Kau memantiknya menjadi badai api Ketika musim semi mencoba menyapa dalam hening di senyum yg tak lagi ramah Jangan menanyakan ketika darah mengalir di air matamu Segala dendam menutup semua kasih Hanya belati menancap di dadamu yg bisa maklum, bahwa kau tak akan menemui sosok ramah itu lagi geran