)
13. Menurut Sinta, Caca memang sering curhat terutama tentang keluhannya yang mudah lelah. Namun Sinta tak mengkhawatirkannya karena ia tahu Caca memang suka sekali berolahraga dan adventure
14. Dari Sinta, akhirnya gue simpulkan bahwa ia memang tak percaya apa yang gue katakan. Menurutnya, Caca yang telah lama ia kenal gak akan mungkin mengidap penyakit kronis tersebut. Itulah alasan mengapa ia tersenyum dan santai mendengar penjelasan gue sebelumnya
Spoiler for Ria, sahabat kampus:
16. Dari lingkungan kampus, Caca memiliki seorang teman dekat, Ria namanya
17. Ria berbeda fakultas dengan kami. Kukenal Ria karena ia beberapa kali ikut ketika gue dan Caca lagi nge-date (terutama di sekitar lingkungan kampus). Gue yakin Ria teman dekat Caca, karena Caca seringkali bercerita tentang masalah yang dihadapi temannya itu
18. Pertanyaan yang sama gue ajukan ke Ria. Berbeda dengan Resti dan Sinta, Ria hanya membalas, "Oh... Gitu."(Wat da puk!)
19. Gue simpulkan Ria-lah yang menjadikan Caca sebagai sahabat. Maksudnya, Ria selalu curhat kepada Caca, namun gak berlaku sebaliknya dengan Caca
Spoiler for bbm Sinta:
20. Ketika kuliah berlangsung, gue kaget setelah mendapat bbm Sinta. Berikut isi bbmnya, "Kang Jaka (nama gue), ternyata benar yang dulu akang infokan. Terimakasih infonya kang..."Namun sayang, ketika gue balas, "Ada apa, Sinta?", ia pun hanya read
Spoiler for abaikan bbm:
21. Gue heran dengan isi bbm tsb, pasalnya saat gue terima bbm itu, Caca lagi duduk manis di sebelah gue. Tanpa pikir panjang, gue pun abaikan saja dan kembali fokus dengan kesibukan gue saat itu
Spoiler for Caca telah berbeda:
22. Dua minggu berlalu semenjak kejadian bbm, gue rasa ada yang berbeda dengan Caca. Gue pun spontan bertanya, namun doi mengelak. Caca yang sekarang tidak se-ceria Caca yang dulu gue kenal. Pasti ada masalah serius, gue pikir
Spoiler for KEPO:
23. Gue akhirnya kepo. Gue tanya ke teman2, tak ada sedikitpun jawaban yang bikin gue tenang. Gue tanya ke Ria, ngakunya sih ia udah lama gak berhubungan dengan Caca. Gue stres sendiri waktu itu
Spoiler for Resti oh Resti:
24. Gue pun memberanikan diri menuju rumahnya. Belum sampai rumahnya, gue ketemu Resti. Dia bilang,"Temennya Caca kan? Caca gak ada di rumah kang. Sore mungkin baru pulang." Mendengar infonya, gue pun mengurungkan diri menuju rumah Caca. Dan sebelum pulang, gue sempatkan diri minta kontak Resti, ia pun memberikannya
25. Kurang lebih 2 minggu lamanya gue berhubungan dengan Resti. Darinya gue banyak banget mendapatkan fakta tentang Caca. Ya, FAKTA. Fakta yang mau gak mau harus gue terima, apapun itu
Setelah gue meminta klarifikasi Caca terkait teka-teki yang ada di benak gue, dan setelah Caca mengklarifikasikan segalanya, saat itu juga akhirnya gue meminta putus dari Caca. Dengan disaksikan Resti dan Sinta, akhirnya gue melepas status yang sudah 7 bulan gue emban bareng Caca. Suasana haru pun tak dapat dibendung lagi. Sebelum gue berpamitan, gue tinggalkan pesan untuk mereka bertiga,
Spoiler for pesan terakhir gue:
"Ca, sebenarnya gue kenal Resti dan Sinta. Gue tahu ini semua gak lepas berkat info dari mereka berdua. Gue pesen ama lo, hubungan kita boleh putus, tapi gue harap Caca Resti Sinta harus selamanya bersama. Gue salut ama keberanian lo menceritakan ini semua. Sinta, sorry gue ucapkan dari dalam hati gue. Gue tau gak gampang buat lo ngeliat Caca selama ini. Resti, gue salut ama lo, Res. Lo tau bagaimana kondisi sebenarnya, dan lo tetep ada buat support mereka. Inget, di antara kalian bertiga, lo punya tanggungjawab paling besar, Res. Semuanya, gua bangga udah kenal kalian. Gue cuma bisa berdoa semoga semuanya berjalan sebagaimana yang telah ditentukan oleh-Nya."
Bersamaan dengan berakhirnya pesan gue, orangtua Sinta pun kembali dari mushola. Gue berpamitan pulang. Namun, selang beberapa langkah keluar dari kamar, Caca menghampiri gue seraya berkata, "Sorry, Jek, buat selama ini. Makasih juga lo udah ngerti perasaan gue. Gue mohon, tolong biarkan semua ini cuma gue dan lo yang tahu di angkatan. Gue harap isu gue ini gak beredar di angkatan. Gue percaya ama lo. Makasih sebelumnya... Hati-hati di jalan."Dengan spontan, doi memeluk gue sambil berusaha menahan isak tangis. Kejadian itu pun tak ayal menjadi tontonan para pengunjung dan suster yang lewat.
*cuma fiktif kok, gan
Spoiler for Pertanyaan:
Bagaimanakah FAKTA yang sebenarnya? Apa alasan utama gue putus ama Caca? Dan isu apakah yang hanya boleh Caca dan Gue tahu (di angkatan)?
intanasara
Spoiler for SOLVED:
Quote:
Original Posted By intanasara►Damn man. Sinta yang sakit ya? Jangan bilang ini film Butterfly?
Sinta sakit kanker otak, Sinta (maaf) lesbi, Sinta suka sama Caca dan Caca mau jadi pacar Sinta karena umur Sinta ga lama lagi.
Di RS ada ortu Sinta, mereka pasti ortu pasien yang ga lain adalah Sinta sendiri.
GOKIL LO GAN..
Sempurna banget jawabannya!!!
Yups, harus gua akui case ini SOLVEDintanasara
Di akhir, memang Sinta-lah yang mengidap kanker otak. Caca 'terpaksa' menuruti kemauan Sinta, karena doi tau pengidap kanker otak (apalagi stadium tinggi) memiliki hidup yang serba 'diperhatikan'. Yups benar, Sinta itu Lesby, dan Caca 'terpaksa' ikut kemauan Sinta. Jadi, isu yang gak boleh beredar di angkatan sebenarnya yaitu "Caca (terpaksa) Lesby/jadian dengan temen ceweknya".
Sebenarnya Caca udah tau lama kalau Sinta mengidap kanker otak, makanya dia 'pernah' curhat (ke temen sekelas) bagaimana sakitnya mengidap penyakit tsb.
Quote:
Gue juga kaget ngedengernya. Katanya sih, doi sempat tak sengaja gitu curhat (ama teman sekelas) bagaimana sakitnya mengidap penyakit tsb.Awalnya gue cuek aja, sambil terus berhubungan dengan doi.
Caca berubah sikap semenjak bbm Sinta, karena doi takut gak bisa memegang status ganda (jadi cewek Jaka dan Sinta). Caca sebenarnya udah cinta banget ama Jaka, makanya dia gak berani putusin Jaka. Pun dengan Sinta, doi sayang banget ke dia, doi gak bisa liat sahabat yg ia sayanginya itu sakit (apalagi kali ini menyangkut hidup-matinya). Oh iya, sayang Caca ke Sinta, sekedar sayang sebagai sahabat ya. You know lah gimana sayang2an ala cewek-cewek, hehee...
Quote:
20. Ketika kuliah berlangsung, gue kaget setelah mendapat bbm Sinta. Berikut isi bbmnya, "Kang Jaka (nama gue), ternyata benar yang dulu akang infokan.Terimakasih infonya kang..."Namun sayang, ketika gue balas, "Ada apa, Sinta?", ia pun hanya read
BBM Sinta sebenernya mengisyaratkan bahwa penyakitnya udah semakin parah. Dan info yang disampaikan dari Jaka ke Sinta dan Resti (di awal), yaitu pengidap kanker otak itu harus serba diperhatikan, gak boleh sedih, dan terlalu over-thinking. Namun yang terjadi ternyata, Sinta cemburu ama Jaka yang jadian dgn Caca. Dan semenjak itulah Sinta over-thinking, yang menyebabkan penyakitnya makin parah.
Quote:
24. Gue pun memberanikan diri menuju rumahnya. Belum sampai rumahnya, gue ketemu Resti. Dia bilang,"Temennya Caca kan? Caca gak ada di rumah kang. Sore mungkin baru pulang."Mendengar infonya, gue pun mengurungkan diri menuju rumah Caca. Dan sebelum pulang, gue sempatkan diri minta kontak Resti, ia pun memberikannya
25. Kurang lebih 2 minggu lamanya gue berhubungan dengan Resti. Darinya gue banyak banget mendapatkan fakta tentang Caca. Ya, FAKTA. Fakta yang mau gak mau harus gue terima, apapun itu
Resti adalah kuncinya. Dia tahu banget kondisi Caca dan Sinta. Gobl*knya si Jaka, dia baru sadar bahwa CUMA Resti satu-satunya sahabat Caca yang belum ia 'interogasi'. Sinta sudah, Ria sudah, tapi Resti? Kenapa ia lewatkan... Hal itulah yang membuat Jaka meminta kontak Resti. Dan kemudian mereka pun bertukar informasi. Namun di luar dugaan, ternyata FAKTA yg sebenarnya jauh dari perkiraan Jaka. Semenjak itu pun banyak sekali pertanyaan ataupun tekateki yg terlintas di pikirannya. Dan Resti mampu sedikit demi sedikit menjawab tekateki itu.
Quote:
Setelah gue meminta klarifikasi Caca terkait teka-teki yang ada di benak gue,dan setelah Caca mengklarifikasikan segalanya, saat itu juga akhirnya gue meminta putus dari Caca. Dengan disaksikan Resti dan Sinta, akhirnya gue melepas status yang sudah 7 bulan gue emban bareng Caca. Suasana haru pun tak dapat dibendung lagi.
Karena Jaka belum bisa putus dgn Caca sebelum ia memastikan FAKTA tsb benar adanya, akhirnya di akhir ia meminta klarifikasi yang sebenar2nya dari Caca. Dan Caca pun membenarkannya. Sadar bahwa ia (Jaka) gak bisa dan gak tega membuat Caca mengemban status ganda, karena ia tahu bagaimana beratnya menjadi pribadi itu (coba liat lagi ketika Jaka mendeklarasikan bahwa ia telah mengemban status ganda, angkatan dan cowok Caca), makanya Jaka segera putus dgn Caca disaksikan Sinta dan Resti. Jaka berharap dgn keputusannya saat itu, ia dapat meringankan penyakit yg diderita sahabat dari orang yg dicintainya itu.
Quote:
"Ca, sebenarnya gue kenal Resti dan Sinta. Gue tahu ini semua gak lepas berkat info dari mereka berdua. Gue pesen ama lo, hubungan kita boleh putus,tapi gue harap Caca Resti Sinta harus selamanya bersama. Gue salut ama keberanian lo menceritakan ini semua. Sinta, sorry gue ucapkan dari dalam hati gue. Gue tau gak gampang buat lo ngeliat Caca selama ini. Resti, gue salut ama lo, Res. Lo tau bagaimana kondisi sebenarnya, dan lo tetep ada buat support mereka. Inget, di antara kalian bertiga, lo punya tanggungjawab paling besar, Res. Semuanya, gua bangga udah kenal kalian. Gue cuma bisa berdoa semoga semuanya berjalan sebagaimana yang telah ditentukan oleh-Nya."
Spoiler for klarifikasi:
Cerita ini pure gue karang sendiri gan, gak ada intervensi dari film atau kejadian apapun.
Spoiler for buat semuanya, gue minta tolong:
Kalau boleh gue minta, tolong dong gan kasih penilaian terkait case-analisisnya. Nyambung gak. Atau mungkin ada yg masih janggal.
Segala kritik gue terima. Dan insya Allah, kalau emang thread ini dpt respon positif, ke depannya gue akan bikin hread sejenis yang (mungkin) lebih rumit lagi, hehee...
Makasih sebelumnya