ahli gizi per definisi itu yang sekolah ilmu gizi, D3/S1. bahkan dokter yang S2/spesialis gizi aja bukan ahli gizi. tapi, untuk program makan gratis tanpa gizi ini, sebetulnya yang dibutuhkan itu sarjana/ahli teknologi pangan yang kuasai ilmu proses pengolahan pangan, gizi & sanitasi, termasuk HA...
di perkotaan sudah murah kok, unlimited (FUP 1 TB) mulai dari Rp 175 ribu. jangan lupa ada USO buat plat merah yang buat koneksi internet di kota2 kecil jadi mahal.
piwalkot solo jkw itu 2005, 20 tahun lalu. arsip 5 tahun sudah bisa dimusnahkan. lagi soal ijazah tinggal tanya ke kampusnya, benar nggak dia lulus dari sana? kalau benar, sudah nggak ada alasan buat pertanyakan soal ijazahnya.
piwalkot solo itu 2005, 20 tahun lalu. arsip 5 tahun sudah bisa dimusnahkan. lagi soal ijazah tinggal tanya ke kampusnya, benar nggak dia lulus dari sana? kalau benar, sudah nggak ada alasan buat pertanyakan soal ijazahnya.
whoosh itu PT, jadi kalau mau tanah ya harus beli, termasuk beli dari negara. karena kalau nggak dijual, itu pelepasan aset tanpa ada uang masuk kas negara jadi masuk ranah korupsi.
tinggal tanya ke kampusnya, dia lulus nggak dari sana? kalau kampusnya sudah nggak ada, tanya ke dikti untuk tingkat perguruan tinggi sih. dokumennya bukan yang asli tapi dia lulusan sana, itu bukan palsu.
bermasalah sejak awal karena jauh dari rencana awal yang sebetulnya bisnis properti. ini akibat bisnis properti di tiongkok runtuh.
kompetensi jadi yang utama di atas ijazah. kalau sudah nggak kompeten, ada ijazah pun nggak guna kok. asli/palsu itu tergantung yang menerbitkan. kalau kata yang menerbitkan asli, mau omong apa? itu logikanya. yang menuduh yang harus buktikan itu palsu & sampai sekarang gagal kok.
zaman orba, semua mayoritas serba jepang. akhirnya biaya ekonomi tinggi karena wajib pakai semua dari sana & harganya mahal. nggak kapok? kalau secara hitungan bisnis, jelas tiongkok lebih unggul tawarannya dibanding jepang.
solusinya: semua harus kuliah walau cuma D1 sekalipun. karena yang dilihat cuma ijazah terakhir. bahkan di mayoritas perusahaan cuma ditanya pendidikan di atas SMA aja.
solusinya: semua harus kuliah walau cuma D1 sekalipun. karena yang dilihat cuma ijazah terakhir. bahkan di mayoritas perusahaan cuma ditanya pendidikan di atas SMA aja.
bagus kalau swasta bisa melebihi negeri, karena negeri itu pasti nggak efisien. di amrik juga kampus2 top itu semua swasta.
ini sindiran keras sebetulnya. kalau alasan kemanusiaan, di dalam negeri aja kita punya segudang masalah kemanusiaan. kenyataan, ini 100% isu agama. di barat coba gandeng ekstrim kiri, di sini ekstrim kiri nggak berani karena takut kena cap komunis.
pertama, ini makan gratis, hapus kata 'bergizi' karena status gizi-nya dipertanyakan, malah buat keracunan. apa ada pedoman berapa proteinnya per sajian? nggak usah omong mikronutrien. kedua, karena gratis, ekspektasi jadi rendah, enak buat dikorupsi. nggak bayar, nggak bisa protes. telan
ada izin bangunan itu tujuannya untuk keamanan pengguna. tapi biasanya pegawasnya sudah takut duluan kalau urusan dengan gedung punya keagamaan (mayoritas).
ngapain tentara aktif banyak2? yang harus diperbanyak itu tentara reservis yang nanti ditugaskan di bidang keamanan, entah jadi polisi, pol pp, atau satuan keamanan swasta. tentara aktif cukup pasukan khusus aja.