Gua duduk menatap ke arah layar televisi yang membisu. Entah sudah berapa hari ini gua kembali merasakan kegelisahan yang luar biasa, terserang cemas dan rasa takut. Takut merasa sendirian, takut diabaikan, takut membuat kesalahan. Layar ponsel yang tergeletak diatas meja masih berpendar, menampi...
Gua berdiri, dan berlari ke arahnya. Di dalam lift, kami hanya berdiri dalam diam seperti sebelum-sebelumnya. Begitu pula saat berjalan di lorong apartemen, ia berjalan lebih dulu sementara gua mengikutinya dari belakang. Seperti biasan, ia berjalan sambil ujung jarinya meniti tepian dinding tanpa
“Kayaknya sekarang gantian gua yang rindu sama lo” Ucap gua pelan, tanpa berani menatap ke arahnya. “Hahaha, Mampus…” Serunya, seraya menggulung mie dengan menggunakan garpu tinggi-tinggi. Setelah meniupnya beberapa kali, ia mulai menyuapnya masuk ke dalam mulut. Sambil terus mengunyah,...
Gua duduk di balkon apartemen, menatap langit yang hitam merasakan hembusan angin malam yang semakin lama semakin dingin. Sementara, pikiran gua masih berkutat seputar Aldina segala keanehannya. Teringat kembali Momen saat ia memanggil gua datang hanya untuk membantu anaknya menggambar, momen dim...
“Nanti lo malah nggak mau ketemu sama gua lagi” Jawabnya. Mendengar ucapannya barusan gua yakin kalau tujuan dia bicara waktu itu memang hanya ingin membuat sakit hati. “Oke, berarti emang tujuan lo ngomong gitu cuma buat nyakitin gua” Ucap gua. “...” Aldina nggak merespon, ia hanya t...
Tiba-tiba, terasa sentuhan di lengan kiri gua, sebuah sentuhan hangat. Gua berpaling dan mendongak. Marshall terlihat membungkuk di sebelah gua, tengah berusaha membuat gua berdiri dengan menarik lengan. Masih sambil terus menatapnya, gua ikut berdiri. Dengan cepat, ia meraih tangan dan membawa gu
“Dia.. Dia bahkan sampe sekarang belum menerima permintaan maaf gua dengan proper, Ren” “...” “... Coba, Coba lo bayangin deh ada di posisi gua, dan harus menghadapi pukimak satu itu” Gua menambahkan, bicara menggebu-gebu ke Reni. Sementara Reni kini terlihat santai dan mulai tersenyu...
Ada perasaan yang campur aduk begitu gua membaca pesannya tersebut. Perasaan yang belum pernah gua rasakan sebelumnya, perasaan yang aneh. Gua lantas turun dari pagar besi dan berlari untuk menyusulnya. Dengan cepat gua meraih bahunya, membuatnya berhenti lalu berpaling. Kini kami berdua saling b...
20 menit berikutnya gua sudah duduk di kursi menghadap ke sebuah jendela raksasa di sebuah salon kecantikan. Salon langganan gua. “Tumben cuma Creambath aja kak?” Tanya seorang Hair Stylist yang biasa menangani gua. “Nggak sekalian diwarnai seperti biasa” Tambahnya. Gua terdiam sesaat, ke...
Gua lalu mulai bercerita tentang kejadian kemarin kepadanya. Di sela-sela bercerita, Reni terlihat sesekali mengangguk dan tak henti-hentinya tersenyum. Gua yang mempertanyakan arti dari senyumannya itu lantas menepuk bahunya; protes. “Kenapa sih, lo malah senyum-senyum gitu?” Tanya gua. “G...
Gua berdiri menatap ke arah Marshall yang tengah berbincang seru dengan Anggi sambil sesekali ia membetulkan cara Anggi memegang pensil warna yang selalu keliru. Lalu terdengar Anggi, dengan gayanya yang polos bercerita tentang kondisi Papah dan Mommy-nya yang berpisah ke Marshall. Sesuatu yang s...
Hampir satu bulan setelahnya, saat gua tengah berbelanja di salah satu mall di bilangan Jakarta Selatan. Tanpa sengaja, gua bertemu dengannya; dengan Marshall. Entah kenapa, di luasnya Jakarta, di antara banyaknya Mall dan di antara ratusan atau mungkin ribuan orang yang berada di sana, diantara ...
Gua berjalan menyusuri basement, mencari-cari lokasi mobil sambil menekan tombol pada kunci. Terdengar suara beep dari ujung area dengan kilau lampu yang menyala bergantian. Bukan-bukan, bukan gua lupa dimana posisi parkir, cuma nggak begitu peduli aja. That’s why gua nggak terlalu suka dengan ...
Setelah mendapat ‘pencerahan’ dari bokap. Besoknya, gua memberanikan diri untuk mengajak Aldina bertemu. Bukan, bukan untuk berdamai, tapi hanya ingin mengetahui secara detail dan jelas alasan perkataannya waktu itu, ucapannya yang membuat gua marah dan sakit hati. Nada sambung terdengar bebe...
“Hah!?” Gua kaget bukan kepalang saat mendengar pertanyaannya barusan. Bisa-bisanya, dia, orang yang baru saja gua kenal setengah jam yang lalu, tiba-tiba menanyakan hal yang menurut gua terlalu masuk dalam dan menerobos batasan personal. Iya, gua paham kalau ia adalah adik perempuan dari seo...
Beberapa hari berikutnya, sudah tak ada lagi ‘gangguan’ dari Aldina si perempuan gila. Kehidupan berjalan nyaris normal, tentu saja dengan mengabaikan perdebatan-perdebatan kecil di antara rekan-rekan di studio perkara vaksin covid-19. Gua yang nggak mau ambil pusing hanya duduk sambil menikm...
Jujur, sepanjang gua hidup, baru kali ini gua mendengar sebuah pengakuan yang terdengar aneh; ‘Agar terlihat angkuh’. Mungkinkah waktu yang terbuang selama di penjara membuat gua kehilangan informasi-informasi seperti ini. Apa mungkin di era sekarang, pengakuan semacam ini jadi lumrah? Terkej...
“Papah kan udah pisah sama Mommy. Sekarang aku punya mommy dan mamah” Ucapnya sambil tersenyum. Tanpa sengaja, Aldina terlihat berdiri di ujung ruangan. Tangannya membawa sebuah nampan yang berisi makanan untuk anaknya. Ia menatap gua dengan kedua matanya yang tajam. Ia lalu mendekat ke arah ...
‘Lo pikir gua bisa cari tau cuma dari sign kayak gitu, Din?’ Isi balasan pesan dari Koko. ‘Klo ga bisa, Yaudah’ Gua kembali membalas pesan dari Koko, meletakkan ponsel di atas meja dan melanjutkan beres-beres. Setelah selesai beres-beres, gua kembali ke ruang nonton, menjatuhkan diri di a...
Nggak pernah ada perpisahan yang menyenangkan. Sejauh ini satu-satunya perpisahan yang bisa menghasilkan rasa bahagia adalah berpisah dari kebiasaan buruk. Apalagi jika harus berpisah dengan orang yang betul-betul kita sukai, betul-betul kita sayangi. Jangankan harus berpisah selamanya, ia sediki...