Gua hanya berdiri, diam. Menatap sosok pria yang namanya saja belum gua ketahui, sosok pria berkemeja putih yang berjalan menjauh ke arah koridor foodcourt. Lalu, hilang ditelan keramaian. Sementara sebuah plastik berwarna putih tergeletak di atas standing ashtray stainless yang berada tepat di s...
“Fira… Besok ketemuan di mana?” Tanya Diana begitu kami keluar dari sanggar. “Janjian di sini aja sih..” Jawab gua merujuk ke sanggar. “Oh, Ok. Berarti kita berangkat bareng dari sini aja ya..” “Iya..” Jawab gua. Besok rencananya kami akan tampil di acara launching single dari s...
Denis mengantar gua hingga ke rumah sakit lain tempat dr. Eko praktek. Rumah sakit yang berada di daerah yang sama sekali belum pernah gua sambangi. Ya maklum namanya juga anak rumahan, yang mainnya paling jauh cuma ke mall. Itu pun lokasinya nggak begitu jauh dari rumah. Begitu tiba di area park...
Setelah kejadian di kedai kopi dekat sanggar. Denis mulai sedikit menjaga jarak, membuat batasan yang jelas antara teman dan orang yang jatuh hati. Tapi, kami tetap menjalin komunikasi, walau nggak intens seperti sebelumnya. Denis pula lah yang kemudian menjadi satu-satunya orang yang bisa menjad...
Gua melempar pena ke dalam laci meja belajar, dan mengambil kamus bahasa inggris di dalamnya. Seketika rasa sakit di kepala menghilang. “Apa karena belum minum obat?” Gua menggumam sendiri. Lantas meraih plastik putih berlogo rumah sakit dan meminum salah satu obat dengan label ‘sebelum mak...
Gua terus bertanya ke Nyokap tentang apa yang sebenarnya terjadi. Namun Nyokap terus menolak bercerita dengan berkelit; “Nanti Mamah ceritain kalau kamu udah sehat…” Ya, sekarang ini gua sudah merasa sehat walafiat. Gua bahkan mulai merasa canggung karena terus berbaring di ranjang rumah sa...
Bang Bon, mohon maaf lahir batin. Besok ada update gak bang Boni?? Mohon maaf lahir bathin untuk om boni, dan pembaca setia diamante semuanya🙏🙏 selamat hari raya idhul fitri Thank you updatenya Bang Boni, Selamat Hari Raya Idul Fitri Happy Ied Mubarok untuk cing bon family n semua pembaca p
Anes mengamuk seperti kerasukan, menghantam kepala gua dengan helm. Saat itu, kilasan ingatan tentang Lian muncul. Gua sadar telah salah menceritakan segalanya pada Anes. Lalu, gelap. Gua terbangun di rumah sakit dengan kepala berat dan kebingungan. Dokter Ricky memberi beberapa pertanyaan, pertan
“Karena jika Fira benar-benar tak mengingat gua lagi, apakah keberadaan gua di masa lalu Fira masih berarti?” Kalimat itu terus terngiang-ngiang di kepala. Jika terus memaksa untuk melanjutkan, gua takut malah menghancurkan kehidupannya yang sekarang. Hidupnya yang sudah penuh tawa. Sepertiny...
Gua masih berdiri dalam diam sambil menggenggam erat lukisan yang terbalut lembaran koran. Mata ini masih terus memandang ke arah Fira yang kini semakin jauh, lalu hilang di antara padatnya jalan raya. Ada berbagai perasaan yang berkecamuk di dalam dada. Satu perasaan yang sudah pernah gua rasaka...
Tim penuntut beserta Dokter Soelarno menyusul keluar dari ruang sidang begitu dewan komite pergi. Kini hanya kami yang berada di sana. Gua, Reynard, Mrs. Martin, Pak Menteri beserta pengawalnya dan beberapa petugas panitera. Reynard menepuk bahu gua; “Good job…” Ucapnya lalu berdiri di sebe...
Sore itu, Gua duduk di salah satu kursi kayu berwarna hitam di pelataran sebuah pub yang berada tepat di depan Queen Square. Angin sore yang dingin berhembus pelan, membawa serta aroma khas musim gugur yang bercampur dengan bau asap rokok dan makanan dari dalam pub. Di seberang sana berdiri bangu...
Tangan gua bergetar saat memegang lembaran kertas yang berisi surat penolakan pengajuan ijin praktek yang waktu itu sempat diajukan dengan bantuan Ncek. Yang sengaja gua ajukan agar bisa melakukan operasi terhadap Fira. Bukan, bukan karena kecewa. Tapi, karena merasa marah luar biasa. Apalagi set...
Gua berdiri di depan pintu ruang operasi yang baru saja gua tinggalkan. Menatap kosong ke lantai, mengatur napas yang terasa lebih berat dari biasanya. Nggak hanya karena kelelahan fisik, tapi karena ada sesuatu yang lain—sesuatu yang menekan dari dalam dada gua. Sementara Dokter-dokter lain ma...
“Shall we continue?” Tanya gua ke yang lain. Dokter Kristop mengangguk, lalu disusul oleh anggukan darai yang lain kecuali Dokter Deden. Ia terlihat kepayahan. Maklum, sudah lama ia nggak lagi menangangi operasi dengan durasi sepanjang ini. Gua mendekat dan berbisik; “Istirahat aja Dok…...
Sebelum operasi di mulai, gua menyempatkan diri kembali menemui Fira yang masih dalam pengaruh sedative ringan. Sedative yang bikin dia nggak terlalu tersiksa dengan kejangnya yang sering datang karena otot-otot nya yang lemas. Membuatnya kini bisa diajak sedikit berkomunikasi. Ingin memberitahu ...
Jantung gua berdetak cepat, ada sensasi aneh di dalam dada. Sementara, terasa hangat di kedua pipi. Ragu, gua menyeka pipi dengan punggung tangan dan menatapnya. Melihat punggung tangan yang basah, gua mengucek salah satu mata; terasa basah. Jujur saja, gua cukup terkejut dengan apa yang terjadi....
“Tapi, sekarang Nat nya cuti. Mau ngelahirin doi…” Ncek memberikan informasi. “Too much information… Like i care” Balas gua. “Hahaha, Sekarang yang handle Fira Dokter Adhi. Lo kenal nggak?” Tanya Ncek. “Lo kenal?” Gua balik bertanya. “Nggak, baru juga denger namanya…” Ja...
“Do me a favor…” pinta gua ke Ncek. “What?” Tanyanya tanpa memalingkan pandangannya dari jalan. “Kalo suatu saat lo nggak dapet forward email dari gue tentang kondisi Fira. Bisa kan lo cek langsung?” Ncek berdecak, lalu menghela napasnya. “Kalo lo segitu khawatirnya kenapa harus p...
Belum jauh gua keluar dari gerbang komplek perumahan tempat Fira tinggal. Tiba-tiba, ponsel gua berdering. Awalnya, gua menebak kalau Fira yang menelpon, mungkin ia sudah rindu. Tapi, saat melihat layar ponsel yang menampilkan deretan angka-angka tak bernama, gua langsung mengernyitkan dahi. Lalu...