- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Disetubuhi Makhluk Raksasa Di Gunung


TS
far18
Disetubuhi Makhluk Raksasa Di Gunung

Quote:

Gambar hanya Ilustrasi, bukan aktor sebenarnya
Saat aku tenggelam dalam kerumitan penyusunan skripsi dan bisikan dosen pembimbing yang setiap malam menghantui, tiba-tiba Chia menghubungiku dan membicarakan hal yang mungkin akan aku tolak.
"Ayo kak ikut, kita kurang satu orang nih!" Ajak Chia di telepon.
Aku terus berpikir dan mencari alasan kenapa aku harus mengambil risiko ini lagi.
"Hmm.. memang yang ikut siapa aja?" Tanyaku.
"Ada 3 teman cowok ku dan 1 cewek, ayolah kamu kan berpengalaman" Kata Chia.
Mungkin ini memang bukan menjadi pendakian pertamaku ke Gunung Merbabu. Tapi bagiku inilah yang membuatku takut dan berpikir dua kali, karena pada pendakian pertama tiga tahun lalu, temanku mengalami kejadian mistis yang menyebabkan kecelakaan saat berkendara menuju basecamp, lututnya hancur dan pendakian harus berhenti sampai sabana saja. Tapi mungkin kini saatnya aku menantang diri untuk bisa sampai puncak.
"Ayo kak, nanti aku kasih yang kayak kemarin deh, hihi" bisik Chia di telepon.
"Hussh.. di gunung bahaya tau, oke deh aku ikut, tapi jangan cuma wacana ya" jawabku.
"Iyalah pasti sayang, oke nanti malam kita meeting ya bareng yang lain di cafe biasa, daah, mwah!" Kata Chia seiring putusnya telepon.
Chia adalah adik angkatan di kampusku, kami beda jurusan tapi memang sudah cukup dekat di kegiatan kampus.
Malam itu kami bertemu di sebuah cafe untuk membicarakan rencana pendakian
"Kalau ga mau terasa capek sih mending malam aja, tapi kita ga bisa lihat pemandangan" ujar Aldi
"Aku sih oke aja, untuk headlamp nanti aku cari bareng Zaki, iya kan Zak?" Kata Fauzan.
"Iya sip lah, kita sambil nyari tenda juga, tapi logistiknya gimana?" Tanya Zaki.
"Biar aku sama Anggi aja, nanti kita siapin buat kita berenam" Ujar Chia.
Kami pun sepakat untuk mendaki pada malam hari. Saat itu pun tiba, kami berkumpul di kosan Fauzan. Aku tiba di kosan pada siang hari, sementara yang lain belum datang karena masih mempersiapkan perlengkapan.
Sore pun tiba, hujan turun sangat deras hingga petang, seakan mencegah kami untuk berangkat. Terlintas di pikiranku sebuah pertanyaan, ada apa ini? Ternyata ini bukan halangan satu-satunya, saat kami menepi di SPBU Magelang, ban motor yang aku dan fauzan tumpangi ternyata bocor. Aku merasa ada yang aneh dengan pertanda alam ini.
Gerimis masih membasahi jas hujan plastik yang kami kenakan. Perjalanan tetap berlanjut, hingga kami sampai di basecamp pukul sebelas malam.
"Anjing dingin banget woy di jalan tadi" kata Aldi.
"Hush! Dijaga omongannya, ini di tempat orang" kata Fauzan.
"Yaudah kita istirahat dulu sambil nunggu hujan reda, yuk Gi kita beli Cup Mie dulu, laper nih" kata Chia.
Setelah istirahat, kami bersiap untuk mendaki, Fauzan membagikan headlamp.
"Kita berdoa dulu ya, ingat apapun yang terjadi kita ga boleh terpisah, bareng-bareng aja ya" kata Fauzan.
Setelah berdoa, kami pun berangkat, tapi ada yang aneh saat kami mulai mendaki.
"Tadi bukannya habis ujan deras ya, kok tanah di sini kering sih?" Tanya Chia.
"Iya nih kok aneh ya, hmm, yaudah lah ga penting, yuk lanjut, kalau ada yang capek bilang ya" ujar Fauzan.
Perjalanan kami pun lancar dan tidak terkendala cuaca. Kami menyempatkan untuk beberapa kali istirahat untuk berfoto ria, walaupun hanya dengan kamera hp.
Hingga hamoir pos 2, kami semua merasa haus dan memutuskan untuk berhenti sebentar
"Haduh, masih lama ya?" Tanya Anggi.
"Tenang bentar lagi kok, aku minta airnya gi" kataku.
Anggi memberikan botolnya padaku, setelah istirahat kami memutuskan untuk lanjut. Saat aku berdiri tiba-tiba seperti ada yang menarik tas ku ke belakang.
"Astaga!" Teriak ku.
Aldi langsung menarik tanganku sebelum terjatuh.
"Hampir aja masuk jurang, tasnya keberatan kali" Aldi melepas tasku.
"Kamu kenapa? Sini duduk dulu" Ajak Chia. Lalu ia mencoba memijit pundakku. Saat itu aku memang merasa kepalaku sedikit pusing saat berdiri tadi.
"Ini makan dulu" Kata Anggi. Ia menyuapi beberapa kue dari kantongnya.
Aku sangat bersyukur memiliki teman-teman yang baik. Mereka menolongku disaat-saat sulit.
"Semangat ya, sebentar lagi sampai kok" bisik Chia. Lalu Ia melepas pelukannya dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan.
Berkat semangat dari teman-teman, kami pun melewati tanjakan menuju pos 3 yang cukup terjal dan berpasir, sehingga aku sempat terperosok dan menimpa Anggi yang ada di belakangku. Kami berdua terguling beberapa meter
"Aduh, maaf Anggi kamu gapapa?" Tanyaku sambil membersihkan rambutnya dari pasir.
"Iya gapapa, tapi aku takut" Kata Anggi seraya memelukku erat. Aku pun membersihkan jaket Anggi yang terkena debu.
"Sudah ga usah takut, sebentar lagi kita sampai" Ujarku. Lalu aku mengelap pipi Anggi yang kotor dengan sapu tangan. Dan kami pun melanjutkan perjalanan.
Waktu menunjukkan pukul 3, kami memutuskan untuk mendirikan tenda di lereng dekat sabana dan kami makan perbekalan bersama. Setelah makan kami memutuskan untuk tidur. Tetapi Chia malah mencubit perutku
"Aku mau pipis, temenin" Kata Chia.
Lalu aku pun bangun dan menemani Chia mencari tempat pipis.
"Disitu aja, aku nunggu di sini" kataku.
"Tapi aku takut nih gimana dong" kata Chia sambil memeluk tanganku.
"Udah gapapa ada aku" ujarku. Lalu Chia pun mengangguk dan pergi menuju semak-semak. Tapi aku mendengar suara foto blitz. Cekrek!
"Kok malah foto2 Chia?" Tanyaku
"Abis gelap banget ga kelihatan tadi" jawab Chia.
"Heuh bilang aja narsis" kata ku.
"Apasih, bilang aja mau ngintip, nih fotonya nih nih" Chia malah memperlihatkan fotonya padaku.
Aku membalasnya dengan mengacak-ngacak rambutnya. Kami pun berjalan kembali menuju tenda
"Eh kamu ga ngerasa dingin apa?" Tanya Chia, tangannya semakin erat menggenggam jemariku.
"Ya dingin dong, belum ada matahari" jawabku.
Tiba-tiba Chia membuka jaketnya dan menuntun tanganku kepada kehangatan diantara dinginnya udara malam.
"Kamu mau?" Tanya Chia seraya menatapku dalam.
Aku balas menatap mata Chia yang cantik, kepalaku menggeleng sambil tersenyum.
"Ngga perlu, ini di gunung, kita pengin baik-baik aja kan?" Ujar ku.
Lalu Chia pun kembali menurunkan tanganku dan memasukkan ke kantong jaketnya.
"Oke, kalau gini gapapa kan" kata Chia. Ku balas dengan senyuman.
Setelah sampai tenda, kami pun tidur kembali, tapi beberapa menit setelah memejamkan mata, Chia mengeluarkan suara erangan, wajahnya berkeringat, tangannya menggenggam erat tanganku.
Aku mencoba membangunkan Chia tetapi tidak bisa karena di sebelah kiri ada Anggi yang juga sedang tidur memelukku. Lalu aku hanya bisa berbisik kepada Chia
"Chia tenang" bisikku, tak lama kemudian Chia mulai bisa tidur dan ia memelukku juga, kurasakan tanganku menyentuh celana Chia yang basah. Kami pun terlelap di dalam kehangatan dan kebersamaan.
Aku terbangun pukul 7 pagi karena cahaya matahari yang menerobos langit tenda dan yang lain masih tidur.
Kuseruput kopi kaleng yang dingin ala pegunungan. Tak lama kemudian Chia bangun dan duduk di sampingku.
"Minta kopinya dong, aku kayak capek banget nih" kata Chia.
"Iya orang semalam aku denger kamu teriak-teriak gitu" kataku.
"Eh kamu jangan bilang siapa-siapa ya, semalam aku mimpi disetubuhi sama makhluk gede banget" kata Chia.
"Mimpi apa mimpi? Tuh celana kamu masih basah gitu, kirain ngompol, haha" ujar ku.
"Ih enak aja, aku juga ga tau bisa basah kayak gini, huh" jawab Chia
"Makanya kalau lagi pipis jangan sambil foto-foto" ujar ku.
"Iya sih habis gimana semalam kan gelao banget" kata Chia.
Setelah itu yang lain pun bangun dan kami memutuskan untuk memasak mie instan dan segera pulang.
Dari pengalaman ini kami mendapat pelajaran bahwa saat di gunung kita perlu menjaga sikap dan tata krama.
-Tamat-
Spoiler for Sumber:
Foto : IG Azizi JKT48
Quote:
Diubah oleh far18 01-11-2019 13:06






zafinsyurga dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.9K
Kutip
3
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan