Adi membuka pintu kelas yang tadinya tertutup. 15 menit sudah berlalu dari jadwal kuliah yang sudah ditetapkan. Pak Wijaya menatap Adi heran. Dosen ini bukan dosen yang killer namun beliau sangat ketat dalam aturan. Menurut peraturan Pak Wijaya, mahasiwa tak boleh terlambat lebih dari 15 menit. Bil
"Minum Dek?" seorang ibu muda menyodorkan botol minum anaknya kepada Adi. Adi sedang duduk bersama segerombolan anak-anak kompleks sambil bercerita tentang kisah-kisah anak yang dia modifikasi sedemikan rupa. Adi menganggap cerita rakyat indonesia agak sedikit akward untuk diceritakan kep
Melihat Mbak Rahma menangis Adi menjadi Panik, ingin sekali tangannya menghapus air mata itu namun apa daya dia tidak sanggup untuk melakukannya. Rahma tidak kalah bingung dengan tangisnya. Kenapa dia harus menangis gara-gara hal sepele seperti itu. Dia mencoba menahan tangisnya namun air mata teru
"Kamu yakin kita akan masuk kedalam gedung itu Feb?" Adi berulang kali melihat keadaan gedung Fakultas Ilmu Komputer yang masih mangkrak tidak terawat. Tempatnya yang lumayang sepi dan jarang dilalui mahasiswa memang sangat tepat untuk orang-orang bila ingin melakukan hal yang tidak-tidak
Semua berawal dari Febri, waktu itu matahari bersinar lebih terik dari biasanya. Musim kemarau memaksa daun-daun mengering lalu berterbangan hingga jatuh ke tanah. Angin yang bertiup sepoi-sepoi tak bisa menghibur kulit yang terasa digigit oleh teriknya sang mentari. Dua pemuda tengah mengobrol ser
Adi menyelinap kesebuah gudang kosong tepat di samping gedung yang masih dalam tahap pembangunan. Rahma celingak-celinguk bingung karena mendapati dirinya sedang berdiri sendiri di depan gedung tinggi yang masih compang camping. Rahma terlalu takut sehingga jejak Adi tidak bisa dia tangkap dengan m
"Setelah aku merobek mulutmu dengan pisau ini! Kamu hanya akan bisa menangis seperti bayi! Bocah tengik!" kata preman pertama "Ok, silahkan kalian maju berdua. Jangan segan segan!" jawab Febri dengan wajah menantang. "Tolong jangaannnn!" teriak Windi. Windi panik sa
Sore mulai menyingsing, langit barat sudah mulai memerah dan menganti warna biru yang sejak pagi sudah menghiasi langit itu. Febri tampak duduk termangu di depan kelasnya menatap kawan kawannya yang mulai bersiap mengakhiri aktivitasnya sore itu. Hari itu perasaannya memang sedang tidak karuan, dia
Pernahkah kalian mendengar detak jatungmu berdetak begitu keras sehingga terasa sampai gendang telinga, begitulah yang Adi rasakan kala ini. Optimisme untuk mengajak Rahma pergi menghabisi waktu bersama tetap kalah dengan hati Adi yang tidak bisa bohong kalau dia benar benar merasa ada yang beda ...
Jam istirahat sekolah selalu dimanfaatkan siswa SMA dengan cara yang berbeda beda, yang pasti ada beberapa siswa yang memanfaatkannya dengan hal yang positif seperti membaca buku atau mereview hasil pelajaran sebelumnya, walau mugkin ini hanya 5 persen dari seluruh populasi siswa di seluruh sekolah
Waktu menunjukan pukul 10 pagi, waktu dimana mahasiswa sedang ramai ramainya di kampus, waktu ini memang waktu yang cocok buat kuliah karena otak masih fresh, waktu untuk sarapan bagi mahasiswa yang masuk pagi, waktu buat melihat mahasiswa baru yang unyu unyu plus masih wangi dan dandanan masih t...
"Aku ga nembak kamu, aku hanya mau jujur dengan perasaanku saja" Kata Friska, raut wajahnya datar bukan karena dia tidak peduli dengan ungkapan hatinya tadi tapi karena dia tidak tahu harus senang atau sedih mendengar jawaban Adi tadi. "Ya aku tahu karena aku juga ga nolak kamu kok,
Orang tidak akan kaget mendengar cerita seorang Isaac newton yang menemukan rumus gravitasi gara gara melihat apel yang jatuh dari pohon saat di duduk di bawahnya, karena newton adalah seorang ilmuan yang selalu bertanya tentang fenomena alam yang dilihatnya. Namun apa yang terjadi dengan Adi sek...
Febri dan Adi sedang sibuk membagikan pesanan kepada teman teman kelasnya, berkat Febri usaha yang berawal dari ketidaksengajaan ini malah mendatangkan rezeki bagi mereka berdua. Adi bertugas membagikan pesanan sambil berbincang bincang dengan pelanggan barunya sedangkan Febri sibuk menulis pesanan
Adi membaringkan badannya di kasur Febri melepas kepenatan yang terjadi hari ini, sedangkan Febri mengambil toples cemilan lalu dengan tangan lentiknya dia dimasukan satu demi satu kripik singkong kesukaannya kedalam mulutnya. "Aku kaget kamu bisa menahan Pukulan David" Tanya Adi. "
Adi melihat David dengan tatapan ramah, dia sama sekali tidak ingin membuat masalah dengan orang lain, apalagi sebuah masalah yang disebabkan oleh kesalahpahaman. "Menurut aku, tidak ada yang perlu di bicarakan" Kata Adi, mecoba tetap terlihat ramah. "Baik kalau itu mau kamu, tapi a
Angin berhembus begitu kencang, daun daun yang kering mulai jatuh satu demi satu menapak tanah yang berdebu, kaki Adi melangkah ditemani mentari yang sudah tidak lagi terik menyengat kulit kulit yang telanjang menantang siang. Entah apa alasan yang akan dikatakan Adi nanti ketika akan bertemu den...
Beberapa hari berlalu setelah kejadian aneh di rumah makan itu. Hari hari Adi kembali membosankan, Adi merasa setiap orang yang ditemuinya beberapa hari yang lalu seolah olah kembali kekehidupannya masing masing lalu mendelete kejadian aneh yang pernah terjadi. Friska dan Rahma bagai hilang di tela
"Kapan nih mau ngelamar anak saya nak Gunawan" tanya seorang bapak tua berpeci putih, nampak keriput sudah menutupi setiap lekuk wajahnya. "Secepatnya Abah, Gunawan cari modal dulu, doain abah biar Gunawan rezekinya lancar" Kata pemuda gagah itu, senyum pemuda itu mengingatkan S