lagi cara menghitung royalti-nya aja nggak jelas kok. cuma berdasar jumlah lagu ciptaan yang didaftarkan. jadi one hit wonder lalu ratusan lagu lainnya nggak populer pun nggak ada masalah.
saya beberapa bulan lalu terpaksa ke tamini karena tunggu dijemput. keliling selama 1 jam, nggak ada supermarket, nggak ada tempat yang lumayan layak untuk duduk2. foodcourt juga nggak jelas. jelas ini pengelolanya nggak mau gerak. mirip dengan poins, tapi ini masih tertolong ada supermarket.
turut berduka. cewek cantik, kayaknya dari kalangan biasa2, ingin panjat status sosial lewat pacaran dengan cowok kaya yang tampangnya biasa2. cuma ya dia nggak bisa lepaskan diri dari kebiasaan dia sebagai orang biasa2.
pada shock lihat ambrolnya harga mobil ev. teman pergi ke sana malah ngarep harganya bisa turun lagi, nggak mau nyesal katanya.
lulusan S1 lokal nggak bisa disebut akademisi, nggak punya kualifikasi mengajar. akademisi bisa bicara filsafat kalau sudah S3, doctor of philosophy. s1 filsafat itu sebetulnya di LN macam undergrad liberal arts doang, cuma belajar dasar2 sebagai seorang 'sarjana'. filsafat itu nggak ad...
sekarang banyak pasukan pengamanan sudah nggak pakai borgol karena mahal & harus pakai kunci. jadi lebih mudah pakai kabel ties borgol.
mayoritas ambil 'useless degrees', terus berharap dapat kerja dengan mudah? konversi aja kampus2 yang akreditasi rendah jadi poltek & nggak ada izin baru untuk SMA, harus SMK dengan sertifikat kompetensi dari BNSP.
jaminan kesehatannya aja nggak pakai BPJS kes, keluar uang sekitar 5T/tahun, padahal kalau pakai BPJS murni sih 1T juga nggak sampai. 25 tahun aja sudah sekitar 100T.
ini sudah tepat, memang fungsi mereka untuk hal ini. soal isinya jadi bahan tertawaan karena nggak logis, itu lain cerita.
anak cewek kalau cerai harus ikut ayah kandung, demi keamanan. kalau ayah kandung meninggal & ibunya menikah lagi, cuma boleh dibesarkan oleh paman kandung, nggak boleh tante kandung.
itu sudah biasa, diambil dari yang paling terkenal atau yang jadi pusat pemerintahannya. mau jadi kota ciputat juga boleh, tapi kayaknya kurang sip kalau ciputat, lebih bagus serpong.
kita sebetulnya lebih perlu mayoritas tentara cadangan aja tapi orang2nya harus bertugas di bidang keamanan. dari polisi, pol pp, sampai pam obvit. yang tentara penuh waktu cukup dari pasukan khusus aja. nggak usah ada pertahanan teritorial, cukup pakai keamanan teritorial yang statusnya sebagai ...