Saat ini kita masih dihadapkan dengan penyebaran virus Corona, pemerintah menganjurkan para orang-orang untuk menjaga diri. Beberapa langkah melindungi para orang-orang agar terhindar dari infeksi virus corona, paling dasar menghimbau melakukan physical distancing. Kemudian menghimbau agar orang-orang tidak beraktivitas diluar rumah, karena jika terlalu banyak orang beraktivitas diluar rumah menimbulkan kerumunan. Dan yang paling baru himbauan untuk melindungi diri serta mencegah penyebaran virus corona, adalah dengan menyarankan semua orang mulai mengenakan masker ketika keluar rumah. Masker yang direkomendasikan bukanlah masker bedah, karena untuk saat ini masker bedah di prioritaskan kepada para petugas medis. Tetapi masker yang di rekomendasikan adalah masker kain, dan masker buatan sendiri dengan ditambah tisu. Namun apakah kedua masker itu lebih efektif dari masker bedah?
Himbauan untuk mulai mengenakan masker dari kain atau buatan sendiri agar terhindar dan mengurangi penyebaran virus corona, mulai di terapkan untuk semua orang. Namun apakah masker kain ataupun masker dengan tambahan tisu, sama efektifnya dengan masker bedah yang saat ini paling di rekomendasikan? Untuk mengetahui jawabannya Profesor dari Jepang mencoba melakukan pengujian.

Pengujian ini dilakukan oleh Dr Tomoaki Okuda, Profesor bidang Kimia dari Universitas Keio, Jepang. Untuk melakukan pengujiannya ini, Dr Tomoaki Okuda menggunakan alat Scanning Mobility Particle Sizer (SMPS). Alat ini digunakan untuk mengetahui seberapa baikkah kemampuan masker dalam menghalangi partikel yang masuk. Alat SMPS ini memiliki ujung berupa selang yang mampu menyedot udara, jadi cara ujinya setiap masker akan di kaitkan ke ujung selang. Agar lebih akurat hasil ujinya, alat SMPS ini di seting untuk mendeteksi partikel berukuran 20 dan 100 nanometer. Ukuran tersebut adalah ukuran dari partikel virus pada umumnya.
Baca Lainnya: Polusi Satelit Mengancam Bumi, Menganggu Kegiatan Astronomy
Pengujian Tanpa Masker

Pengujian pertama yang di lakukan Dr Tomoaki Okuda adalah menguji ketika manusia tidak mengenakan masker sama sekali. Hasil uji mesin SMPS menunjukkan, di ruangan itu (tempat Dr Tomoaki Okuda berada) ada 6.000 partikel per centimeter kubik yang berukuran antara 10 dan 150 nanometer.
Baca Lainnya: Polemik Masker di Pusaran Corona, Direkomendasikan, Dilarang, akhirnya Membingungkan
Pengujian Masker Bedah

Ketika melakukan pengujian masker bedah, hasil mesin SMPS menunjukkan angka 1.800 partikel per centimeter kubik berukuran seukuran virus yang terdeteksi. Keefektifan dari masker bedah memblokir partikel seukuran virus sebesar 70%, dari presentase ini menunjukkan bahwa masker bedah efektif menyaring partikel seukuran virus.
Baca Lainnya: Konten Porno dan Ancaman Virus Corona. Kontra, namun menjadi Teman
Pengujian Masker Kain

Masker kain ini bukannlah masker kain yang dibeli di toko-toko, namun Dr Tomoaki Okuda mensimulasikan masker kain buatan sendiri, dengan sapu tangan sebagai bahan pembuatnya. Di percobaan ini sapu tangan dilipat sebanyak tiga kali, jadi ada enam lapisan kain. Hasil yang keluar dari alat SMPS untuk pengujian masker dari kain ini, sama seperti masker bedah. Muncul hasil 1.800 partikel per centimeter kubik yang berhasil melewati masker dari kain sapu tangan ini.
Baca Lainnya: Moskow mulai Melarang Lansia Keluar Rumah, tapi khusus Lansia ini Bebas. Kok Bisa?
Pengujian Masker dengan Tisu

Seperti himbauan dari para ahli, saat ini dianjurkan membuat masker yang di lapisi dengan tisu. Namun apakah tisu efektif digunakan sebagai masker. Di percobaan ini tisue yang digubakan sebanyak tiga lembar dan di lipat, jadi total ada enam lapis tisu. Hasil dari mesin SMPS menunjukaan, keefektifan tisu untuk dijadikan masker terlihat angka 1.000 partikel per centimeter kubik yang berhasil melewati lapisan enam tisu. Ini menunjukkan bahwa enam lapis tisu memiliki keefektifan menyarin partikel sebesar 80%, hasil ini lebih tinggi di banding masker bedah.
Dari hasil pengujian yang dilakukan oleh Dr Tomoaki Okuda ini, menunjukkan masker dengan bahan kain sama efektifnya dengan maskser bedah. Kemudian enam lapis tisu bisa lebih efektif dalam menyaring partikel dibanding masker kain ataupun masker bedah sekalipun. Jadi mari mulai menggunakan masker kain untuk melindungi kita dari penyebaran virus corona, apalagi jika masker kain ini ditambahkan enam lapis tisu, maka akan semakin efektif menyaring partikel seukuran virus. Pilih juga masker kain dengan bahan yang bagus, tingkat kerapatan kainnya tinggi jadi daya saringnya baik. Jangan lagi membeli masker bedah, biarkan masker bedah untuk mereka para tenaga medis.
Untuk lebih jelasnya mengenai uji coba di atas, bisa lihat video ini: