Kaskus

Story

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ki.bogowontoAvatar border
TS
ki.bogowonto
MErudapaksa SETAN SETAHUN DI KONTRAKAN BERHANTU JOGJA
MEMPERKOSA SETAN SETAHUN DI KONTRAKAN BERHANTU JOGJA

Selamat pagi, siang, sore dan malam agan sista se-jagad KASKUS. Guna meramaikan dunia perdhemitan di Indonesiah ini, perkenankanlah ane yang bisa kalian panggil Kace untuk menceritakan pengalaman horror yang pernah ane dan teman-teman ane alami bertahun-tahun lalu.

Threat ini akan menceritakan bagaimana kisah kami bertujuh (Ane, Ceper, Lepuk, Gembi, Doyok, Kiyer, dan Timbul) sekumpulan remaja senja yang ngontrak bersama di sebuah rumah di sekitaran Ambarukmo Plaza. Pada tahun 2006 kami semua kebetulan kuliah di kota Jogja, dan karena memang sudah punya hubungan dekat sedari dulu, kami memutuskan untuk tinggal bersama. Dan disitulah semua hal-hal aneh bermula, rumah kontrakan yang semula kami anggap biasa ternyata menyimpan residual energi yang begitu banyak.

Cerita ini akan di bagi menjadi beberapa bab, tidak akan terlalu panjang dan semoga bisa dinikmati. Semua tokoh dalam cerita ini menggunakan nama panggilan, alamat kontrakan itu sudah kami sepakati untuk di samarkan. Dan semua tokoh dalam cerita ini sudah di konfirmasi


INDEKS

1. RUMAH BARU

2. MEREKA MULAI MENAMPAKAN DIRI

3. TEROWONGAN CASABLANCA,DAN SESUATU YANG MENGINTIP DARI BALIK PINTU

4. KONTAK FISIK

5.WABAH MISTERIUS

6.EXORCIST!

7.YANG MENAKUTKAN DI RUMAH INI

8.PSYWAR!

9. THERE’S SOMEONE IN THERE?

10. MErudapaksa SETAN!

11. OUT OF NOWHERE (TAMAT)

Diubah oleh ki.bogowonto 03-10-2019 21:13
whoisno
symoel08
cloud_777
cloud_777 dan 300 lainnya memberi reputasi
295
262.9K
1.2K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
ki.bogowontoAvatar border
TS
ki.bogowonto
#660
THERE’S SOMEONE IN THERE?
Sudah lebih dari dua minggu sejak Noka kemari, dan tanpa adanya gangguan gaib, hidup kami kembali berjalan normal bahkan cenderung membosankan. Rasanya kami harus mengakui ada rasa rindu dengan segala aktivitas mahkluk gaib disini, kami butuh memacu adrenalin. Tapi, jika ditawari apakah mau mengalaminya lagi tentunya kami semua akan kompak geleng-geleng.

Menaburkan kembang tujuh rupa di kontrakan ini terbukti berkasiat menangkal paranormal activity yang mengganggu kami, jelas kami merasa aman setelahnya dan malah mengakibatkan perbuatan awur-awuran kami tidak terbendung, kami jadi makin sering membuat kegiatan-kegiatan tidak bermutu, dan rasa haus kami akan hal-hak menantang makin menjadi-jadi.

Aku baru bangun tidur, saat mendengar suara Ceper yang lagi uring-uringan.

“Asuuuuuuu!!! Aku ora terima! Jingan!” teriaknya.

“Kenopo to, Per? Ribut wae!” kataku yang merasa terganggu suasana paginya.

“Maaaattttaaaannneee!” katanya lagi sambil menunjuk-nujuk sebuah handuk yang tergantung di dekat kamar mandi.

“Kenopo to, Per? Pagi-pagi wis nesu-nesu?” jawab Lepuk sambil sikat gigi.

“Iki liat! Anduk iki!” kata Ceper lagi.

“Lha kenopo to andukmu?” Tanya Gembi yang baru muncul dari balik pintu kamar mandi.

“Iki bukan andukku, Su!” teriak Ceper dengan nada tinggi.

“Lha terus? Iki punyane sapa?” tanyaku.

“Iki punyane Kiyer! Uaaassuuu. Andukku ora kaya ngene!” kata Ceper lagi. Kebetulan baru sejam yang lalu si Kiyer pamit untuk pulang duluanke Wates karena mau bertemu temen disana. Memang hari itu adalah Sabtu, dan sudah jadi rutinitas kami untuk mudik ke Wates. Sekedar membawa pulang baju kotor, trus minggu malam kami semua akan balik ke kontrakan sambil bawa duit buat beli alkohol.

“Yowes daripada bingung, mending koe sms si Kiyer wae lah, Per!” kata Gembi yang sudah malas menanggapi Ceper. Si Ceper kemudian mengambil Hp Siemens A35nya dan mengetik pesan singkat yang ditujukan untuk Kiyer.

“Matane!!!! Iki anduke kijolan!” (Matamu! Ini anduknya ketuker!) klik Send. Kemudian Ceper masuk ke kamarnya dan nggak jadi mandi, padahal posisinya sudah tanpa busana. Dan ia terus ngomel-ngomel. Setelah Ceper masuk kamar, kami pun melanjutkan aktivitas biasa. Tapi selisih satu jam kemudian, ternyata konflik ini tidak berhenti begitu saja. Suara motor Jupiter Z milik Kiyer sudah berhenti di parkran, artinya mungkin dia langsungputar balik ke Kontrakan, sesaat setelah dia sampai rumahnya, padahal jarak kontrakan ke rumahnya si Kiyer itu jauh banget, sekitar 40km. Tanpa mematikan mesin Kiyer menggembor-gembor gas motornya (Bleyer-bleyer) dengan memasang wajah emosi.

“Endi, Ceper!!” kata Kiyer yang masih mengenakan jaket, sarung tangan, sepatu dan tas punggung.

“Kenopo, Yer?” Tanyaku heran melihat ekspresinya Kiyer.

“Ceper nandi!” (Ceper dimana!) Bentak Kiyer sambil melangkah menuju kamarnya Ceper, dan langsung saja dia tarik hendel pintu kamar Ceper, BLARR!!!

“Per! Buangsaaat koe!” kata Kiyer yang menunjuk-nunjuk Ceper.

“Muaaaattaaaaaaamu!!! Melu aku!” kata Ceper sambil melangkah menuju ruang belakang.

Seisi kontrakan mengikuti Ceper dan menyaksikan konflik dua orang anak manusia itu, tapi kami memang belum melerai, kami biarkan urusannya dituntaskan dulu.

“Yer! Tulung delok’en iki nganggo matamu sik gede cilik kui! Iki anduke kijolan!” (Yer ! tolong liat pake matamu yang gede kecil itu, ini anduknya ketuker!) Seru Ceper sambil menunjuk Handuk berwarna biru yang sudah usang.

“Kijolan matamu!” teriak Kiyer nggak Kalah kenceng. Dengan menahan deru nafsu emosi, Kiyer membuka tasnya lalu mengeluarkan sebuah handuk yang warna dan merknya persis dengan handuk yang di tunjuk Ceper tadi, bedanya handuk yang di perlihatkan Kiyer ini kondisinya lebih menyedihkan.

“Iki bener andukku, Ora kijolan Su!” pekik Kiyer sambil mengacung-ngacungkan handuknya ke wajah Ceper. Si Ceper lalu membandingkan kedua handuk itu, dan setelah dirasa cukup dia mengembalikan handuk yang di lempar kiyer tadi sambil memasang ekspresi yang asu banget.

“Woooohh, iyoe” katanya nyengir, lalu berjalan santai menuju kamarnya. Selolah-olah debat kusirnya dengan Kiyer tidak pernah terjadi. Si Kiyer yang masih dongkol dengan Ceper kemudian menyusulnya dan menggedor-gedor pintu kamar Ceper.

“Wooooiii, Per! Iki muk ngono wae?” teriak Kiyer.

“Lahh mau apa lagi? kan sudah jelas sekarang masalahnya, handuk tadi tidak pernah tertukar, dan sekarang saya sudah lega.” Kata Ceper dengan santai.

“Lohh, iki aku jauh-jauh puter balik dari Wates buat ngrampungke masalah iki. Trusss berhenti ngono wae?” tanya Kiyer yang kecewa.

“Loh, loh itu urusan anda, perkara puterbalik dari wates kesini, yang penting kan semua clear, dan pada dasarnya kan maksud saya baik” Kata Ceper lagi.

“Baik opone? Baik ndasmu!” balas Ceper yang masih tidak terima.

“Kan tadi saya pikir itu handuk milik anda, wong seingat saya itu handuk saya sudah jelek wujudnya, saya kan tidak mau menerima barang yang bukan milik saya, apalagi lebih bagus. Siapa yang sangka kalau handuk milik saudara itu bentuknya lebih hancur” teriak ceper dengan penuh kemenangan. Mengabaikan si Kiyer yang pergi dengan putus asa.

“Kelakuane Ceper asu tenan “ Gumam Kiyer sambil jalan. Hadoohhh, cuma masalah anduk kok bisa se rame itu.
****

Seperti yang dikatakan diawal tadi, hari itu kami pulang ke wates bersama-sama, karena si Kiyer akhirnya memutuskan kembali ke kontrakan siang tadi, akhirnya kami bisa mudik bersama-sama dengan formasi full team dan road race dari depan Amplas sampai alun-alun Wates.

Hari minggunya kebetulan kami tidak berangkat bersamaan, jadi perlombaan balap kuda besi kami tiadakan dahulu. Si Timbul sudah datang sebelum maghrib, karena belum ada orang yang datang dia masuk ke kamarku untuk main Zuma sambil musikan. Kalian tentunya sudah tau karakter si Timbul ini, dia adalah orang dengan ketahanan mental luar biasa batu,, dan ndableknya sudah meresap ke sumsum tulang belakang serta urat nadinya. Pas kemarin rame-rame kami berkonfrontasi dengan dedhemit disini, Si Timbul adalah satu-satunya orang yang memasang wajah tidak takut, padahal kami semua juga tau kalau dia cuma jaim sedangkan bisa dipastikan jiwanya bergetar.

Sepeti biasa, lagu yang di putar oleh kami adalah Slipknot, Blink, Un Holly, Saint Loco dll. Tidak tanggung-tanggung, Timbul nyetel lagu-lagu rock and punk tadi sampai volumenya mentok. Kalau kalian ke kontrakan kami waktu itu, Pas lagi konsentrasi main Zuma dan mendengarkan music, tiba-tiba dari arah jendela dia merasa ada seseorang di sekitarnya, dan mengatakan..

“ssstttt” timbul memberi respon dengan mengecilkan volume musik, tapi setelah tengok kiri dan kanan dia tidak menemukan siapapun di sekitarnya, lalu sekali lagi dia keraskan musiknya tadi karena mungkin hanya salah dengar, ia belum curiga karena merasa aman sejak rumah ini di berikan sesajen berupa kembang. Dan beberapa lsaat kemudian suara itu kembali muncul tapi lebih keras..

“SSSssssstttt” Si Timbul kembali memelankan suara, dan sekali lagi dia bisa memastikan tidak ada seorang pun di rumah ini selain dia! Ada sesuatu yang menggedor-gedor dadanya, semacam firasat kurang baik, tapi gengsi dan harga dirinya terlalu mahal jika harus menyerah sekarang, maka dari itu sekali lagi dia keraskan volume speakernya, dan…..

“SSSHHHHHSSSSSHHHTTTTTTTTT!!!!” kali ini suara itu sangat keras, bahkan menurut timbul, sesuatu yang mengatakan itu berada persis di samping telinganya, ia bahkan bisa merasakan hembusan napas atau udara di sekitar kuping. Timbul yang sudah yakin bahwa itu bukan berasal dari sugestinya, akhirnya memilih menggadaikan harga dirinya yang tinggi dengan cara kabur keluar rumah sampai ada salah seorang dari kami kembali.

Si Timbul tidak langsung menceritakan hal itu kepada kami semua tentang kejadian yang baru dialaminya, karena malam itu segenap anggota perserikatan sedang merayu Lepuk agar mau cerita. Sejak tadi Lepuk menunjukan gelagat kurang baik, terlihat murung dan tidak banyak bicara.

“Koe kenapa to, Puk?” tanyaku sambil nyucup satu sloki anggur.

“Nganue, Ce….” Jawab Lepuk ragu.

“Nganu opo?” tanyaku lagi..

“Aku tadi mau donor darah buat temennya Bapakku” Lepuk mulai bercerita.

“Terus?” Gembi bertanya.

“Kan Bapak sama Ibu golongan darahnya B to, lahh pas tak cek tadi golongan darahku ternyata O” Jawab Lepuk dengan suara menurun. Mendengar pernyataan Lepuk, sontak kami semua duduk lebih berdekatan, anggur dan bir dingin kami tuang lebih banyak, dan mulai menghibur Lepuk.

“Jadi gini Puk, sebenernya kami semua wis ngerti kalau koe ini sebenernya bukan anak kandunge bapak ibumu. Koe ini sebenernya anak pancingan” Kata Kiyer berlagak serius sambil menepuk-nepuk pundaknya Lepuk.

“Kok koe bisa ngomong ngono Yer?” tanya Lepuk yang terkejut mendengar kenyataan dari Kiyer.

“Lohh, ngerti wae… Sebenernya, orang yang koe panggil simbah itu ya adalah bapak ibumu” Jawab kiyer lagi, si Lepuk langsung melotot begitu Kiyer mengatakan hal yang membuatnya seperti tersambar petir itu.

“Ho’o Puk.. Apalagi menurut ilmu genetik, golongan darahmu kui harusnya sama dengan bapak ibumu. B ketemu B kok jadi O waaaaahhh kromosom x dan y ga ketemu rumusnya” Ceper nyletuk dengan dalil biologi ngawurnya. Si Lepuk makin terlihat terpuruk.

“Jadi to, Bapakmu itu sebenernya itu kakakmu.. tapi karena lama ga di kasih anak akhirnya kamu diangkat anak buat pancingan. Coba koe inget-inget, jarak umurmu sama adik-adimu bedane jauh to” Si Gembi ikut-ikutan dan sukses membuat Lepuk kian tercabik-cabik batinnya.

“Golongan darahnya adikmu apa, Puk?” tanyaku.

“nganu… adikku golongan darahe B” jawab Lepuk. Mendengar jawaban Lepuk, kami semua langsung ngomong bebarengan.

“Naaaahhhhh, tenan to!” Lepuk mulai menunduk.

“Oh iyo, Puk.. aku inget, di rumahmu itu meja makannya punya berapa kursi?” Si Timbul menambahi.

“Ono… 1, 2, 3……. Cuma ada papat” Jawab Lepuk yang selesai berhitung dengan jarinya.

“Nahhh, kan kui artinya anggota keluarga cuma ada empat. Dan koe nggak termasuk, Puk” Pernyataan Timbul barusan semakin memperkeruh suasana hatinya Lepuk.

“Kalau foto-foto keluarga piye, Puk? Ada fotomu nggak?” Doyok ikut bertanya. Lepuk menggeleng.

“Sik di pasang di ruang tamu cuma fotone bapak sama ibu berdiri, trus adikku di kiri kanan” Jawab Lepuk lagi.

“Tapi nek di rumahe simbahmu ada fotomu nggak?” tanyaku.

“Wehhh iyo, dirumahe simbah malah ada fotoku” kata Lepuk, dan disambut dengan gegap gempita oleh kami.

“Nahhhhh.. tenan to!”

“Wis Puk, paling gak kamu itu harus bersyukur. Kakakmu itu sudah mau membesarkan koe dan nguliahin sampe sekarang” kata Kiyer sambil terus menepuk-nepuk pundaknya Lepuk.

“Asu kabeh! Niat mau curhat malah di apusi!” Jawab Lepuk yang sepertinya sudah sadar kalau sedang kami permainkan. Awkowokwokowok.. Bener yang dikatakan Ceper, kalau Lepuk ini terdiri dari 99% otot dan 1% pikiran. MEMPERKOSA SETAN SETAHUN DI KONTRAKAN BERHANTU JOGJA
**

Setelah kasus Lepuk kami tutup, akhirnya semua memutuskan untuk tidur di kamar masing-masing. Selain karena sudah mabuk berat, juga karena sudah Pukul 02:00 Pagi. Kecuali aku yang masih ingin nonton tv di ruang teman, karena waktu itu bioskop transtv sedang muter film Man In Black. Pas semua berjalan pergi, si Timbul membisiki sesuatu kepadaku.

“Ce, ati-ati lho.. aku tadi kena kejadian mistis lagi” begitu kata Timbul.

“Halah, kejadian opo, ngapusi!” kataku yang tidak percaya, karena merasa semua sudah aman sekarang.

Seluruh anggota perserikatan kembali ke kamar, aku menghabiskan sisa film yang mungkin sudah berjalan setengah. Suara Sekitar sudah hening, lampu-lampu sudah mati, kecuali lampu merah yang berada di lorong cassablanca. Sepertinya aku tidak kuat menahan ngantuk, sampai tidak sadar sejak kapan aku tertidur, tapi entah kenapa waktu itu aku terbangun tiba-tiba, dan di sampingku tidur ada seorang wanita cantik berambut panjang sebahu tersenyum kearahku. Dia mulai meraba wajahku dengan lembut, kemudian turun sampai ke daerah perut. Dan masih dengan tersenyum, dia mulai menaikiku yang tiduran terlentang…

“Ehh… Ehhhh, Mbak!”
MEMPERKOSA SETAN SETAHUN DI KONTRAKAN BERHANTU JOGJA
Diubah oleh ki.bogowonto 22-09-2019 21:46
disya1628
mcdodo
symoel08
symoel08 dan 50 lainnya memberi reputasi
51
Tutup