“Trus kapan gue boleh maen beneran ke rumah lo?” Gua membuka obrolan di perjalanan mengantarkan Fani pulang sehabis ‘apel’ dirumah gua. “Lah waktu itu kan udah pernah…” Fani memberi jawaban. Merujuk kejadian saat gua mengantarkannya pulang beberapa bulan yang lalu, saat gua hanya b...
By The way, kalo ada yang minat langganan gratis Netflix setahun bisa cek disini lho, secara indoxx1 mau tutup https://www.instagram.com/p/B6esNFpgDP2/?utm_source=ig_web_copy_link
“Bokap lo nggak galak kan rip?” Fani bertanya ke gua dari boncengan sepeda motor. Sementara gua nggak langsung menjawab, hanya tersenyum. Yang gua yakin senyuman tersebut nggak mungkin dilihatnya dari posisi duduknya saat ini. “Liat aja ntar…” Gua menjawaab beberapa saat berselang. Pred...
“Us, gua udah dapet kostan nih…” Gua bicara ke Daus yang (seperti biasa) duduk sambil memainkan ponselnya. “Lah cepet amat bang dapetnya, daerah mana?” Daus bertanya tanpa memalingkan wajahnya dari layar ponsel. “Deket, Pamulang…” Gua menjawab singkat. “Berapa menit bang dari si...
Tengari bolong, Bayu whatsapp gua. Minta tolong sundul trit dia, katanya abis ditipu... Kronologinya disini : https://kask.us/iEbE8 Siapa tau si Bayu Viral, bisa ketemu lagi sama Marcella (Eh, keceplosan)
Gua memandangi Fani yang tengah menikmati pecel ayam dihadapannya dengan lahap. Jauh berbeda dengan wanita kebanyakan, yang kalau makan lambat dan suka pilih-pilih. Fani sedikit berbeda, makannya cepat dan buanyak. “Kenapa?” ia bertanya ke gua saat sadar bahwa gua tengah memandanginya. “Tad...
“Salam yah buat orang rumah…” Marcella bicara, kemudian berdiri. Sambil menggenggam gelas latte miliknya. “Cell…” Gua meraih lengannya “Kita masih bisa ngobrol kan?” Marcella tersenyum, kemudian menjawab lembut; “Anytime, rif.. anytime…” Ia lalu perlahan menjauh, membuat gen...
Gua hanya mampu terdiam mendengar ucapannya, sementara kedua tangan gua masih memegang ujung pagar rumahnya. Sementara mata ini memandang sosok Fani yang berlalu hilang dibalik pintu cokelat rumahnya. “Wow..” Gua menggumam sendiri, kemudian kembali ke motor untuk bergegas pergi. Keluar dari g...
“Udah gitu, matanya biru…” Fani bercerita, antusias. “Bule?...” Gua bertanya “Bukan.. orang indonesia..” “Ah pake softlense kali…” “Ish.. nggak rif, gue juga sering pake softlense… biru-nya tuh lain, nggak kaya softlense..” Fani menjelaskan, berkeras. Pesanan mie ayam Fa...
“Paling nggak, cerita kita nggak pait-pait amat lah ya..” Marcella bicara sambil perlahan menjauh, wajahnya masih menatap gua. Tatapan yang sama, yang membuat gua jatuh cinta padanya. Ia lalu berpaling dan berjalan menjauh, sosoknya lalu perlahan hilang ditelan sebuah tikungan dilorong menuju...
Gua memandang cukup lama sosok wanita yang sedang berdiri dihadapan gua. Entah beberapa tahun tak bertemu, namun sosok Fani sepertinya tak berubah. Ia masih mungil (tentu saja), mata bulatnya masih menghiasai wajahnya dengan rambut panjang sebahu dan poni lurus yang sedikit menutupi dahi-nya. Hidun
“Udah baca email, rip?” Bang Boi buka suara nggak lama setelah gua masuk kedalam ruang kerja. “Belon..” Gua menjawab singkat, sembari mengeluarkan laptop dari dalam tas dan menyalakannya. “Email yang mana bang?” Gua lalu balik bertanya ke Bang Boi, sementara jemari gua masih sibuk scr...
Hujan turun semakin lebat, gua masih terduduk dikursi kayu dipelataran sebuah kafe yang terletak dilantai dasar gedung tempat gua bekerja. Sudah hampir setengah jam yang lalu, Marcella menghilang dari pandangan gua dan mungkin akan menghilang selamanya. Gua meraih ponsel dari dalam saku, menyentuh