polisi harus dipecah, jangan terpusat macam sekarang yang buat kekuasaannya terlalu besar. minimal ada 4 polisi: polisi reskrim sebagai polisi nasional, polantasairud di bawah kemenhub, polisi keamanan negara di bawah kemendagri, brimob di bawah gubernur. pol pp hanya ada di tingkat kota/kab. kep...
namanya: kutuk sosialisme & kita makin terpuruk ke arah sana. komunis itu cabang dari sosialis, pancasila juga sosialis versi lokal. tau dari mana kita makin terpuruk? sederhana, sosialisme ingin urus segala macam. jumlah menteri tambah banyak artinya ingin semua aspek hidup diurus negara. sampa
- produktivitas kita rendah karena tanah rusak & sistem pengairan jelek - harga beras di kita nggak mahal, tapi tata niaganya hancur karena dikuasai tengkulak - jangan bandingkan pakai rasio ke pendapatan, karena pasti kacau, nanti yang ditekan harga beras & makin nggak ada yang mau tanam. h
ciri khas alumni cap gajah duduk: ekonomi itu buat kami urusan 'gampang'. hasilnya? berantakan. tuh contohnya si lajawali ngeplet.
harga laptopnya sekitar 2x lipat di pasaran. belum termasuk diskon pembelian banyak yang bisa buat ongkir sampai tempat terpencil. dulu pas ayah saya jadi pejabat eselon, dia sebisa mungkin nggak pengadaan barang/jasa. kalaupun terpaksa, dokumentasi lengkap & cuma mau pakai harga pasaran termurah...
di banyak kantor sudah ada rambu2 ber-sosmed. utamanya soal larangan posting terkait politik & SARA + kemewahan.
itu kejadian hitungan detik. saya nggak yakin kompol ini ada perintah sesuatu terkait sampai tewasnya affan. ini sih murni ada di supir aja salahnya. dia tabrak affan. harusnya berhenti aja & tolong korban, ini malah setelah berhenti beberapa detik malah memutuskan maju terus karena mau kabur &a
sewa rumah 840 juta/tahun itu kayak apa? kantor full servis aja segitu dapat 400 m2, padahal standar layak untuk level mereka itu per orang 50 m2 aja. kalau per m2 200 ribu/bulan full servis, 10 juta/bulan aja cukup.
kayaknya pasang badan ini sih buat senior yang sebetulnya menyuruh... karena senior2 itu pun kalau terjerat nggak bakal buat hukuman yang lain berkurang. jadi lebih baik 1 orang aja dibanding >1 orang yang kena. turut prihatin untuk korban, saya sendiri sangat geram dengan tindakan begini.
saya diajarkannya berani berbuat, berani tanggung jawab & tolong orang yang celaka. itu sudah. nabrak ya tolong dulu orangnya. diamuk massa vs kabur tapi harus bunuh orang ya pilih diamuk massa karena ini bukan perang. polisi itu tugasnya melindungi masyarakat, bukan bunuh masyarakat.
tingkat selektivitas masuk harvard vs jurusan2 favorit di UMPTN zaman orba itu masih jauh lebih selektif masuk jurusan favorit PTN. contoh, masuk ITB itu rata2 di bawah 1%, harvard masih 2%-an. selain itu, penguasaan bidang. kalau bukan orang hukum yang memang belajar kriminologi dasar, maka ngga...
ini sama kayak sakit jantung, yang dibedah ginjalnya. cuma mau tutupi kelakuan teman sekorps lalu diberi bintang jasa yang jadi korbannya. nggak penting affan dapat bintang jasa, tapi pelaku2nya itu diproses hukum & aturan profesional.
nggak akan bisa, ngelawak. itu hak. satu2nya cara itu minta dia mengundurkan diri. karena kalau secara parpol, keluarkan dia dari DPR itu cuma dengan memecat sebagai anggota & ini yang bakal bermasalah secara hukum karena nggak ada alasan yang jelas. digugat perdata kayak cap sapi oleh fahri lan
nggak ada asap kalau nggak ada api. asap semua yang diurus, tapi api-nya nggak diurus. yang tabrak affan nggak jadi tersangka sampai sekarang, orang yang protes dituduh menghasut. situ waras?
kayak cerdas padahal b aja... dia nggak paham bahwa orang berbuat salah apalagi jahat yang terencana itu akan membuat perencanaan untuk nggak ketahuan. ini salah 1 dasar kriminologi. jadi teori orang ini soal sosmed itu sudah keliru besar.