Kini satu persatu teka-teki mengenai dirinya mulai menjadi rangkaian. Sebuah rangkaian yang menimbulkan asumsi. Dari mulai ia yang nggak punya rekening bank, baru punya nomor ponsel, kondisinya waktu pertama kali bertemu dan yang terakhir sertifikasi barista yang kini masih berada di tangan gua. ...
Gua langsung menjatuhkan diri di atas ranjang begitu tiba di kamar. Menatap layar ponsel sambil berpikir, bingung ingin memberi nama apa untuk kontaknya Marshall. “Poppy, makan dulu” Terdengar teriakan nyokap dari lantai bawah. “Iya” Gua menjawab, namun nggak merubah posisi sama sekali. N...
Sejak saat itu, gua selalu menunggunya datang ke minimarket. Gua bahkan seringkali rela untuk menjadi kasir saat malam hari, menjelang tutup, dimana banyak staf lain yang enggan melakukan hal itu. Pasalnya, jadi kasir menjelang tutup minimarket bakal bikin pusing karena harus menghitung dan merekap
“Pop, bangun. Kuliah nggak?” Ibu berteriak memanggil dari lantai bawah. Sebenarnya gua sudah bangun sejak tadi, sejak alarm di ponsel gua berbunyi. Namun, gua nggak langsung turun dari ranjang, masih berbaring sambil menatap layar ponsel yang menampilkan timeline sosial media. “Poppy…” ...
Sejauh ini ku team Poppy Mercury, walau ku tau endingnya kemungkinan sama Tata Janeeta. Belum tentu :P padahal udah pasrah next thread bakalan cerita fiksi dari comment bg boni di thread sebelumnya. lah dalah Alhamdulillah kayanya masih dalam sequel Boni Universe. simak dulu dah sampe keliatan be
Setelah memesan, dan menunggu sekian lama, akhirnya kami mendapat ‘jatah’ meja kosong. Kami berdua duduk berdampingan di kursi plastik yang reot, kursi yang gua duduki bahkan harus di double karena sepertinya sudah nggak sanggup menahan beban orang dewasa. Di meja di hadapan kami masih terdap...
Poppy kembali menyeruput Cafe Latte miliknya, matanya lalu tertuju ke arah rak-rak berisi buku di sudut ruangan kedai. “Itu boleh dibaca?” Tanyanya sambil menunjuk ke arah rak buku. Gua mengangguk. “Beneran? Tanyanya lagi. “Iya, boleh. Tapi, jangan dibawa pulang” Gua memberi penjelasan....
Besoknya gua mulai bekerja di salah satu kedai kopi milik Mas Angga di Mall Taman Anggrek. Tentu saja bareng sama Dahlan. Ditempat baru ini, gua diterima dengan hangat oleh teman-teman yang lain. Mereka dengan senang hati memberikan gua tips dan trik cara membuat kopi dengan cepat tanpa harus men...
Begitu Poppy pulang, gua pun berdiri, juga bersiap untuk pulang. Sebelumnya, gue mendekat ke sebuah ashtray metal yang berada di sudut teras minimarket. Memilih beberapa puntung rokok yang masih cukup panjang untuk disulut lagi dari permukaan ashtray beralas pasir berwarna putih. ‘Lumayan, dari...
Bang Boni, jadi foto cewek yang di cover Zeta atau Poppy? Tebak Gaya penulisan baru ya om bon 3 latar, 2 flash back dan 1 real time. Biasanya flash back di bikin nyambung dulu, ini lompat2 per part nya. Keren sih, tapi jadi agak bingung karna part terbaru bukan sambungan dari part sebelumnya.
Di sisi bangunan yang menghadap ke area parkir, terdapat sebuah pintu lain yang sepertinya pintu akses masuk lain ke dalam bangunan. Seorang pria tengah duduk di ambang pintu sambil menatap layar ponsel di tangannya. Gua mendekat. “Permisi Mas, Saya nyari Mas Angga?” Tanya gua dengan nada ses...
Sementara Kang Jaya sibuk dengan panggilan melalui ponselnya, gua berdiri dan mulai berkeliling di sekitar ruangan yang disebut ‘kantor’ oleh Kang Jaya. Nggak seperti penampakan ‘kantor’ pada umumnya yang terlihat bersih dan tenang. Disini, di ‘kantor’ Kang Jaya terasa bising, bising ...
Di mobil dalam perjalanan pulang, Aku juga bercerita tentang keinginanku untuk menonton Sheila On 7 di acara Pensi ke Bunda. Dan ternyata, jawaban Bunda hampir mirip dengan tanggapan Marshall tadi. ‘Ada apa sih dengan orang-orang? Kenapa saat ini mereka malah nggak memihakku’ Batinku dalam ha...
Masih nggak percaya, aku membalik halaman selanjutnya, dan mendapati gambarku lagi. Kemudian, di sisa halaman sketchbook itu, hanya berisi gambar diriku dengan berbagai pose. Yang sepertinya diambilnya diam-diam tanpa sepengetahuanku. “Kenapa? Kenapa aku?” Tanyaku pelan. “Kenapa nggak” Ja...
"Gimana? Para perempuan udah klepek-klepek?" Belum,. Mmasih belum move on dari Jeje :bigkiss haha di antara pria pria di karya nya boni yg paling buat klepek2 menerut ane masih jeje (sampa di part ini) gaktau nanti.. :D Aih, udah setaun masa masih blm move on dari Jeje?
Ponselku berdering. Kau mengalihkan pandangan dari laptop ke layar ponsel yang sengaja kuletakkan bersebelahan dengan laptop. Nama Aris muncul di layarnya; “Halo” Sapaku. “Halo, Ta…” “Ya” “Aku di bawah nih, makan siang yuk” Ucap Aris di ujung sana. Aku melirik ke arah jam pada l...
Aku menoleh ke arah asal suara dan mendapati Marshall tengah duduk tanpa alas, bersandar pada dinding sekolah seraya menutup sketchbook miliknya. Ia lalu menatapku dan tersenyum. Hampir saja aku lupa diri dan berteriak kegirangan begitu melihatnya. Tapi, buru-buru aku menarik nafas panjang dan mu...
Juli 2006 “Zetta, Zetta Maharani” Seru Pak Firman seraya matanya berkeliling kelas. Aku mengacungkan jari, mengkonfirmasi kehadiran. Nasib punya nama dengan huruf awal Z, sejak SD nggak pernah sekalipun namaku bergeser dari bagian dasar absensi. Kalaupun bergeser, paling naik satu baris, itu...