“Ngapain?” Tanyanya. “Hah..” “Ngapain?” Tanyanya lagi. “Oh… Nunggu lo” Gua menjawab, tentu saja berbohong. Kemudian berdiri dan kembali ke rumah. Ketu menaiki sepeda motor dan mengajak gua; “Ayo naik” “Nggak usah, gua jalan aja, deket doang” Jawab gua sambil terus berjal...
Gua meraih hoodie menutupi kepala, menghindari terik panas matahari yang menusuk. Kemudian menyusuri gang, menuju ke arah jalan raya. Langkah gua lalu terhenti saat melihat sosok perempuan berdiri di ujung gang, menatap ke arah gua dengan tatapan matanya yang tajam. Kami berdua saling menatap dari
Setibanya di rumah, gua langsung menuju ke meja gambar, mencoba mencari kertas berisi gambar perempuan yang sepertinya istrinya Jeje, dari tumpukan kertas di atas meja. Begitu ketemu, gua menatap sekilas ke arah perempuan pemilik tatapan super tajam tersebut, melipat kertas tersebut dan melemparnya
Setelah menunggu beberapa saat, dua orang pria datang memasuki kantin. Salah satunya gua kenali sebagai Koko dan pria satu lagi, gua tebak sebagai Jeje. Sebelumnya gua memang pernah melihatnya sekali, tapi saat itu nggak terlalu jelas. Gua berdiri, agar mereka bisa tau kalau gua sudah berada disi
“Halo…” Terdengar sapaan pria tadi di ujung sana. “Halo, Selamat malam mas, ini gua Marshall” Ucap gua membalas sapaan darinya dan memperkenalkan diri. “Iya gimana Mas Marshall?” Tanyanya dengan nada suara yang santun. “Jadi gini Mas. Eh gua panggil Mas Julian atau Jonathan nih en...
Setelah malam itu, hampir setiap hari gua terus menerus menghubungi Koko, ingin mengajaknya bertemu untuk mengembalikan laptop dan tablet gambar yang sejak proyek kemarin selesai gua nggak lai menggunakannya. Tapi, dia terus berkelit dan menolak. Sementara, beberapa submission proyek mulai masuk...
Setelahnya, gua beristirahat sejenak sambil menyandarkan tubuh ke dinding dan menyulut sebatang rokok. Sementara, ponsel milik Ketu terlihat berbunyi memunculkan notifikasi yang tak henti-hentinya. Penasaran, gua meraih ponsel miliknya dan melihat deretan notifikasi pada layarnya. Hampir semua no...
Beberapa hari setelah pertemuan gua dengan si perempuan karbol, gua pikir perempuan itu hanya ingin sekedar bersikap sok manis dengan meminta nomor ponsel gua. Karena sejak saat itu, ia sama sekali nggak mencoba menghubungi gua, entah melalui panggilan telepon atau pesan singkat. Kini, gua yakin ...
Berkali-kali gua mencoba menghubungi Marshall dan nggak ada jawaban. Nada sambungnya terdengar, yang artinya ponselnya dalam kondisi aktif. Nggak cuma melalui panggilan, gua juga mencoba mengiriminya pesan dan nggak ada juga balasan darinya. Hari berganti hari, kini entah sudah berapa minggu gua ng
*سْــــــــــــــمِاللهِالرحْمَنِالرحِ يْــــــــــــــمِ* السلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه *_𝔇𝔢𝔫𝔤𝔞𝔫 𝔰𝔢𝔤𝔞𝔩𝔞 𝔨𝔢𝔯𝔢𝔫𝔡𝔞𝔥...
“Jadi, Lo mau gua pura-pura nawarin kerjaan buat si Marshall ini? Terus nanti semua briefnya dari lo kan?” Tanya Mas Koko mencoba merangkum permintaanku sebelumnya. Aku mengangguk. “Nanti urusan teknisnya, terserah Mas Koko aja…” Ucapku. “Oke, no problemo selama ada cuannya” Tamba...
Aku menyalakan ponsel yang sejak tadi sengaja kumatikan agar nggak mengganggu sesi bersama Mbak Ver. Begitu ponsel hidup, langsung muncul beberapa notifikasi pesan dan beberapa panggilan tak terjawab. Aku mengecek pesan yang masuk, dari sebuah nama yang beberapa hari lalu kumasukkan ke dalam kont...
Aku terbangun dengan sisa rasa sakit di kepala. Begitu membuka mata terlihat bunda sudah duduk di kursi sebelah ranjang, sementara aku memandang sekeliling ke ruangan kecil yang kukenali sebagai ruang perawatan rumah sakit. “Ta… Kamu gapapa sayang?” Tanya Bunda. “...” “... Kepalanya m...
Aroma Lavender langsung menyambutku begitu masuk ke dalam ruangan. Di salah satu sisi ruangan terdapat sebuah kaca besar yang punya pemandangan langsung ke gedung-gedung pencakar langit yang bersebelahan dengan gedung ini. Sementara, di sisi lainnya terlihat sebuah sofa yang super nyaman yang sal...
Setelah ribut-ribut perkara warisan usai, Bunda kini mulai disibukkan dengan urusan usaha lain milik mendiang ayah. Kadang dalam seminggu ia hanya berada dua hari di rumah, sisanya dihabiskan untuk mengurus bisnis di dalam dan luar kota. Sementara, aku perlahan mulai mencoba beradaptasi dengan ke...
Suatu ketika, masih segar di ingatanku, subuh di hari minggu. Aku yang masih belum bisa tertidur mendengar suara ramai di lantai bawah rumah. Nggak memperdulikan hal tersebut, dan melanjutkan kegiatan membaca novel. Lalu terdengar suara langkah kaki mendekat ke arah kamar yang disusul ketukan mem...
Aku berdiri, masih menatap ke arah perempuan yang baru saja menyiramku dengan air pel. Saat ini, aku bisa saja mengamuk, membalasnya dengan menjambak rambut atau memukul kepalanya, tapi nggak kulakukan. Karena aku tau, Marshall menyukainya, dan aku nggak sampai hati lagi menghancurkan hatinya. Gu...
Nggak ada rutinitas yang berubah sejak kami menerima proyek menggambar untuk sebuah buku. Gua dan Ketu tetap menuntaskan kewajiban bekerja di proyek bangunan saat pagi hingga sore. Selepas maghrib, setelah makan dan beristirahat sejenak, gua mulai menggambar sementara Ketu; seperti biasa membalas...
“Sal, nih liat…” Ucap Ketu sambil memperlihatkan layar ponselnya ke gua. Menampilkan deretan gambar-gambar milik gua yang sudah melalui proses scan dan kini berada di beranda media sosial. “Akun siapa?” Tanya gua, merujuk ke akun media sosial yang ia gunakan untuk mengunggah gambar-gamb...