Shock Terapi Saat Sholat di Masjid

Beranda
Komunitas
Story
Heart to Heart
Shock Terapi Saat Sholat di Masjid

anggorofff

17-08-2021 08:08

Shock Terapi Saat Sholat di Masjid

Photo by Konevi from Pexels

Hai Useless People! Gimana? Gak gimana-gimana? Yaudah, langsung aja kalo gak gimana-gimana.

Saya akan berbagi cerita pengalaman spiritual saya. Sholat di masjid. Terdengar biasa? Percayalah, ini memang biasa. Jadi jangan berharap berlebihan. Baca saja, nanti kalian juga menemukan hal menariknya. Mungkin.

Jadi, kemarin, setelah beberapa bulan, saya kembali sholat di masjid dekat kosan. Terakhir kali saya sholat di masjid mungkin pas bulan puasa. Tentu saja dengan tujuan memperkuat ketahanan pangan dan membantu pengurus masjid melenyapkan takjil.

Coba kalau saya gak ke masjid, pasti ada takjil yang terbuang. Membusuk dan menghasilkan gas metan yang memperparah pemanasan global. Orang yang sudah sedekah takjil pasti juga kecewa karena apa yang disedekahkan gak habis.

Kembali ke topik. Semua berjalan seperti adanya. Saya berjalan ke masjid karena jaraknya hanya selemparan batu. Melepas sandal. Langsung masuk karena saya sudah wudhu di kosan. Lalu duduk bersila menahan serangan AC dari 4 penjuru.

Beberapa menit berlalu, iqamah dikumandangkan. Jamaah segera mengisi shaf yang masih kosong.

Sholat dimulai, imam membaca Surat Al-Fatihah dengan lancar. Makmum dengan sigap menyahut ‘Aminnn’. Tiba saatnya membaca surat. Disini perjuangan saya untuk khusuk mulai terdegradasi.

“Alif lam mimmm”

Bentar. Walau saya belum khatam Al-Quran, tapi saya sangat familiar dengan ayat tersebut. Saya sepertinya tau itu ayat dari surat apa. Benar, Surat Al-Baqarah.

MODAR GAK KOEN!!!

Tentu saja saya bertanya-tanya “Kapan selesainya ini?”. Saya yakin imam gak akan membaca sampai ayat terakhir. Tapi itu melahirkan pertanyaan baru, “Imam mau baca sampai ayat berapa?”. Saya yakin makmum lain juga punya pertanyaan yang sama.

Sebenarnya, mendengar imam membaca surat yang panjang bukan hal aneh bagi saya. Biasanya di sholat Jumat dan sholat di akhir bulan puasa.

Tapi kasus kali ini beda. Jika di sholat Jumat, saya gak tahu surat apa yang imam baca. Jadi saya pasrah saja dan mendengarkan imam. Gak menebak-nebak kapan selesainya. Disini, saya tau imam baca surat apa. Saya tau suratnya panjang.

Sejenak, saya teringat pengajian KH. Anwar Zahid. Di pengajian itu kasusnya hampir sama. Diceritakan saat sholat Tarawih, setelah membaca surat Al-Fatihah, imam langsung membaca ayat yang ada di tengah Al-Quran. Tapi setelah membaca ayat tersebut, imam lupa kelanjutannya. Imam yang lupa, mengulang-ulang hingga tiga kali.

Makmum ada yang bertanya “Kelanjutannya gimana?”. Makmum lain menimpali “Aku sendiri ya gak tau”. KH. Anwar Zahid mau melanjutkan juga gak tau. Akhirnya di tengah situasi awkward tersebut ada anak yang teriak “Qulhu aja pakkk!!!”.

Tentu saya gak akan berteriak seperti anak kecil tersebut. Pertama, imam gak lupa ayat yang dibaca. Kedua, saya gak mau di banned oleh pengurus masjid.

Akhirnya saya ya melanjutkan sholat, dengan gak khusuk pastinya. Padahal tujuan saya ke masjid biar lebih khusuk dan gak menunda sholat. Tapi pas di masjid malah diberi shock terapi, wkwkwk.

Akhir kata. Saran saya buat imam sholat dimana pun anda berada, baca surat yang pendek saja. Karena kita gak tau apa makmum punya hal yang harus segera dikerjakan setelah sholat atau tidak.

Kalau mau baca surat yang panjang, jangan surat Al-Baqarah. Karena segak alim apa pun seorang makmum, bisa dipastikan makmum tau surat Al-Baqarah. Dan makmum tau jika surat Al-Baqarah adalah surat yang panjang. Itu membuat makmum down dan bertanya-tanya “Mau baca sampai ayat berapa?”.

Percayalah, makmum itu sangat mencintai imam yang sering membaca surat Al-Ikhlas dan An-Nas.

Jadi, apakah kalian juga punya pengalaman yang sama?

KEEP READ AND SOUND