Brian Wells, cuma orang biasa yang tinggal di daerah Erie, Pennsylvania. Menurut tetangga dan kerabatnya, Wells bisa dibilang tipe cowok yang "suamiable", kelakuannya baik, suka nolong tetangga dan dia cuma hidup sendiri sama kucingnya. Wells juga bekerja di
Mama Mia Pizzeria, restoran sejenis P*zza Hut yang berlokasi di kota yang sama tempat Wells tinggal.
Persis tanggal 28 Agustus 2003, Wells mendapat pesanan 2 pizza sosis dan 1 pizza pepperoni berukuran L. Wells diminta untuk mengantarkan pizza tersebut ke 8631 Peach Street yang jaraknya sekitar 6 kilometer dari tempat Wells bekerja. Wells akhirnya bergegas langsung ke alamat tersebut. Setelah Wells sampai ke tempat tujuan, yang dia temukan bukan perumahan tetapi malah tempat pemancar sinyal yang jauh dari jalan raya dan penuh dengan pohon pohon lebat.
Sekitar 20 menit setelah Wells mengantarkan pizza, menurut saksi mata, Wells terlihat masuk ke dalam
PNC Bank mengenakan kalung besi besar dengan tonjolan sebesar kotak sepatu di dadanya, membawa tongkat yang bentuknya aneh, dan mengenakan kaos putih yang bertuliskan "GUESS" (bukan GUESS brand terkenal ya, tapi baju putih dipilok tulisannya itu). Brian Wells pun akhirnya mendekati teller bank sambil memberikan sebuah amplop dan tas olahraga ukuran besar. di amplop tersebut berisi kertas yang bertuliskan
"Saya membawa bom leher dan senapan yang disamarkan, Kumpulkan semua karyawan yang mempunyai kode brangkas dan isi tas dengan uang sebanyak $250.000. Waktu kalian hanya 15 menit"
Brian Wells pun mengangkat kaosnya sambil nunjukin
Bom yang menggantung di lehernya (makin kesini malah makin mirip SAW)
Teller bank tersebut bilang kalau akses ke brankas utama belum tersedia karena semua staff pemegang kunci brankas sedang cuti, jadi ia hanya bisa memberikan $8.702dari laci counter.
Salah satu staff bank beranjak dari tempatnya untuk memberitahukan para nasabah yang ada di bank untuk pergi secara perlahan, satu nasabah juga menelpon 911 untuk melaporkan perampokan yang sedang terjadi
3 menit kemudian, Wells pun akhirnya keluar dari bank dan langsung naik ke mobilnya, tetapi polisi sudah bergerak cepat dan langsung meringkus wells. Wells pun akhrinya diborgol dan diperintahkan untuk duduk ditempat. Sebagian polisi menginterogasi Wells dan menginterogasi mobilnya. Di mobil Wells ditemukan senapan yang disamarkan menjadi tongkat dan kertas kertas instruksi yang ditujukan untuk Wells. (udah kayak james bond aja)

Kertas instruksi yang pertama berisi
"Keluar dari bank dengan membawa uangnya, dan pergi ke McDonalds terdekat. Keluar dari mobil dan jalan ke papan bertuliskan 'Drive Thru 24 jam'. Didekat papan ada rerumputan dan batu dengan kertas, kertas itu berisi intsruksi mu yang selanjutnya."
Kertas instruksi yang lain juga bertuliskan
"Bom ini hanya dapat dijinakan dengan mengikuti instruksi kami, gerak cepat atau anda akan mati."
Ketika interogasi, Wells mengatakan bahwa ada bom di lehernya yang dipasang oleh segerombolan orang berkulit hitam yang menyuruhnya untuk merampok bank, ia harus mencari kombinasi password dari instruksi instruksi yang disebarkan untuk menjinakkan bom di lehernya. Ia juga mengatakan bahwa ia sedang diintai oleh mata mata, jika ia gagal mengantarkan uangnya ke tempat yang ditentukan,
bomnya akan diledakkan secara paksa.
Polisi pun mundur sambil merasa ragu, karena menurut mereka ini semua cuma akal akalan Wells tapi mereka juga tidak mau ambil resiko dan memanggil tim gegana. Pada pukul 15:18 bom leher wells pun mengeluarkan bunyi bip yang keras dan berulang ulang. Wells pun akhirnya berteriak:
"Kenapa tidak ada yang mencoba untuk menolongku? Tolong lepaskan benda ini, waktu ku sudah tidak banyak, sebentar lagi akan meledak, saya tidak bohong, apa bos ku sudah tau?"

Beberapa saat kemudian,
bomnya pun meledak, ledakan itu membuat lubang besar di dada Wells dan ia langsung meninggal ditempat. Sesaat setelah bomnya meledak, tim gegana akhirnya sampai ke TKP, hanya telat beberapa menit saja. (no gambar yak, gore, meledaknya ada di video diatas tapi rada di sensor juga si

)
Banyak pihak yang kebingungan dengan kejadian ini, banyak yang mengira bahwa Wells adalah korban karena ia mau tidak mau harus melakukan apapun perintah orang/kelompok yang menyanderanya dengan bom. Tapi ada juga yang berfikiran kalau Wells sendiri adalah tersangkanya tapi ia menggunakan bom leher sebagai alibi di pengadilan, sayangnya dia gak sempat datang ke pengadilan.
Sampai sekarang, tersangka utama dari kasus ini masih belum ditentukan dan kemungkinan orangnya masih berkeliaran diluar sana.