Gua tersenyum-senyum sendiri dari balik kemudi sepeda motor, malam itu gua baru saja pulang dari rumah Sofia. Ah dua anak muda, dijaman kekinian lalu saling berkirim surat, sebuah kebiasaan yang sudah lama hilang lalu muncul kembali. Sampai dirumah pun, nyokap penasaran melihat gelagat gua (mungki
ada beberapa versi cinta abadi di judulnya *sofia ama rendra jadi :kimpoi *sofia ama arga dan rendra menganggap cinta tak harus memiliki dan menempatkan sofia di tempat terindah di hari rendra (asekk, yang ini kagak usah di baca ) :D * dan salah satu tokoh ada yang ehm ehm bang semua tokoh sehat ...
“Yaudah ngomong aja..” gua menjawab datar, sembari menahan rasa deg-degan agar nggak terlalu kentara. “Mmm.. gimana ya ngomongnya..” Sofia bicara sambil menggosok-gosokan kedua telapak tangannya. Kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam tas jinjing-nya. Sebuah amplop seukuran pos card ber...
Andai kau jadi bunga Aku pasti jadi kumbangnya Andai kau putri raja Aku pasti sang pangeran Walau takkan nyata kuingin kau mengerti Untuk 1000 puisi Takkan cukup .. ungkapkan cintaku dan rindu Takkan cukup .. ungkapkan sayangku padamu Walau sederhana, kuingin kau mengerti Walau apa adanya, kucipta
Irwan mencoba memperhatikan patahan dari tandu yang seharusnya digunakan untuk menggotong Arga. “Diiket sih bisa nih patahan-nya, ndra..” Dia lalu buka suara, sedangkan mata-nya tetap tertuju ke arah batang kayu tandu yang patah. “Kuat nggak kira-kira..?” Gua bertanya ke Irwan, sambil berj
Diawal perjalanan nggak ada yang terasa aneh, kecuali decitan kayu dari tandu darurat yang diatasnya terbaring Arga dan tampang mengernyit dari Irwan dan Slamet yang memikul beban tersebut berdua. “Kenapa harus pake tandu?” Sofia bertanya ke gua satu saat. “Kondisi tulang yang patah, itu kalo
Rembulan senja Pelan muncul di ufuk barat Aku,duduk dan hanyut terbuai Oh bintang,kejora susul sang angin malam panjang Aku,diam dan hirup dalam nafas Dapatkah,aku.., melukis dikau... Wahai,malam panjang.. Tuntunlah penaku melukis wajahmu di dalam kalbu Wahai malam panjang.. Buailah diriku Binat
Sore itu, yang hampir terasa seperti malam. Langit terlihat gelap, matahari bersembunyi dibalik awan-awan hitam yang menggurita diatas langit, diujung bibir puncak Rinjani. Hujan deras dan angin kencang seperti tak bosan mengguyur tanah dan pepohonan disini, memuaskan dahaga perdu yang menggeliat...
Gua memandang ke Irwan, lalu menggerakan bagian siku tangan kanan gua naik turun, sambil berkata “patah” pelan, bahkan hampir tanpa suara. Irwan lalu menghilang dari pandangan gua di tepi cerukan, kemudian kembali dengan dahan kayu yang tengah diserutnya menggunakan pisau. Dia lalu melemparka...
ya perbandingan antara jkt dngn sunnyville jelas nggak apple to apple. harusnya jkt dibandingin sama yang sebanding, mungkin CA atau NY
Baru berjalan selama kurang lebih setengah jam, gua menemukan longsoran yang lumayan luas, sehingga menghalangi jalur pendakian dari atas maupun dari bawah. Gua memandang ke sekeliling, mencoba mencari-cari tanda-tanda kehidupan dari area longsoran. Tanah longsoran masih basah dan lembek, kemungk...
“Woy tunggu-tunggu..” Terdengar suara teriakan dari belakang. Kami berdua sontak menoleh, seorang ranger memanggil kami sambil melambai-lambaikan tangannya. Gua dan Irwan saling pandang, kemudian sama-sama mengangkat bahu. Ranger tersebut berlari kecil menghampiri kami, tangan kanannya sibuk me
om boni... lombok itu WITA waktu indonesia bagian tengah, bukan bagian timur oh uda berubah ya? oke gua koreksi kalau begitu
Jam 6 pagi waktu Indonesia Tengah, kami tiba di pelabuhan Lembar. Irwan terlihat segar setelah tidur sepanjang perjalanan diatas feri tadi, sementara gua hanya bisa tertidur selama setengah jam terakhir karena harus mati-matian bertarung dengan mabuk laut. Sampai disini, gua dan Irwan memutuskan ...
Gua memandang nanar melalui kelopak mata gua yang sedikit sayu ke arah kerumunan orang yang mulai memadati stasiun Kiara Condong, Bandung. Walaupun masih terhitung sangat pagi sekali, saat ini jam menunjukkan pukul 5 dini hari, namun sepertinya nggak menyurutkan semangat para calon penumpang yang...
Dua hari seteleh kunjungan ‘kaget’ Sofia ke rumah, gua baru saja selesai lari pagi menyusuri jalan komplek saat ponsel gua berbunyi, sebuah pesan dari Sofia. “Ndra, minggu depan aku berangkat trip” Gua mengernyitkan dahi, kemudian mencoba menghubungi Sofia. “Hallo.. ya ndra..” Suara So
ydh bang woles ja.. cepet sembuh bang.. belum sembuh ya bang boni.... GWS dah... biar cepet di update.... kira2 endingnya sama gak ya dengan 2 cerita yg dulu.... ah jadi kepo nih.... hahahaha..... lanjut bang boni.... mbak ines tolong mas boninya kekepin semaleman biar cepet sembuh. Udah, udah se