Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ki.bogowontoAvatar border
TS
ki.bogowonto
MErudapaksa SETAN SETAHUN DI KONTRAKAN BERHANTU JOGJA


Selamat pagi, siang, sore dan malam agan sista se-jagad KASKUS. Guna meramaikan dunia perdhemitan di Indonesiah ini, perkenankanlah ane yang bisa kalian panggil Kace untuk menceritakan pengalaman horror yang pernah ane dan teman-teman ane alami bertahun-tahun lalu.

Threat ini akan menceritakan bagaimana kisah kami bertujuh (Ane, Ceper, Lepuk, Gembi, Doyok, Kiyer, dan Timbul) sekumpulan remaja senja yang ngontrak bersama di sebuah rumah di sekitaran Ambarukmo Plaza. Pada tahun 2006 kami semua kebetulan kuliah di kota Jogja, dan karena memang sudah punya hubungan dekat sedari dulu, kami memutuskan untuk tinggal bersama. Dan disitulah semua hal-hal aneh bermula, rumah kontrakan yang semula kami anggap biasa ternyata menyimpan residual energi yang begitu banyak.

Cerita ini akan di bagi menjadi beberapa bab, tidak akan terlalu panjang dan semoga bisa dinikmati. Semua tokoh dalam cerita ini menggunakan nama panggilan, alamat kontrakan itu sudah kami sepakati untuk di samarkan. Dan semua tokoh dalam cerita ini sudah di konfirmasi


INDEKS

1. RUMAH BARU

2. MEREKA MULAI MENAMPAKAN DIRI

3. TEROWONGAN CASABLANCA,DAN SESUATU YANG MENGINTIP DARI BALIK PINTU

4. KONTAK FISIK

5.WABAH MISTERIUS

6.EXORCIST!

7.YANG MENAKUTKAN DI RUMAH INI

8.PSYWAR!

9. THERE’S SOMEONE IN THERE?

10. MErudapaksa SETAN!

11. OUT OF NOWHERE (TAMAT)

Diubah oleh ki.bogowonto 03-10-2019 21:13
edam
whoisno
symoel08
symoel08 dan 299 lainnya memberi reputasi
294
262.1K
1.2K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
ki.bogowontoAvatar border
TS
ki.bogowonto
#891
OUT OF NOWHERE
Si Ceper memang tidak pernah bisa bangun pagi, katanya semalam jam 08:00 dia sudah sampai di rumah wates, nyatanya sudah jam 10:00 tapi suasana masih lenggang. Belum aku dengar suara knalpot motor vespanya yang brisiknya bisa terdengar dari radius jara 1kilometer itu.

“Asu, Per! Cepet, jadi ora?” aku mengirim pesan singkat kepada Ceper sambil menghisap Malboro ligh yang masih tersisa setengah. Yoweslah, pumpung mudik. Batinku dalam hati sambil memandang lingkungan sekelilingku, cukup jarang aku mudik karena memang sedang banyak keperluan. Aku duduk di sebuah kursi malas milik mendiang Bapakku di teras depan, sambil minum teh panas yang mulai mendingin. Aku berpose selayaknya ketika beliau masih ada dulu, berusaha terlihat semirip mungkin dengannya. Tato-tato ini, kumis dan jenggot. ……. …….. ………

Brrrrrmmmmm… terdengar bunyi sepeda motor yang berhenti di pekarangan, tapi itu bukan Ceper.

“Ceper endi?” tanya Kiyer sambil melepas helmnya.

“Embuh, matek paling” kataku sambil membuang hisapan terakhir rokokku.

“Ehh aku liat motormu lah, Yer” kataku sambil berjalan menuju motornya Kiyer yang bergaya classic retro.

“Aku bawa kamera” Kata Kiyer sambil mengangkat sebuah tas selempang, berisi gear andalannya.

“Cocok, tapi ini keburu sinar mataharine jelek, endi to si Ceper?” tanyaku dengan berkacak pinggang. Dan tidak berselang lama kemudian, motor vespa milik Ceper sudah terdengar dari kejauhan.

“Suwi!” (Lama) teriakku ketika Ceper sudah sampai di pekarangan. Dia cuma nyengir kuda seperti biasa.

“Sorii soriii, anakku rewel. Ora gelem di tinggal” katanya sambil menyetandarkan motor tua berwarna biru telor asin itu.

Hari itu kami ada agenda untuk touring bareng, kali ini yang berpartisipasi cuma Ceper, Kiyer dan aku sendiri. Anggota perserikatan yang lain sedang sibuk. Tidak apalah, yang penting kali ini bisa liburan. Lets get ride!


Dua motor japstyle + satu vespa melaju di jalanan kulon progo utara yang memiliki topografi berbukit-bukit. Melewati jalanan lenggang dengan sawah super lebar dengan tanaman padi yang lekas menguning, diselingi rerindang pohon abasia dan asam jawa yang tumbuh jamak disekitar, udara masih sejuk dan tetap segar, juga semilir hawa dingin dari perbukitan Menoreh menyamarkan energi panas matahari yang berada persis di atas kepala kami.

Ceper menyalipku dengan kecepatan tinggi, dan berbelok tajam di sebuah tikungan yang menanjak, Si Kiyer tidak mau kalah. Ia geber lagi motornya berusaha menyalip Ceper. Sedangkan aku cuma senyam-senyum di belakang, tidak ikut balapan, hanya berusaha mengimbangi agar tidak terlalu jauh ketinggalan. Mereka berdua beradu kecepatan sambil saling melempar umpatan, aku makin tidak kuasa menahan tawa dan tidak bisa menahan ingatanku untuk tidak kembali ke jaman ketika kami dulu sering balapan dari alun-alun wates sampai kontrakan di kota Jogja. Ceper dan Kiyer tidak berubah sama sekali,dan aku yakin Lepuk, Doyok, Timbul, dan Gembi juga aku tidak berubah walau secuil, tabiat anak nakal memang tidak bisa lepas dari kami, meski sudah lebih dari 13 tahun terlewati sejak kami pindah dari Kontrakan Sagat.

Kami berhenti di lokasi pertama, Air terjun Sidoarjo, Curuk ini terletak di Kecamatan Samigaluh, kabupaten Kulon Progo. Di bawah curuk yang tingginya lebih dari 20 meter itu, Kami ngobrol ngalor-ngidul sambil sesekali membasuh tangan dengan air, obrolan kami jelas tentang nostalgia. Kisah-kisah lalu yang rugi jika tidak kami ulang lewat obrolan. Dan tidak kusangka, setelah semua aksi-aksi bodoh yang kami lakukan, akhirnya kami tiba pada fase ini. Kukira predikat dewasa tidak akan pernah kami dapat, ya kalian tau lah bagaimana keseharian asu kami, sangat jauh dari kata Dewasa.

Bahkan aku pernah bertanya dalam hati kepada Tuhan, apakah aku diperbolehkan mengetahui sedikit rencana-Nya kepada hidup kami? Aku sendiri sempat ragu tentang bagaimana hari setelah semua euphoria ini redup. Masihkah kami bisa tertawa setiap hari? apakah kami bisa bertanggung jawab atas diri kami sendiri? Tapi puji Tuhan pada akhirnya Dia tidak langsung mengatakannya padaku saat itu, but he show me! Someone’s capabillty decided their on destiny. Mungkin jika aku di beritahu oleh-Nya bisa jadi kenyataannya akan lain. Pada akhirnya berandal-berandal ini mengejar mimpi-mimpinya.

Siapa sangka, kalau Lepuk yang kalian kenal lewat 10 episode kebelakang, sekarang sudah bekerja di sebuah perusahan dengan posisi cukup tinggi. Dia kini memiliki keluarga dan dua orang anak perempuan yang Puji Tuhan dua-duanya lebih mirip ibunya dari pada Lepuk. Ia masih tinggal di Wates, kota kecil yang berada di barat jogja. Selain di perusahaan, Lepuk juga lagi giat-giatnya bikin video untuk chanel barunya, jangan lupa di subscribe! Pedhet Ngosek

sementara Timbul, seseorang yang paling berharga diri tinggi ini memutuskan untuk menjual segala prinsipnya, dan menjadi pegawai di sebuah BUMN berlogo burung, Si Timbul ini juga belum lama ini baru menikah, dan memilih untuk tetap tinggal di Wates.

Kalau Doyok, ia sedang rajin-rajinnya menekuni usaha percetekan miliknya sendiri yang dia rintis dirumahnya + juga sebuah warung kelontong. Mungkin aku lupa menceritakan bagaimana awal mula kami berkumpul. Awal mula kami bisa sedekat ini ya berkat warung orangtuanya si Doyok itu, dulu kita nongkrongnya disana sambil minum pop ice, dari pagi sampe pagi lagi, kalau kita lagi reuni juga ngumpulnya disana. Itu kenapa geng kami dinamai geng Pop Ice.

Si Gembi adalah salah satu anggota perserikatan yang merantau jauh. Kini dia bersama istrinya memilih tinggal di kota Malang, teman sekamarku itu kini sedang sibuk menjalankan bisnis e-comersnya disana.

Si Kiyer, dia kini menjadi photographer professional yang disegani di wates, memang dari dulu hasil jepretan fotonya bagus, dan jadilah dia menjadi sekarang. Ia memiliki studio foto yang bisa kalian lihat di instagramnya KOI photography
Selain motret keahlian olah cangkemnya membuat dia banyak dapat job untuk jadi MC di event-event musik, gatering, dan sripahan.

Kalau si Ceper, makhluk setengah kopling ini kini menjadi owner sebuah clothingan, dan bisnis sablon lainnya. Kelakuannya jangan ditanya lagi, meski sudah menjadi suami sekaligus Ayah, yaaa tidak akan merubah apapun. Aku malah kasian lho sama yang jadi istrinya.

Sedangkan aku sendiri, mmmmmm aku tidak memiliki cerita pribadi yang menarik untuk diceritakan. Aku tidak lebih dari seorang kepala keluarga yang bekerja sebagai tukang gambar biasa.

Si Ceper tertawa terbahak-bahak dengan cerita-cerita masa muda kami. Rasanya benar-benar seperti me-rewind ingatan, merasakan kembali sensasi adrenalin yang biassa kita pacu dengan hal-hal tidak berguna. Di tengah obrolan itu, Ceper menyinggung sebuah peristiwa maha dhasyat sekaligus pelik. Sebuah kejadian yang tidak mampu kami toleransi lagi, hingga memutuskan untuk out dari kontrakan Sagat.

“Koe pada inget kejadian pas waktu itu?” tanya Ceper.

“Sik endi? Wong banyak banget kok” Kiyer balik bertanya.

“Pas kita terpaksa pindah dari kontrakan yang pertama” raut muka Ceper mendadak menjadi serius. Begitu juga aku dan Kiyer yang langsung menunduk dan memejamkan mata. Tidak akan pernah bisa kami lupakan kejadian mengerikan itu, kami sudah banyak melakukan tawuran semenjak masih sekolah, seribu pertempuran telah kita lewati bersama, baik menang atau kalah kami tidak pernah mundur. Bahkan ketika menghuni kontrakan yang angker sekalipun kami berusaha untuk bertahan. Tapi, di suatu pagi yang dingin dan mendung, kejadian itu terjadi!

Kami lagi masak bareng waktu itu, saat pintu depan di ketuk. Gembi yang membukanya, dan menerima kabar yang membuat kami serasa tersambar petir. Kabar yang begitu membuat batin kami tercabik-cabik dan hancur seketika mendengarnya. Si Sagat, baginda pemilik rumah ini datang untuk berkunjung dan mengatakan kalau sudah hampir setahun kami disini, dan jika ingin meneruskannya maka harus memperpanjang kontraknya. Oke, sampe situ tidak ada masalah, tapi kenyataan selanjutnya yang membuat kami benar-benar marah dan sedih di waktu yang bersamaan. Sagat mengatakan, kalau harga kontrakan naik dari empat juta menjadi enam juta! Tidak tanggung-tanggung, 2 juta! naiknya!50 % dalam setahun, mengalahkan kenaikan harga emas dan bbm.

“Sagat Asu!!!!!!” pekik ceper di ruang teman.

“Piye iki?” tanya Gembi.

“Bayar wae po?” tanya Kiyer.

“Gimana, Mbul?” tanya Doyok kepada Timbul. Untuk soal perhitungan kami semua serahkan pada Timbul, dia ini adalah penentu standarisasi harga yang kami ikuti. Kalau Timbul bilang murah, pasti itu harga yang paling murah sedunia, tapi kalau dia bilang mahal ya itu artinya memang mahal.

“Kemahalan!” kata Timbul, diskusi kami bertambah a lot. Nama Sagat disebut berkali-kali dengan iringan umpatan yang begitu tidak manusiawi.

Sampai akhirnya, dengan berat hati kami memutuskan untuk tidak memperpanjang ngontrak disini. Kami berkumpul dalam sebuah lingkarang yang begitu rapat, memandang sekeliling kontrakan dengan raut wajah sendu, seolah tidak mau berpisah dengan bangunan dan penghuni gaib disini. Njirrrr, perkara pindahan kok bisa sedramatis itu.

Akhirnya sebulan kemudian kami mengepak barang-barang kami, dan mulai berpamitan dengan warga sekitar. Meskipun kami nakal, hubungan horizontal dengan masyarakat tidak pernah kami lupakan, kami rajin ikut kerja bakti, kalau ada hajatan kita selalu ikut turun tangan. Lumayanlah bisa makan gratis dan nyolong gelas buat minum-minum.

“Loh ini mas-mase pada mau pindah po?” tanya pak RT begitu kami berkunjung.

“Iya pak, makanya ini mau pamitan” Jawab Gembi.

“Tapi nggak kenapa-kenapa to mas?” tanya pak RT

“Gak kenapa-napa gimana maksudnya, Pak?” tanyaku.

“Ya, selama tinggal disana kalian tidak kenapa-napa to?” Pak RT menyelidik. Kami semua saling pandang.

“Yo nggakpapa pak” jawab Ceper.
“Ya, Alhamdulillah kalau begitu. Soalnya rumah itu kan memang terkenal angker, tapi ini yakin sudah mau pada pindah to?” kata pak RT lagi.

“Kalau angker kami tau pak. Tapi kok bapak bilang terkenal, tapi ngga ada yang ngomong sama kita ya dulu?” tanya Gembi penasaran.

“Yo biar kalian betah aja, tapi wong kalian ini yang paling lama tinggal disana. Penghuni-penghuni sebelumnya cuma betah paling lama 3 bulan. Jadi ceritanya dulu ada pembunuhan disana dan mayatnya di kubur di rumah itu, itu lho cekungan yang ada dirumah”

“Wasuu, kok malah aku ngerasa dijebak yo” Cletuk Ceper.

“Terus beberapa tahun kemudian, ada simbah-simbah yang di kontrakan disana sama keluarganya, simbah-simbah itu sendirian tinggal di kontrakan itu. Tapi, lha kok simbah tadi meninggal mendadak dan baru ketahuan berhari-hari kemudian” Sambung pak RT dengan wajah serius. Perhatikan peta ini, ini yang kumaksud tempat janggal di kontrakan ini, ada tempat yang tak pantas disebut ruangan, dan di tempat itu biasanya ceper naruh soun system sama botol-botol anggur. Kami semua bergidik ngeri, ternyata kontrakan itu angkernya sangat beralasan. Tapi yasudahlah lha kita juga pindah bukan karena faktor gaib, melainkan faktor ekonomi.
**
Aku,Ceper, dan Kiyer tertawa terbahak-bahak lagi. Cerita ini akan selalu menjadi cerita favorit kami semua, mulai dari kisah konyolnya sampai misteri tabir gaib yang ada disana. Pertemanan kami mungkin akan dianggap absurd oleh sebagian dari kalian, tapi ya memang begitulah adanya. Cerita ini dibuat untuk mengabadikan moment itu, sebagai prasasti bahwa kami semua pernah mengalami masa muda yang begitu menyenangkan, dan kami ingin membagikan pengalaman ini kepada kalian yang membaca ini. Mungkin jika kami menceritakan secara langsung, kalian akan sulit percaya. Sometimes our hands knows better than our tongue.

Baru aku sadari, entah kalian mau terima atau tidak, kenangan bersama anggota perserikatan adalah salah satu fase yang membentuk kami menjadi seperti sekarang.

Kami saling menyayangi, dan saling menjaga. Meski rasa sayang itu sering kita lafalkan dengan kata asu,bajingan, dan kata-kata makian lain. Sampai sekarang kami masih rutin berkumpul, bahkan membuat arisan sebulan sekali dan mengajak keluarga kami masing-masing.
**

Sudah sore, kami memutuskan untuk pulang. Jalanan yang semula penuh tanjakan kini menjadi penuh turunan curam, dengan kecepatan tinggi aku putar gas motorku. Angin pegunungan membawa kabut yang lembab membelai pipi dan kumisku. Aku tambah lagi kecepatan motorku agar tak terkejar oleh Ceper dan Kiyer, supaya mereka tidak tahu kalau aku sedang menangis terharu karena teringat kisah ini.

Lewat episode terakhir ini aku ingin mengucapkan terimakasih kepada semua yang turut membantu terealisasinya proyek tulisan kecil ini. Ceper, Kiyer, Lepuk, Timbul, Doyok, dan Gembi. Aku ucapkan terimakasih kepada kalian, dan semoga kalian dalam keadaan penuh berkah dan hidup dalam keadaan sedamai-damainya, sebahagia-bahagianya. Terimakasih kepada Mimin dan Momod KASKUS yang sudah mengizinkan tulisan saru ini nongkrong di Hot thread. Terimakasih juga pada agan WN dari @kulon.kali yang sudah memberikan banyak sekali masukan mengenai bagaimana cara menulis sebuah cerita menjadi mudah diterima pembaca.

Terakhir aku ingin mengatakan, senakal-nakalnya kami di masalalu, pada akhirnya waktu menuntut kami untuk bertanggung jawab dan menjadi orang yang lebih baik, setidaknya kami berusaha menjadi demikian. “Because one day, we’ll just a memory to some people. Personally, I want to be remembered as a good person. Sebenarnya kami ingin membagikan kisah lanjutan di kontrakan Baciro yang tak kalah horor, tapi ya aku harus memikirkannya lagi. Begitu banyak pekerjaan yang menungguku di Manhattan.



_________





ini adalah Podcast kami, selamat mendengar dan jangan lupa suscribe!


Diubah oleh ki.bogowonto 03-10-2019 20:01
ilham231097
mcdodo
symoel08
symoel08 dan 79 lainnya memberi reputasi
80
Tutup